Pandemi Masih Belum Berakhir, Madu Hijau Jadi Incaran Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19 yang semakin mengganas, banyak masyarakat yang melirik pengobatan herbal dan zat-zat alami dari alam. Salah satu yang banyak diincar adalah Madu Hijau produksi PT Herbal Putih.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Cemas, Begini Saran Psikolog Untuk Menghindarinya!
Kandungan Madu Hijau terdiri dari beberapa daun herbal yang dipadukan sebagai zat anti virus dan bakteri di antaranya daun Afrika, kelor dan saga plus madu trigona yang mampu meningkatkan imunitas tubuh untuk menangkal radikal bebas.
Selain itu, akar bajakah yang dinilai mampu atasi kanker dan infeksi pada saluran pernapasan yang banyak diderita penderita Covid-19. "Sejak pandemi virus corona, madu hijau sangat laris bahkan pernah sampai kehabisan stok," ujar Owner PT Herbal Putih, Hizrah Bacan dalam keterangan persnya, Jumat (9/7).
Hal terjadi, menurut Hizrah, karena manfaatnya yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar virus corona takmenjalar dan mengomplikasikan penyakit yang telah diderita seperti diabetes, paru-paru dan ginjal.
"Bukanhanya itu, pada penderita lambung kronis Madu Hijau dapat menetralisir gerdyang menjalar ke pernapasan dada berdebar, perih, mual dan psikosomatis," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Hizrah, yang merupakan praktisi herbal dan musisi Betawi Ora, membeberkan hadirnya Madu Hijau. Menurutnya, Madu Hijau berawal dari gagasannya yang kemudian dikembangkan bersama mahasiswa, dosen, dan ahli gizi melalui penelitian serya diawasi lembaga farmasi.
Warna hijau pada Madu Hijau, kata Hizrah, merupakan zat hijau daun yang berasal dari puluhan daun herbal serta ramuan daun kelor, daun saga, daun sirih, dan spirulina yang memiliki peranan penting untuk membersihkan racun di dalam lambung, usus, darah dan lever.
Berdasarkan riset, setiap tetes madu hijau mengandung terpenoid, steroid, tannin, alkonoid, fenolik, dan saponin yang merupakan kandungan alami dari akar bajakah sebagai zat anti kanker dan peradangan. Seperti diketahui, akar bajakah merupakan tanaman langka yang berasal dari hutan pedalaman Kalimantan sebagai resep pengobatan kuno suku Dayak untuk mengobati berbagai penyakit kronis sejak ratusan tahun silam.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Sebabkan Pandemi Otak, Apa dan Bagaimana Mengatasinya?
"Madu hijau yang asli produksi kami telah lulus uji klinis terdaftar di BPOM dan memiliki sertifikasi halal dari MUI.Jangan sampai tertipu dengan madu hijau palsu yang menawarkan dengan harga yang lebih murah di bawah takaran 210 gram perbotol dengan menggunakan desain kemasan yang mirip," tutur Hizrah yang juga menyampaikan jika Madu Hijau asli dibanderol Rp250 ribu.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Cemas, Begini Saran Psikolog Untuk Menghindarinya!
Kandungan Madu Hijau terdiri dari beberapa daun herbal yang dipadukan sebagai zat anti virus dan bakteri di antaranya daun Afrika, kelor dan saga plus madu trigona yang mampu meningkatkan imunitas tubuh untuk menangkal radikal bebas.
Selain itu, akar bajakah yang dinilai mampu atasi kanker dan infeksi pada saluran pernapasan yang banyak diderita penderita Covid-19. "Sejak pandemi virus corona, madu hijau sangat laris bahkan pernah sampai kehabisan stok," ujar Owner PT Herbal Putih, Hizrah Bacan dalam keterangan persnya, Jumat (9/7).
Hal terjadi, menurut Hizrah, karena manfaatnya yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh agar virus corona takmenjalar dan mengomplikasikan penyakit yang telah diderita seperti diabetes, paru-paru dan ginjal.
"Bukanhanya itu, pada penderita lambung kronis Madu Hijau dapat menetralisir gerdyang menjalar ke pernapasan dada berdebar, perih, mual dan psikosomatis," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Hizrah, yang merupakan praktisi herbal dan musisi Betawi Ora, membeberkan hadirnya Madu Hijau. Menurutnya, Madu Hijau berawal dari gagasannya yang kemudian dikembangkan bersama mahasiswa, dosen, dan ahli gizi melalui penelitian serya diawasi lembaga farmasi.
Warna hijau pada Madu Hijau, kata Hizrah, merupakan zat hijau daun yang berasal dari puluhan daun herbal serta ramuan daun kelor, daun saga, daun sirih, dan spirulina yang memiliki peranan penting untuk membersihkan racun di dalam lambung, usus, darah dan lever.
Berdasarkan riset, setiap tetes madu hijau mengandung terpenoid, steroid, tannin, alkonoid, fenolik, dan saponin yang merupakan kandungan alami dari akar bajakah sebagai zat anti kanker dan peradangan. Seperti diketahui, akar bajakah merupakan tanaman langka yang berasal dari hutan pedalaman Kalimantan sebagai resep pengobatan kuno suku Dayak untuk mengobati berbagai penyakit kronis sejak ratusan tahun silam.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Sebabkan Pandemi Otak, Apa dan Bagaimana Mengatasinya?
"Madu hijau yang asli produksi kami telah lulus uji klinis terdaftar di BPOM dan memiliki sertifikasi halal dari MUI.Jangan sampai tertipu dengan madu hijau palsu yang menawarkan dengan harga yang lebih murah di bawah takaran 210 gram perbotol dengan menggunakan desain kemasan yang mirip," tutur Hizrah yang juga menyampaikan jika Madu Hijau asli dibanderol Rp250 ribu.
(nug)