Formulasi Produk Hiperpigmentasi Terbaru Hadir di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Angka kejadian okronosis di Indonesia terbilang besar. Hal itu dikarenakan banyaknya masyarakat yang menggunakan produk brightening hidrokuinon terlalu berlebihan dan tanpa pengawasan dokter.
Karenanya, kulit wajah menjadi tebal dan timbul flek biru karena pigmen mengendap di bawah kulit sehingga sulit dikeluarkan. Tak jarang produk tersebut beredar di online marketplace tanpa rekomendasi dokter.
Hidrokuinon merupakan gold standard kedokteran dalam terapi hiperpigmentasi, tetapi dalam penggunaannya tidak disarankan lebih dari 6 bulan serta perlu hati-hati digunakan oleh ibu hamil dan menyusui juga pemilik kulit sensitif.
Hal ini membuka mata Regenesis Indonesia bahwa dengan angka kejadian hiperpigmentasi yang tinggi di Tanah Air karena iklim tropisnya pasti memerlukan produk dengan tingkat keefektifan yang setara hidrokuinon tetapi memiliki profil keamanan yang lebih tinggi.
Regenesis Indonesia yang merupakan Aesthetic Bussiness Provider menghadirkan sediaan baru dengan zat aktif DEPI-ACT COMPLEX hasil paten dari partnernya ISISPHARMA PARIS, yang mana juga dilengkapi suncreen yang bisa meng-cover sinar UV A, UV B, dan blue light dengan brand Neotone Prevent SPF 50 dan Neotone Sensitive. Produk ini hadir untuk menjawab kebutuhan market akan keefektifan yang setara dengan hidrokuinon tetapi memiliki profil keamanan yang baik untuk ibu hamil dan menyusui, bahkan untuk kulit yang sensitif.
Selain itu, Regenesis juga sukses menggelar webinar launching Neotone Prevent SPF 50 dan Neotone Sensitive pada 20 Maret 2021 dan dihadiri oleh lebih dari 1.000 dokter spesialis kulit dan kelamin serta GP Estetik.
“Webinar berskala internasional ini sengaja diselenggarakan karena tidak hanya mengundang dokter di Indonesia, tetapi juga negara-negara di Asia,” kata Sales and Marketing Director Regenesis Emmy Noviawaty dalam siaran persnya belum lama ini.
Webinar tersebut mendatangkan pembicara berkaliber dunia seperti Prof Goh Chee Leok - seorang Ahli Dermatologi dari Singapura, dan Dr. dr. Shannaz Nadia Yusharyahya, SpKK(K), MHA, Ketua Kelompok Studi Dermatology Geriatri di RSCM Jakarta, dan dimoderatori oleh Dr. Inneke Jane, SpKK, M.Kes yang kerap kali menjadi speaker internasional.
Karenanya, kulit wajah menjadi tebal dan timbul flek biru karena pigmen mengendap di bawah kulit sehingga sulit dikeluarkan. Tak jarang produk tersebut beredar di online marketplace tanpa rekomendasi dokter.
Baca Juga
Hidrokuinon merupakan gold standard kedokteran dalam terapi hiperpigmentasi, tetapi dalam penggunaannya tidak disarankan lebih dari 6 bulan serta perlu hati-hati digunakan oleh ibu hamil dan menyusui juga pemilik kulit sensitif.
Hal ini membuka mata Regenesis Indonesia bahwa dengan angka kejadian hiperpigmentasi yang tinggi di Tanah Air karena iklim tropisnya pasti memerlukan produk dengan tingkat keefektifan yang setara hidrokuinon tetapi memiliki profil keamanan yang lebih tinggi.
Regenesis Indonesia yang merupakan Aesthetic Bussiness Provider menghadirkan sediaan baru dengan zat aktif DEPI-ACT COMPLEX hasil paten dari partnernya ISISPHARMA PARIS, yang mana juga dilengkapi suncreen yang bisa meng-cover sinar UV A, UV B, dan blue light dengan brand Neotone Prevent SPF 50 dan Neotone Sensitive. Produk ini hadir untuk menjawab kebutuhan market akan keefektifan yang setara dengan hidrokuinon tetapi memiliki profil keamanan yang baik untuk ibu hamil dan menyusui, bahkan untuk kulit yang sensitif.
Selain itu, Regenesis juga sukses menggelar webinar launching Neotone Prevent SPF 50 dan Neotone Sensitive pada 20 Maret 2021 dan dihadiri oleh lebih dari 1.000 dokter spesialis kulit dan kelamin serta GP Estetik.
“Webinar berskala internasional ini sengaja diselenggarakan karena tidak hanya mengundang dokter di Indonesia, tetapi juga negara-negara di Asia,” kata Sales and Marketing Director Regenesis Emmy Noviawaty dalam siaran persnya belum lama ini.
Webinar tersebut mendatangkan pembicara berkaliber dunia seperti Prof Goh Chee Leok - seorang Ahli Dermatologi dari Singapura, dan Dr. dr. Shannaz Nadia Yusharyahya, SpKK(K), MHA, Ketua Kelompok Studi Dermatology Geriatri di RSCM Jakarta, dan dimoderatori oleh Dr. Inneke Jane, SpKK, M.Kes yang kerap kali menjadi speaker internasional.
(tsa)