Varian Delta Plus Ditemukan di Indonesia, Epidemiolog Sebut Sudah Jadi Predominan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian Delta Plus ditemukan di Indonesia. Sesuai namanya, ini merupakan mutasi virus varian Delta yang selama beberapa pekan terakhir mendominasi di Tanah Air. Tentunya kondisi ini membuat masyarakat menjadi semakin takut dan khawatir akan varian baru yang bisa memperburuk situasi.
Epidemiolog Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman, menjelaskan bahwa penemuan varian baru Delta Plus ini bukanlah suatu hal yang mengagetkan. Terlebih di tengah situasi Indonesia yang keterbatasan surveillance genomics, studi laboratorium, dan investigasi epidemiologi. Penemuan varian Delta Plus menandakan bahwa varian ini telah menjadi predominan strain di wilayah yang ditemukan.
“Ketika varian tersebut telah menjadi predominan strain, akibat keterbatasan tadi, mereka akan mudah untuk dideteksi. Jadi artinya sudah lama berada di komunitas, sebab varian membutuhkan waktu untuk menjadi predominan,” terang Dicky kepada MNC Portal, Selasa (27/7).
Selain itu hal lain yang harus diketahui bahwa penemuan varian ini bukanlah hal yang mengagetkan di tengah situasi kasus di masyarakat tinggi penyebarannya. Sebab, mutasi virus yang menyebabkan penemuan varian-varian baru hanyalah masalah waktu dan kehadiran varian ini adalah suatu fenomena yang alamiah.
“Sehingga jangan kaget kalau ada varian Delta, Delta Plus, Lamda ditemukan di Indonesia. Karena akan sangat sulit untuk membendung munculnya varian ini, sebab peluang masuknya banyak sekali. Apalagi di tengah situasi bahwa terjadi siklus replikasi yang sangat ekstensif dari virus. Karena banyak infeksi yang terjadi di masyarakat tida terdeteksi,” tuntasnya.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
Epidemiolog Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman, menjelaskan bahwa penemuan varian baru Delta Plus ini bukanlah suatu hal yang mengagetkan. Terlebih di tengah situasi Indonesia yang keterbatasan surveillance genomics, studi laboratorium, dan investigasi epidemiologi. Penemuan varian Delta Plus menandakan bahwa varian ini telah menjadi predominan strain di wilayah yang ditemukan.
“Ketika varian tersebut telah menjadi predominan strain, akibat keterbatasan tadi, mereka akan mudah untuk dideteksi. Jadi artinya sudah lama berada di komunitas, sebab varian membutuhkan waktu untuk menjadi predominan,” terang Dicky kepada MNC Portal, Selasa (27/7).
Selain itu hal lain yang harus diketahui bahwa penemuan varian ini bukanlah hal yang mengagetkan di tengah situasi kasus di masyarakat tinggi penyebarannya. Sebab, mutasi virus yang menyebabkan penemuan varian-varian baru hanyalah masalah waktu dan kehadiran varian ini adalah suatu fenomena yang alamiah.
“Sehingga jangan kaget kalau ada varian Delta, Delta Plus, Lamda ditemukan di Indonesia. Karena akan sangat sulit untuk membendung munculnya varian ini, sebab peluang masuknya banyak sekali. Apalagi di tengah situasi bahwa terjadi siklus replikasi yang sangat ekstensif dari virus. Karena banyak infeksi yang terjadi di masyarakat tida terdeteksi,” tuntasnya.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
(dra)