Sering Lupa? Perlu Waspada, Mungkin Anda Alami Demensia Alzheimer
loading...
A
A
A
Sejak kejadian tersebut, William memutuskan untuk datangi dokter spesialis syaraf. Harapannya, supaya tahu apa yang sebetulnya terjadi dengan tubuhnya karena mengalami lupa yang berulang dan cukup mengganggu aktivitas sehari-harinya.
"Akhirnya saya berkonsultasi ke dokter syaraf. Nah setelah saya konsultasi, saya di MRI. Dari hasil itu, saya dicurigai ada pengecilan di otak. Setelah MRI, saya diminta berkonsultasi dengan dokter spesialis fungsi luhur di RSCM Jakarta," ungkap William awal mula dirinya mendeteksi Alzheimer.
"Saya konsultasi di sana, ada psikotes panjang di dalam sesi konsultasinya. Selesai dan diminta menunggu hasil dianalisis. Tak lama setelah itu, saya kembali ke dokter syaraf dan diagnosis pengecilan di otak pun keluar," lanjutnya.
William pun bertanya kepada sang dokter tentang beberapa faktor risiko, tetapi menurutnya yang cukup dekat dengan apa yang dialami adalah stres pekerjaan yang sangat tinggi.
Sejak saat itu, William mengaku rutin konsultasi dengan dokter syaraf, mengonsumsi obat-obat yang diresepkan, namun tetap berkegiatan seperti biasa. Ini juga membuktikan bahwa orang dengan demensia (ODD) tetap bisa produktif di masa tuanya.
"Akhirnya saya berkonsultasi ke dokter syaraf. Nah setelah saya konsultasi, saya di MRI. Dari hasil itu, saya dicurigai ada pengecilan di otak. Setelah MRI, saya diminta berkonsultasi dengan dokter spesialis fungsi luhur di RSCM Jakarta," ungkap William awal mula dirinya mendeteksi Alzheimer.
"Saya konsultasi di sana, ada psikotes panjang di dalam sesi konsultasinya. Selesai dan diminta menunggu hasil dianalisis. Tak lama setelah itu, saya kembali ke dokter syaraf dan diagnosis pengecilan di otak pun keluar," lanjutnya.
William pun bertanya kepada sang dokter tentang beberapa faktor risiko, tetapi menurutnya yang cukup dekat dengan apa yang dialami adalah stres pekerjaan yang sangat tinggi.
Sejak saat itu, William mengaku rutin konsultasi dengan dokter syaraf, mengonsumsi obat-obat yang diresepkan, namun tetap berkegiatan seperti biasa. Ini juga membuktikan bahwa orang dengan demensia (ODD) tetap bisa produktif di masa tuanya.
(hri)