62 Persen Nakes Kesulitan Pertahankan Ibu Berikan ASI Eksklusif Selama Pandemi

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 03:29 WIB
loading...
62 Persen Nakes Kesulitan...
Masa pandemi Covid-19 memengaruhi kesiapan tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas kesehatan terutama layanan primer dalam pelayanan ASI eksklusif. / Foto: ilustrasi/The Conversation
A A A
JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 memengaruhi kesiapan tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas kesehatan terutama layanan primer dalam pelayanan ASI eksklusif serta laktasi di Indonesia.

Baca juga: Dinar Candy Sampaikan Permohonan Maaf atas Aksi Pakai Bikini yang Menggemparkan

Peneliti Utama serta Founder dan Chairman dari Health Collaborative Center (HCC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menemukan fakta bahwa 62 persen tenaga kesehatan di layanan primer Indonesia, kesulitan mempertahankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama masa pandemi.

"Penelitian menemukan data bahwa ternyata selama pandemi Covid-19, para tenaga kesehatan terutama di layanan primer mengakui kesulitan mempertahankan ibu untuk menyusui karena ketidaktersediaannya layanan antenatal care atau pemantauan kehamilan," katanya ketika melakukan edukasi daring lewat akun instagram @ray.w.basrowi, belum lama ini.

Sementara hampir 50 persen pasien ibu hamil dan menyusui memutuskan untuk mengurangi jumlah kunjungan. Ditambah lagi posyandu dan puskesmas mengurangi pelayanan ibu hamil dan menyusui.

Adanya keterbatasan terhadap pelayanan, akibatnya kesempatan konseling laktasi terganggu. Hal ini juga bisa mengakibatkan ibu menyusui gagal ASI eksklusif.

"Karena penelitian membuktikan peran tenaga kesehatan sangat kritikal dalam keberhasilan menyusui," terangnya.

Terdapat temuan dan analisis statistik terkait pemberian ASI Eksklusif, yaitu:

57 persen fasilitas kesehatan layanan primer tidak memiliki pelayanan antenatal care daring atau telemedecine selama pandemi Covid-19 sehingga berisiko 1,4 kali lebih besar ganggu pelayanan laktasi dan kesehatan ibu anak

66 persen tenaga kesehatan di layanan primer ini ternyata tidak pernah mendapatkan pelatihan menyusui khusus manajemen laktasi untuk pandemi sehingga berisiko 1,2 kali lebih besar risiko ganggu pelayanan laktasi dan kesehatan ibu anak
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2210 seconds (0.1#10.140)