Kombinasi Ikan Gabus-Temulawak-Daun Kelor Bantu Lawan Badai Sitokin dan Turunkan D-Dimer Pasien COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badai sitokin dan peningkatan d-dimer yang dialami beberapa pasien COVID-19 kerap berakibat fatal hingga berujung pada kematian. Dua kondisi tersebut dapat diatasi menggunakan produk herbal yang mengandung channa striata (ikan gabus), curcuma xanthorriza (temulawak), dan moringa oleifera (daun kelor).
Hal itu terungkap dari hasil penelitian baru di Universitas Pancasila yang dipimpin Pakar Farmakologi Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed dan Ahli Paru dr. Lusi Nursilawati. Penelitian peer-review tersebut dilakukan terhadap Onoiwa MX, suplemen herbal buatan Indonesia, yang hasilnya mengonfirmasi bahwa tiga bahan dalam Onoiwa MX -channa striata, curcuma xanthorriza, dan moringa oleifera- efektif dalam mengobati badai sitokin dan menurunkan d-dimer pada pasien COVID-19 kritis.
D-dimer menurut Prof. Syamsudin, merupakan fragmen protein yang membantu proses pembekuan atau penggumpalan darah. Infeksi akibat virus COVID-19 dapat memicu penggumpalan darah ini, yang berisiko menimbulkan peradangan sistemik berupa demam tinggi serta denyut jantung dan laju pernapasan cepat.
"Hal inilah yang kerap membuat pasien COVID-19 sesak dan jumlah sel darah putihnya abnormal," kata Prof. Syamsudin melalui keterangan tertulis Selasa (20/7).
Penggumpalan darah yang dipicu oleh peningkatan d-dimer itu juga bisa menyebabkan badai sitokin, yakni pelepasan protein sitokin yang terlalu berlebihan sehingga merusak sistem imun.
Penelitian ilmiah telah mengonfirmasi bahwa aktivasi kekebalan yang berlebihan dan badai sitokin adalah penyebab cedera paru pada pasien COVID-19. Dua kondisi tersebut, terang Prof. Syamsudin, biasanya terjadi karena ketidakseimbangan dalam homeostasis radikal bebas dan komplikasi yang dikaitkan dengan penipisan glutathione (zat yang bersifat antioksidan) pada pasien COVID-19.
"Oleh karena itu, meningkatkan kadar glutathione pada pasien COVID-19 sangat penting. Suplemen alami mampu meningkatkan kadar glutathione secara aman dan efektif. Saat ini belum ada pengobatan untuk COVID-19. Terapi yang digunakan termasuk antivirus dan antibiotik, hanya meredakan gejalanya," papar Prof. Syamsudin.
Suplemen yang dimaksud oleh Prof. Syamsudin adalah Onoiwa MX, yang merupakan kombinasi likuid channa striata 5100 mg, curcuma xanthorriza 240 mg, dan moringa oleifera 240 mg. Suplemen ini terbukti sangat bermanfaat dalam pengobatan SARS-Cov2, di mana hasil penelitiannya telah diterbitkan dalam jurnal sains European Journal of Molecular and Clinical Medicine tahun 2021.
Soal kandungan dalam ikan gabus yang menjadi salah satu bahan Onoiwa MX juga pernah diungkap melalui penelitian di Universitas Diponegoro oleh Ahli Biologi Molekuler Prof. Sunarno. Menurut penelitian itu, ikan gabus (channa striata) mengandung bahan aktif dengan potensi antipenuaan yang berfungsi sebagai prekursor glutathione. Hasil penelitian Prof. Sunarno menunjukkan bahwa setiap 100 gr daging ikan gabus mengandung glutamin (32,39%), sistein (6,61%), dan glisin (9,69%).
Sementara, soal khasiat curcuma xanthorrhiza (temulawak) juga pernah diteliti antara lain di Universitas Padjadjaran. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kandidat obat yang digunakan sebagai antivirus atau imunomodulator COVID-19 sudah banyak. Namun, semuanya belum efektif mengobati penyakit tersebut.
“Dalam makalahnya, para peneliti menyarankan bahwa ramuan tradisional Indonesia yang digunakan pada jamu seperti curcuma xanthorrhiza adalah salah satu kandidat yang menjanjikan untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19,” timpal dr. Lusi Nursilawati.
Adapun penelitian terkait khasiat moringa oleifera (daun kelor) pernah dilakukan oleh Debanjan Sen, Profesor Kimia Obat di BCDA College of Pharmacy and Technology India. Debanjan Sen bersama timnya mengidentifikasi potensi penghambat virus SARS-CoV-2 dari senyawa tanaman daun kelor. Mereka menemukan bahwa moringa oleifera mengandung tiga flavonoid yaitu isorhamnetin, kaempferol, dan apigenin yang secara efektif menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.
Onoiwa MX diproduksi oleh Nucleus Farma di fasilitas yang sudah terdaftar di Food Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, mendapat izin edar Badan POM RI, dan memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Suplemen herbal ini mampu mengobati badai sitokin dan menurunkan d-dimer pada pasien COVID kritis serta mencegah kematian.
Bahan-bahan alami dalam Onoiwa MX aman dan efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dosis yang dianjurkan adalah 1 sachet, 3 kali sehari selama 7-14 hari hingga pasien merasa lebih baik.
Hal itu terungkap dari hasil penelitian baru di Universitas Pancasila yang dipimpin Pakar Farmakologi Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed dan Ahli Paru dr. Lusi Nursilawati. Penelitian peer-review tersebut dilakukan terhadap Onoiwa MX, suplemen herbal buatan Indonesia, yang hasilnya mengonfirmasi bahwa tiga bahan dalam Onoiwa MX -channa striata, curcuma xanthorriza, dan moringa oleifera- efektif dalam mengobati badai sitokin dan menurunkan d-dimer pada pasien COVID-19 kritis.
D-dimer menurut Prof. Syamsudin, merupakan fragmen protein yang membantu proses pembekuan atau penggumpalan darah. Infeksi akibat virus COVID-19 dapat memicu penggumpalan darah ini, yang berisiko menimbulkan peradangan sistemik berupa demam tinggi serta denyut jantung dan laju pernapasan cepat.
"Hal inilah yang kerap membuat pasien COVID-19 sesak dan jumlah sel darah putihnya abnormal," kata Prof. Syamsudin melalui keterangan tertulis Selasa (20/7).
Penggumpalan darah yang dipicu oleh peningkatan d-dimer itu juga bisa menyebabkan badai sitokin, yakni pelepasan protein sitokin yang terlalu berlebihan sehingga merusak sistem imun.
Penelitian ilmiah telah mengonfirmasi bahwa aktivasi kekebalan yang berlebihan dan badai sitokin adalah penyebab cedera paru pada pasien COVID-19. Dua kondisi tersebut, terang Prof. Syamsudin, biasanya terjadi karena ketidakseimbangan dalam homeostasis radikal bebas dan komplikasi yang dikaitkan dengan penipisan glutathione (zat yang bersifat antioksidan) pada pasien COVID-19.
"Oleh karena itu, meningkatkan kadar glutathione pada pasien COVID-19 sangat penting. Suplemen alami mampu meningkatkan kadar glutathione secara aman dan efektif. Saat ini belum ada pengobatan untuk COVID-19. Terapi yang digunakan termasuk antivirus dan antibiotik, hanya meredakan gejalanya," papar Prof. Syamsudin.
Suplemen yang dimaksud oleh Prof. Syamsudin adalah Onoiwa MX, yang merupakan kombinasi likuid channa striata 5100 mg, curcuma xanthorriza 240 mg, dan moringa oleifera 240 mg. Suplemen ini terbukti sangat bermanfaat dalam pengobatan SARS-Cov2, di mana hasil penelitiannya telah diterbitkan dalam jurnal sains European Journal of Molecular and Clinical Medicine tahun 2021.
Soal kandungan dalam ikan gabus yang menjadi salah satu bahan Onoiwa MX juga pernah diungkap melalui penelitian di Universitas Diponegoro oleh Ahli Biologi Molekuler Prof. Sunarno. Menurut penelitian itu, ikan gabus (channa striata) mengandung bahan aktif dengan potensi antipenuaan yang berfungsi sebagai prekursor glutathione. Hasil penelitian Prof. Sunarno menunjukkan bahwa setiap 100 gr daging ikan gabus mengandung glutamin (32,39%), sistein (6,61%), dan glisin (9,69%).
Sementara, soal khasiat curcuma xanthorrhiza (temulawak) juga pernah diteliti antara lain di Universitas Padjadjaran. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kandidat obat yang digunakan sebagai antivirus atau imunomodulator COVID-19 sudah banyak. Namun, semuanya belum efektif mengobati penyakit tersebut.
“Dalam makalahnya, para peneliti menyarankan bahwa ramuan tradisional Indonesia yang digunakan pada jamu seperti curcuma xanthorrhiza adalah salah satu kandidat yang menjanjikan untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19,” timpal dr. Lusi Nursilawati.
Adapun penelitian terkait khasiat moringa oleifera (daun kelor) pernah dilakukan oleh Debanjan Sen, Profesor Kimia Obat di BCDA College of Pharmacy and Technology India. Debanjan Sen bersama timnya mengidentifikasi potensi penghambat virus SARS-CoV-2 dari senyawa tanaman daun kelor. Mereka menemukan bahwa moringa oleifera mengandung tiga flavonoid yaitu isorhamnetin, kaempferol, dan apigenin yang secara efektif menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.
Onoiwa MX diproduksi oleh Nucleus Farma di fasilitas yang sudah terdaftar di Food Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, mendapat izin edar Badan POM RI, dan memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Suplemen herbal ini mampu mengobati badai sitokin dan menurunkan d-dimer pada pasien COVID kritis serta mencegah kematian.
Bahan-bahan alami dalam Onoiwa MX aman dan efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dosis yang dianjurkan adalah 1 sachet, 3 kali sehari selama 7-14 hari hingga pasien merasa lebih baik.
(tsa)