Warga Geruduk Kades karena Mati Lampu Jelang Ikatan Cinta Tayang, Netizen: 'The Power of Emak-Emak'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini netizen dihebohkan dengan pemberitaan di Desa Pandak, Kecamatan Sumpyuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang warganya mendatangi kepala desa (kades) gara-gara listrik padam menjelang jam penayangan sinetron Ikatan Cinta.
Warga yang didominasi remaja serta kaum ibu itu tampaknya tidak sabar menunggu listri menyala dan takut melewatkan sinetron yang tengah naik daun tersebut. Sebab, listrik tak kunjung menyala sejak sore hari.
Menurut Kades Pandak Abbas Wahyudi, awalnya warga hanya mengirimkan pesan melalui WhatsApp, namun lama-kelamaan ada yang langsung datang menemui dirinya.
Sementara itu, melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap sinetron Ikatan Cinta, membuat netizen berkomentar. Dalam unggahan artikel di akun Lambe Turah, ada beberapa netizen yang mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah bukti dari kekuatan ibu-ibu penggemar Aldebaran dan Andin.
“The power of emak-emak,” tulis salah satu akun.
“Pasti pasukan ibu-ibu pengagum mas Aldebaran,” ucap akun lain.
“Untuk film yang mudah dicerna masyarakat, baik kalangan atas sampai bawah bukan berlebihan kalau penonton takut kehilangan satu episode pun,” timpal yang lain.
Warga yang didominasi remaja serta kaum ibu itu tampaknya tidak sabar menunggu listri menyala dan takut melewatkan sinetron yang tengah naik daun tersebut. Sebab, listrik tak kunjung menyala sejak sore hari.
Menurut Kades Pandak Abbas Wahyudi, awalnya warga hanya mengirimkan pesan melalui WhatsApp, namun lama-kelamaan ada yang langsung datang menemui dirinya.
Sementara itu, melihat animo masyarakat yang tinggi terhadap sinetron Ikatan Cinta, membuat netizen berkomentar. Dalam unggahan artikel di akun Lambe Turah, ada beberapa netizen yang mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah bukti dari kekuatan ibu-ibu penggemar Aldebaran dan Andin.
“The power of emak-emak,” tulis salah satu akun.
“Pasti pasukan ibu-ibu pengagum mas Aldebaran,” ucap akun lain.
Baca Juga
“Untuk film yang mudah dicerna masyarakat, baik kalangan atas sampai bawah bukan berlebihan kalau penonton takut kehilangan satu episode pun,” timpal yang lain.
(tsa)