Atasi Saraf Terjepit Tanpa Operasi dengan Teknologi IPM

Jum'at, 16 Juli 2021 - 06:46 WIB
loading...
Atasi Saraf Terjepit Tanpa Operasi dengan Teknologi IPM
Foto Ilustrasi/Istimewa
A A A
JAKARTA - Hernia nukleus pulposus (HNP) atau lebih dikenal dengan istilah saraf terjepit merupakan kondisi yang diakibatkan menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang.

HNP dapat terjadi pada semua ruas tulang belakang dan juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua.



Pada usia muda HNP umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali. Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi, dan hilangnya elastisitas batalan tulang.

Faktor risiko saraf terjepit ini cukup banyak antara lain usia, cedera baik jatuh akibat kecelakaan atau olahraga, aktivitas dan pekerjaan seperti duduk lama, mengangkat maupun menarik beban yang berat, sering memutar punggung ataupun membungkuk, latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, serta batuk dalam waktu yang lama.

Pada umumnya seseorang dikatakan mengalami saraf terjepit apabila memiliki beberapa gejala misalnya kesemutan, kebas, baal yang terasa di tangan atau kaki hingga gangguan buang air kecil, dan buang air besar.

“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lain,” papar Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP dalam diskusi media secara online, Kamis (15/7).



Teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.

“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” ungkap dr. Wawan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2381 seconds (0.1#10.140)