Kecewa Anak Dijemput Paksa, Atalarik Syach Tulis Surat Terbuka

Selasa, 04 Mei 2021 - 17:50 WIB
loading...
Kecewa Anak Dijemput Paksa, Atalarik Syach Tulis Surat Terbuka
Kecewa Anak Dijemput Paksa, Atalarik Syach Tulis Surat Terbuka. Foto/Instagram.
A A A
JAKARTA - Atalarik Syach menulis surat terbuka setelah anaknya dijemput paksa mantan istri, Tsania Marwa . Surat yang berisi kekecewaan itu, dibagikan Atalarik lewat postingan di Instagram pribadinya.

Dalam surat tersebut, Atalarik menganggap kedatangan Tsania, pihak polisi dan pengadilan untuk eksekusi anak mereka sangat memaksa. Ia menilai, penjemputan yang dilakukan Tsania terkesan berlebihan.

Menurut pria 47 tahun itu, apa yang dilakukan Tsania bisa memengaruhi psikologis sang anak hingga menyebabkan stres dan berujung ricuh.

“Tindakan Pengadilan Agama Cibinong dalam melaksanakan Eksekusi terhadap anak (seharusnya dapat dibedakan bukan seperti eksekusi tanah/ barang) dengan mengerahkan puluhan polisi dari Polres Cibinong dan PROVOS adalah tindakan yang berlebihan dan memancing kerusuhan,” tulis Atalarik dikutip Selasa (4/5).

Kecewa Anak Dijemput Paksa, Atalarik Syach Tulis Surat Terbuka




Eksekusi tersebut terjadi saat Atalarik sedang tak ada di rumah dan berlangsung selama hampir 6 jam dengan tindakan pemaksaan yang dilakukan terhadap kedua anaknya. Dalam surat terbukanya, Atalarik menjelaskan sikap anaknya yang sudah secara terang-terangan menolak untuk ikut bersama Tsania.

“Terlebih ketegangan dan keresahan anak-anak saya yang mendapat tindakan eksekusi selama hampir 6 jam, tanpa mempedulikan pengaruh psikologis terhadap anak-anak saya, padahal anak-anak sudah berteriak puluhan kali menolak terang-terangan ikut ibunya,” jelas kakak dari Teddy Syach itu.

Atalarik juga menyampaikan harapannya agar tidak ada lagi pihak yang memaksa sang anak. Menurut aktor kelahiran Surabaya, 2 Juni 1973 ini, upaya eksekusi yang dilakukan Pengadilan Agama Cibinong tersebut dinilai melanggar Undang Undang Perlindungan Anak.

Ditambah lagi, Atalarik menyayangkan adanya bentuk tekanan dari pihak eksekutor terhadap ibunya yang sudah berusia 74 tahun saat itu.


“Alhamdulillah anak-anak yang punya hati dan perasaan masih memilih bersama saya, adapun surat terbuka yang tertuang dalam Photo 2-10 adalah sebagai bentuk menunjukan kebenaran dan apa yang sebenarnya terjadi,” tulis Atalarik.
(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2587 seconds (0.1#10.140)