Viral! Jurnalis Australia Jadi Mualaf Usai Merasa Tenang Dengar Azan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jurnalis Australia, Sarah Price menjadi mualaf usai hatinya tersentuh dan merasa tenang saat mendengarkan suara azan . Kisah Sarah masuk Islam ini pun viral di media sosial .
Dikutip dari kanal YouTube Penduduk Langit, Senin (11/10/2021), Sarah mengatakan hal terbaik menjadi jurnalis adalah menciptakan perubahan bagi dunia, memberikan suara bagi orang yang lemah, serta mengenal manusia dan dunia di sekitarnya.
Menurutnya, untuk sebuah kata yang berarti penyerahan damai kepada Allah, Islam adalah agama yang terhubung pada beberapa konotasi negatif dan sering menjadi pihak yang disalahkan di media massa. Sarah mengaku banyak orang sering bingung ketika berjumpa dengannya.
Bahkan beberapa orang Australia bertanya, dari negara mana dia berasal. Mereka pun terkejut ketika mengetahui Sarah berasal dari Australia. Pasalnya, Australia dan muslimah merupakan kombinasi yang tidak terpikirkan bagi sebagian orang.
Perjalanan Sarah menjadi muslim tidak mudah. Dia berulang kali diselidiki, ditolak, dipecat dari pekerjaan, kehilangan teman-teman, dan mendapat tantangan berat dari keluarga. Mereka sulit menerima perubahan Sarah hingga banyak komentar kasar tentang keputusannya ini.
Beberapa orang menganggap bahwa dia rela menjadi mualaf demi seorang pria. Sebelumnya, Sarah beragama Kristen yang taat. Cintanya kepada Yesus benar-benar membuat Sarah memilih Islam.
Kala itu Sarah mengikuti pertukaran mahasiswa ke Malaysia. Negeri jiran itu berhasil membuka mata Sarah tentang Islam. Sebelum ke Malaysia, Sarah mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang Islam. Seingatnya, dia belum pernah bertemu seorang muslim sebelum ke Malaysia.
Selama ini yang ada di dalam benaknya, muslim begitu jauh dari peradaban. Gambaran itu hancur ketika Sarah pergi ke Malaysia. Di sana, dia bertemu dengan banyak perempuan Islam berpendidikan dan mencintai Islam. Sejak saat itu Sarah ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
Saat pertama Sarah melangkahkan kaki ke sebuah masjid di Malaysia, dalam sekejap dia merasa tenang dan damai. Kumandang azan yang keras berhasil menyentuh relung jiwanya. Suara azan meluapkan perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Selain suara azan, Sarah mengatakan ketika pertama kali menundukkan kepala ke arah Kabah, dia seolah menemukan rumah di dalam hatinya. Namun, Sarah tidak menjadi mualaf di Malaysia. Dia baru bersyahadat dan resmi memeluk Islam setahun kemudian.
Dikutip dari kanal YouTube Penduduk Langit, Senin (11/10/2021), Sarah mengatakan hal terbaik menjadi jurnalis adalah menciptakan perubahan bagi dunia, memberikan suara bagi orang yang lemah, serta mengenal manusia dan dunia di sekitarnya.
Menurutnya, untuk sebuah kata yang berarti penyerahan damai kepada Allah, Islam adalah agama yang terhubung pada beberapa konotasi negatif dan sering menjadi pihak yang disalahkan di media massa. Sarah mengaku banyak orang sering bingung ketika berjumpa dengannya.
Bahkan beberapa orang Australia bertanya, dari negara mana dia berasal. Mereka pun terkejut ketika mengetahui Sarah berasal dari Australia. Pasalnya, Australia dan muslimah merupakan kombinasi yang tidak terpikirkan bagi sebagian orang.
Perjalanan Sarah menjadi muslim tidak mudah. Dia berulang kali diselidiki, ditolak, dipecat dari pekerjaan, kehilangan teman-teman, dan mendapat tantangan berat dari keluarga. Mereka sulit menerima perubahan Sarah hingga banyak komentar kasar tentang keputusannya ini.
Beberapa orang menganggap bahwa dia rela menjadi mualaf demi seorang pria. Sebelumnya, Sarah beragama Kristen yang taat. Cintanya kepada Yesus benar-benar membuat Sarah memilih Islam.
Kala itu Sarah mengikuti pertukaran mahasiswa ke Malaysia. Negeri jiran itu berhasil membuka mata Sarah tentang Islam. Sebelum ke Malaysia, Sarah mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang Islam. Seingatnya, dia belum pernah bertemu seorang muslim sebelum ke Malaysia.
Selama ini yang ada di dalam benaknya, muslim begitu jauh dari peradaban. Gambaran itu hancur ketika Sarah pergi ke Malaysia. Di sana, dia bertemu dengan banyak perempuan Islam berpendidikan dan mencintai Islam. Sejak saat itu Sarah ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
Saat pertama Sarah melangkahkan kaki ke sebuah masjid di Malaysia, dalam sekejap dia merasa tenang dan damai. Kumandang azan yang keras berhasil menyentuh relung jiwanya. Suara azan meluapkan perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Selain suara azan, Sarah mengatakan ketika pertama kali menundukkan kepala ke arah Kabah, dia seolah menemukan rumah di dalam hatinya. Namun, Sarah tidak menjadi mualaf di Malaysia. Dia baru bersyahadat dan resmi memeluk Islam setahun kemudian.