Coki Pardede Suntik Sabu Lewat Dubur, Berisiko HIV

Sabtu, 04 September 2021 - 16:17 WIB
loading...
Coki Pardede Suntik Sabu Lewat Dubur, Berisiko HIV
Coki Pardede Suntik Sabu Lewat Dubur, Berisiko HIV. Foto/Antara.
A A A
JAKARTA - Coki Pardede menggunakan sabu dengan cara menyuntikkannya lewat dubur . Dibalik kenikmatan yang didapat, cara ini bisa meningkatkan risiko HIV .

"Dia merasakan kenikmatan yang berbeda. Kan dia juga sudah merasakan yang dibakar, kemudian disuntik. Kenikmatannya lebih nendang," kata Kasat Narkoba Polres Tangerang Kota, Pratomo Widodo belum lama ini.

Pratomo menjelaskan bahwa pemilik nama asli Reza Pardede itu awalnya melarutkan sabu ke air dan disuntikkan ke dubur kemudian disemprot. Cara ini dipelajari Coki lewat YouTube.

Dalam dunia medis, apa yang dilakukan sang komika disebut dengan booty bump atau boofing, suatu metode mengonsumsi narkoba, biasanya sabu, heroin, atau kokain melalui dubur.

Dilansir dari Healthline, Sabtu (4/9), metode booty bump dikatakan menghasilkan efek 'high' yang lebih terasa di badan. Bahkan, pada beberapa orang membuat mereka bergairah.


Namun, ada efek yang tidak nyaman ketika pemakai narkoba menggunakan metode ini yaitu iritasi atau rasa sakit di daerah dubur ketika jarum suntik tidak dilumasi dengan benar terlebih dulu.

Selain itu, risiko lainnya dari menyuntikkan sabu lewat dubur adalah infeksi lubang anus. Hal ini berkaitan dengan teknik yang langsung menyasar lubang anus yang sangat sensitif.

"Lubang anus bisa tidak sengaja robek jaringan internalnya dan ini berbahaya sekali, bahkan bisa menyebabkan pendarahan," ungkap laporan dari San Francisco AIDS Foundation

Jika itu terjadi, risiko paling tinggi tentu saja HIV, hepatitis C, dan limfogranuloma venereum terkait klamidia. Pada kasus overdosis, cara ini memungkinkan pelaku mengalami perlambatan pernapasan sampai menyebabkan kematian.

Disisi lain, risiko overdosis meningkat jika pengguna mencampur beberapa obat tambahan. Lalu, pengguna awam atau mereka yang baru pertama kali menjajal cara ini juga sangat berisiko.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.6050 seconds (0.1#10.140)