Bukan Cuma Kehamilan, Ini Penyebab Munculnya Stretch Mark pada Wanita

Rabu, 05 Mei 2021 - 05:25 WIB
loading...
Bukan Cuma Kehamilan,...
Kebanyakan ibu hamil mengalami stretch mark. Foto Ilustrasi/Cdc.gov
A A A
JAKARTA - Stretch mark kerap menjadi masalah bagi sebagian perempuan. Meskipun itu adalah hal yang normal, namun tidak jarang stretch mark di bagian tubuh tertentu membuat seseorang tidak percaya diri.

Stretch mark atau dikenal dengan istilah striae merupakan kondisi pada kulit di mana muncul garis-garis beruntai. Umumnya, stretch mark atau gurat peregangan ini muncul akibat kehamilan.



“Pada ibu yang hamil dan melahirkan stretch marks muncul karena kulit meregang seiring usia kehamilan serta kenaikan berat badan secara drastis. Karena peregangan yang melampaui kemampuan kulit untuk memproduksi kolagen yang cukup dan memperbarui jaringan penghubung kulit, akibatnya kulit seolah pecah dan timbul garis-garis stretch mark,” kata dr Dara Ayuningtyas, Head of Medical And Training ZAP Clinic, dikutip dari siaran pers, Selasa (4/5).

Selain karena kehamilan, stretch mark juga bisa muncul karena kenaikan berat badan secara signifikan atau obesitas, pertumbuhan yang sangat cepat pada remaja, efek samping obat, atau peningkatan ukuran otot melalui angkat beban.

Dokter Dara menjelaskan, terdapat dua jenis stretch mark yang biasa dialami perempuan, yaitu striae rubra dan striae alba. “Striae rubra berbentuk guratan garis putih memanjang, berbatas tegas, banyak dan simetris. Biasanya berwarna merah hingga ungu dengan tekstur garis yang menonjol,” kata dr Dara.

Sedangkan, striae alba merupakan kondisi yang lebih parah, ditandai dengan garis hipopigmentasi dan terjadinya atrofi pada epidermis dan dermis. Jenis stretch mark ini biasanya membentuk garis cekung, berkerut, dan berwarna putih.

Lantas, bagaimana cara mengusir stretch mark? Di zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi, menghilangkan stretch mark dapat dilakukan dengan lebih cepat melalui perawatan Platelet-Rich Plasma atau PRP. Apa itu?

Ciri khas dari perawatan PRP adalah darah pasien diambil untuk diolah menjadi plasma darah kaya trombosit. Perawatan ini berfungsi untuk meningkatkan produksi kolagen, mempercepat proses penyembuhan luka dan memperbaiki elastisitas kulit sehingga pada akhirnya dapat mengurangi penampakan stretch mark.

“Darah kita mengandung plasma yang kaya akan platelet atau trombosit yang mengandung ratusan protein growth factor. Kandungan ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka, termasuk di antaranya untuk memulihkan kondisi kulit dari stretch mark,” terang dr Dara.

Untuk darah yang diambil dari tubuh pasien, akan diolah terlebih dulu dengan teknologi khusus sehingga mendapatkan plasma darah kaya trombosit yang lebih banyak 5-10 kali lipat dari konsentrasi normal. Setelah darah diambil, dokter akan memeriksa kualitas darah dan plasmanya.



Kualitas ini ditentukan dari kesehatan tubuh pasien, termasuk dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi dan pola hidup yang dijalankan pasien. Jika kualitasnya tidak bagus, maka perawatan PRP yang dilakukan pun hasilnya tidak akan maksimal.

“Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang tidak diperkenankan untuk menjalani perawatan PRP, yaitu orang dengan HIV/AIDS, riwayat hepatitis B & C, kanker, hamil, dan riwayat gangguan trombosit,” ujar dr Dara.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1536 seconds (0.1#10.140)