Gito Rollies Rocker Top '70-an dalam Kenangan, Berhijrah Penuhi Janji Usia 50 Bebas Alkohol dan Narkoba

Minggu, 05 September 2021 - 13:37 WIB
loading...
Gito Rollies Rocker...
Gito Rollies rocker ternama di era 1960 dan 1970 yang kemudian berhijrah. Foto/YouTube/Tisblaw
A A A
JAKARTA - Gito Rollies , kalangan dewasa mana yang tidak mengenalnya? Di era '60 dan '70-an dia merupakan rocker top, vokalis band The Rollies bersama Uce F Tekol, Jimmy Manoppo, Benny Likumahuwa, dan Tengku Zulian Iskandar.

Bukan hanya bintang rock , pada masanya Gito yang telah wafat sejak 2008 merupakan aktor era ‘70 dan ‘80-an. Dia tercatat pernah membintangi film Perempuan Tanpa Dosa (1978), Sepasang Merpati (1979), dan Permainan Bulan Desember (1980).



Sebagai rocker populer, pemilik nama asli Bangun Sugito Tukiman itu rupanya akrab dengan alkohol dan narkoba. Dia mengaku, saat tampil di panggung-panggung kerap menggunakan barang haram tersebut.

“Kelihatannya saya sehat-sehat saja (di panggung), itu karena saya udah make. Begitu turun panggung, menggigil lagi, ketagihan lagi, harus ada barang lagi, baru bisa sehat dan melakukan aktivitas macam-macam,” kata Gito Rollies dalam wawancaranya semasa hidup, seperti dikutip dari kanal YouTube Trans TV Official, Minggu (5/9).

Gito lalu berjanji untuk tak lagi menggunakan narkoba di usia 50 tahun. Meski perjalanannya tidak mudah, pada 1997 Gito mulai mencari cara untuk lebih dekat kepada Tuhan dan meninggalkan dunia kelamnya, termasuk narkoba.

Terlebih saat itu Gito sudah menikah dengan Michelle van der Rest selama sepuluh tahun lebih dan memiliki anak. Saat itu, Gito tentu dibantu teman-temannya di The Rollies serta didukung pula oleh lingkungannya.

“Saya dulu berkali-kali ke dokter, nggak sembuh-sembuh. Karena dokter hanya bisa menyelesaikan (masalah) fisik. Baru selesai saat saya taubat, Allah yang menolong saya,” ujarnya.

Mulai hijrah di tahun 1997, Gito lalu muncul dengan penampilan baru, tidak lagi ala rocker seperti sebelumnya. Menurutnya, penampilan baru yang lebih religius adalah caranya membentengi diri dari kemaksiatan yang dulu akrab dengan kehidupannya.

“Pakaian ini membentengi saya. Bukan saya ingin disebut ulama, ustaz, ini untuk membentengi saya dari yang tidak-tidak, dari kemaksiatan. Saya nggak mungkin masuk disko dengan pakaian begini,” kata pria kelahiran 1 November 1947 tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2289 seconds (0.1#10.140)