Penanganan Stunting Hadapi Tantangan Baru di Masa Pandemi

Jum'at, 09 Juli 2021 - 16:06 WIB
loading...
Penanganan Stunting...
Penanganan stunting di masa pandemi menghadapi tantangan baru, yakni bagaimana di tengah kesibukan mengatasi pandemi, pencegahan stunting tetap jadi prioritas. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Penanganan stunting di masa pandemi seperti saat ini menghadapi tantangan baru, yakni bagaimana di tengah kesibukan pemerintah mengatasi pandemi, program-program pencegahan stunting harus tetap diprioritaskan. Bila tidak, kebutuhan nutrisi dan perkembangan anak-anak Indonesia jelas terdampak.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Cemas, Begini Saran Psikolog Untuk Menghindarinya!

Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM, Prof. DR. Dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A (K), menyamakan persepsi dulu tentang definisi stunting .

Menurut WHO, kondisi stunting adalah ketika panjang atau tinggi badan anak berada di bawah 2 simpang baku yang diklasifikasikan sebagai stunted dalam grafik WHO, yang disebabkan kekurangan gizi kronik.

Kekurangan gizi kronik dapat merupakan akibat asupan nutrisi yang tidak memadai misalnya karena kemiskinan, penelantaran atau ketidaktahuan. Kemudian, peningkatan kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi akibat sering sakit, misalnya diare kronik akibat sanitasi buruk, ISPA berulang akibat tidak diimunisasi, atau kondisi/penyakit tertentu yang memerlukan diet khusus, seperti bayi yang sangat prematur, alergi makanan, kelainan metabolisme bawaan, penyakit jantung bawaan, dan lainnya.

"Tata laksana stunting tentu saja disesuaikan dengan penyebabnya. Sebenarnya perawakan pendek merupakan pertanda terjadinya masalah kekurangan gizi kronik yang lebih besar yaitu menurunnya kemampuan kognitif serta meningkatnya risiko Penyakit Tidak Menular (obesitas, diabetes, penyakit jantung koroner, hipertensi dll) di usia dewasa," ucap Prof Damayanti, belum lama ini.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan asupan protein hewani (sumber asam amino esensial yang lengkap dengan bioavailabilitas tinggi) dalam MPASI anak berusia 6-24 bulan merupakan penyebab tingginya angka kejadian stunting di 49 negara.

Sumber protein hewani adalah telur, ikan, ayam, daging sapi/kambing, susu termasuk pangan untuk keperluan medis khusus. Penelitian di Equador membuktikan bahwa konsumsi tambahan sebutir telur sehari selama 6 bulan dapat menurunkan stunting sekitar 47%.

Selain itu, penelitian yang dilakukan WHO juga menunjukkan bahwa intervensi segera pada seorang anak yang mengalami weight faltering (kenaikan berat badan per bulan dibawah standar) dapat mencegah stunting 34% di usia 1 tahun dan 24% di usia 2 tahun.

Prof. Damayanti menambahkan, berdasarkan bukti ilmiah di atas, dibuatlah strategi untuk menurunkan prevalensi stunting dan terpenting memberi kesempatan untuk mengoreksi kognitif sebelum 2 tahun dengan cara mensosialisasikan konsumsi protein hewani dalam MPASI anak 6-24 bulan dengan protein yang tersedia setempat dan terjangkau.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Edukasi Gizi untuk Perempuan:...
Edukasi Gizi untuk Perempuan: Senjata Ampuh Lawan Stunting
Gaya Hidup Sehat Adalah...
Gaya Hidup Sehat Adalah Kunci Generasi Bebas Stunting
Milklife Festival Keluarga...
Milklife Festival Keluarga Sehat 2024, Wadah Edukasi Orang Tua Memerangi Stunting
Turunkan Angka Stunting...
Turunkan Angka Stunting untuk Capai Indonesia Emas 2024, Edukasi Nutrisi Digelar di Jabodetabek
Jelajah Gizi, Upaya...
Jelajah Gizi, Upaya Cegah Stunting melalui Edukasi Pangan Lokal
Bahaya Susu Kental Manis...
Bahaya Susu Kental Manis pada Anak, Tingkatkan Risiko Stunting dan Penyakit Tak Menular
Indonesia-Jepang Perkuat...
Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
Kolaborasi Pemerintah-Swasta...
Kolaborasi Pemerintah-Swasta Atasi Stunting lewat Edukasi Air Bersih dan Pembuatan Camilan Es Potong
Cegah Kasus Stunting,...
Cegah Kasus Stunting, FKI Berikan 7 Rekomendasi Kajian Ilmiah
Rekomendasi
Prabowo Maknai Hari...
Prabowo Maknai Hari Raya Nyepi sebagai Momen Refleksi dan Kedamaian Bangsa
Jokowi Akan Salat Idulfitri...
Jokowi Akan Salat Idulfitri di Dekat Rumah, Tak Jadi di Masjid Istiqlal
Salat Idulfitri di Lapangan...
Salat Idulfitri di Lapangan Pancasila Simpang Lima Diperkirakan Diikuti 30.000 Jemaah
Berita Terkini
3 Alasan Steven Wongso...
3 Alasan Steven Wongso Mualaf, Benarkah karena Arafah Rianti?
3 jam yang lalu
6 Makanan yang Sebaiknya...
6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mudik Lebaran, Bikin Ngantuk
4 jam yang lalu
BTS, BLACKPINK, BIGBANG,...
BTS, BLACKPINK, BIGBANG, dan IU Masuk Daftar Musisi Terhebat Abad 21
5 jam yang lalu
Cara Membuat Ketupat...
Cara Membuat Ketupat Empuk dan Tahan Lama, Sajian Wajib saat Lebaran
6 jam yang lalu
Jelang Lebaran, Prilly...
Jelang Lebaran, Prilly Latuconsina Masak Rendang 8 Kg
7 jam yang lalu
3 Kue Lebaran Ini Setara...
3 Kue Lebaran Ini Setara dengan 1 Piring Nasi, Kalorinya Tinggi
8 jam yang lalu
Infografis
Kebakaran Baru di Los...
Kebakaran Baru di Los Angeles, Trump Justru Ancam Hentikan Bantuan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved