Covid-19 pada Anak Melonjak, Protokol Kesehatan Keluarga Perlu Ditegakkan Lagi

Jum'at, 25 Juni 2021 - 05:33 WIB
loading...
Covid-19 pada Anak Melonjak,...
Gandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kuatkan kembali peran Forum Anak sebagai Pelopor dan Pelapor. / Foto: ilustrasi/Okezone/Arif Julianto
A A A
JAKARTA - Kasus konfirmasi Covid-19 pada anak kini kian melonjak. Angka penularan mencapai 12,5 persen dari kasus terkonfirmasi positif secara Nasional, atau sekitar 117.000 anak dengan tingkat kematian 3-4 persen.

Baca juga: Masyarakat Diajak Bekerjasama Atasi Ledakan Covid-19 dengan Melakukan Ini

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) segera menguatkan kembali peran Forum Anak sebagai Pelopor dan Pelapor (2P), yakni pelopor dan pelapor dalam penanggulangan Covid-19. Kemudian menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengatakan, peningkatan keterpaparan anak terhadap Covid-19 merupakan tantangan yang perlu untuk segera di atasi. Kemudian forum Anak sudah ada di 34 Provinsi, 458 Kab/kota, bahkan di tingkat desa telah terbentuk.

"Meningkatnya keterpaparan (Covid-19) terhadap anak-anak, mudah-mudahan mereka bisa melaksanakan perannya sebagai pelopor dan pelapor. Untuk bisa melakukan itu, mereka harus diperkaya kembali dengan pemahaman dan pengetahuan dari ahli," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (24/6/21).

Dia menambahkan, sebagian besar anak yang terpapar Covid-19 berasal dari penyebaran di klaster keluarga. Oleh karenanya, hal ini harus menjadi dorongan untuk mengetatkan protokol kesehatan terutama Protokol Kesehatan Keluarga.

"Kemen PPPA mengajak semua untuk turut menggalakkan kembali penerapan protokol kesehatan terutama Protokol Kesehatan Keluarga, harus lebih diperhatikan," terangnya.

Menteri Bintang menaruh harapan pada peran, dan partisipasi anak sebagai teman sebaya. Terutama dalam transmisi informasi dan peningkatan kedisplinan anak serta keluarga terhadap protokol kesehatan. Untuk memudahkan hal tersebut, pemanfaatan teknologi komunikasi dinilai perlu dimanfaatkan dengan baik oleh anak.

"Kemajuan-kemajuan yang ada saat ini bisa kita gunakan, misalnya pemanfaatan teknologi, agar Forum Anak bisa merangkul lebih banyak kelompok anak. Ini harus menjadi perhatian Forum Anak sebagai pelopor dan pelapor," katanya.

Sementara itu Ketua Umum IDAI, Aman Bhakti Pulungan mengungkapkan, 30 persen anak yang meninggal akibat Covid-19 berusia antara 10 hingga 18 tahun atau kategori remaja.

"Virus (Covid-19) ini belum ada jenuhnya, dan stamina virus ini belum habis-habis bahkan membuat varian baru. Jadi dibutuhkan ketahanan kita sebagai manusia. Kami (IDAI) dari dulu mengatakan bahwa anak ini bisa juga kena Covid-19 dan anak juga bisa meninggal (karena Covid-19)," ujar Aman.

Menurut Aman, karakter anak cenderung abai dan sulit patuh akan nasihat. Maka dibutuhkan pendekatan lain yakni peer group (teman sebaya) yang dapat membantu dari sisi pencegahan dan meningkatkan kesadaran terhadap anak.

Baca juga: Benarkah Covid-19 Varian Delta Bisa Menyebar saat Berpapasan?

"Karena mereka kelompok yang (cenderung) merasa dunia ini milik mereka. Mereka tidak mau mendengarkan kecuali peer groupnya atau ketika sesuatu itu terdengar hebat," pungkasnya.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1262 seconds (0.1#10.140)