Imbas Tsunami COVID-19 di India, Puluhan Jenazah Terdampar di Sungai Gangga

Rabu, 19 Mei 2021 - 13:08 WIB
loading...
Imbas Tsunami COVID-19...
Sejak awal Mei 2021, puluhan jenazah dilaporkan terdampar di tepi Sungai Gangga, India. Foto/Dw.com
A A A
JAKARTA - Sejak awal Mei 2021, puluhan jenazah dilaporkan terdampar di tepi Sungai Gangga, India. Beberapa penduduk desa mengatakan bahwa mereka terpaksa meninggalkan jenazah di dalam air di tengah melonjaknya biaya pemakaman dan kekurangan kayu untuk kremasi.

Para ahli mengatakan, krisis kesehatan dapat diprediksi dan negara-negara kaya dapat berbuat lebih banyak untuk mencegahnya.



“Pandemi sekali lagi menyoroti ketidaksetaraan internasional yang ekstrem dalam akses ke vaksin dan obat-obatan yang menyelamatkan nyawa,” kata Profesor Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan di Universitas Manchester, Bina Agarwal, sebagaimana dilansir Time, Rabu (19/5).

Pemerintah India dinilai gagal memesan cukup vaksin untuk populasinya atau meningkatkan program vaksinasi dengan cukup cepat. Namun, selama berbulan-bulan, Amerika Serikat (AS) juga memblokir ekspor bahan mentah penting yang dibutuhkan India untuk memproduksi vaksin, dan menimbun 20 juta vaksin AstraZeneca meskipun FDA tidak mengizinkan penggunaannya.

Meskipun Presiden AS Joe Biden telah mengirimkan bahan baku vaksin yang sangat dibutuhkan ke India dan berjanji untuk mengekspor vaksin AstraZeneca, akan butuh waktu lama bagi India untuk menyusul. Sebab, hanya 2,8% dari populasi yang telah divaksinasi penuh sejak 12 Mei 2021.

Gelombang pertama COVID-19 di India mencapai puncaknya pada September 2020. Kondisi tersebut sangat parah pada saat gelombang itu mulai menghilang, hampir 100.000 orang telah meninggal di seluruh negeri, menurut statistik resmi.

Hal memprihatinkan lain terjadi di negara-negara Afrika yang berpenduduk padat. Varian B1617 telah dilaporkan di Angola, Rwanda, dan Maroko. Wabah baru juga mengancam untuk menggagalkan rencana pemulihan ekonomi paska pandemi.



Sektor pariwisata penting Nepal terhenti pada 2020. Sebagai ganti rugi, negara Himalaya tersebut menyetujui sejumlah izin pendakian untuk Mount Everest tahun ini, yang berarti Base Camp pendakian dipadati sekitar 1.300 pendaki dan staf pendukung.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3330 seconds (0.1#10.140)