Mengatasi Selera Makan yang Menurun pada Lansia dan Orang Sakit

Senin, 25 Oktober 2021 - 20:18 WIB
loading...
Mengatasi Selera Makan yang Menurun pada Lansia dan Orang Sakit
Pada lansia dan orang yang tengah sakit, makan rasanya tak lagi menyenangkan lantaran hormon pengatur selera makan mereka cenderung menurun. Foto Ilustrasi/The Counter
A A A
JAKARTA - Pada lansia dan orang yang tengah sakit, makan rasanya tak lagi menyenangkan. Hal itu disebabkan hormon-hormon pengatur selera makan mereka cenderung menurun. Diperlukan "strategi" khusus untuk membuat mereka kembali berselera makan.

Lansia, terlebih yang tengah sakit dan diopname, asupan makanan bergizi tentu sangat dibutuhkan demi pemulihan kondisi. Namun, di sisi lain, akibat hormon-hormon pengatur selera makan mereka cenderung menurun, terlebih saat diopname di rumah sakit, keinginan untuk mengudap pun akan hilang. Maka itu saat lansia diopname, proses pemulihan menjadi semakin lama jika asupan nutrisinya sedikit.



Menurut Pakar Gizi sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, rendahnya selera makan lansia dan orang sakit bisa diatasi dengan meningkatkan reseptor rasa pada makanan seperti rasa dasar manis, asam, pahit, asin, dan umami.

“Selera makan lansia serta orang-orang yang baru sembuh cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis. Namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan reseptor rasa yang dimiliki melalui pengaturan rasa dasar," sebut Dr. Rita dalam webinar kesehatan bertema Peran Penting Umami dalam Meningkatkan Asupan Gizi & Kesehatan Lansia yang diselenggarakan PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan PT Rumah Inovasi Natura, belum lama ini.

Dr. Rita mengatakan, rasa umami yang berasal dari monosodium
glutamat (MGS) dapat ditonjolkan untuk membuat makanan terasa lezat sekaligus kian menggugah selera makan lansia yang sedang sakit sehingga mempercepat proses pemulihannya.

"Sebenarnya penggunaan MSG sebagai salah satu sumber rasa umami pada makanan di rumah sakit bisa menjadi solusi untuk mempercepat proses recovery pasien lansia yang diopname. Sudah banyak penelitian yang membuktikan hal tersebut, salah satunya dilakukan oleh Shigeru Yamamoto dkk pada 2009," paparnya.

Dalam penelitian tersebut, lanjut Dr. Rita, terbukti bahwa pemberian
MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia membuat mereka lebih banyak memproduksi saliva. Hal itu penting untuk membantu proses mengunyah dan menelan pada lansia.

Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa penambahan MSG pada makanan yang dikonsumsi lansia bisa membuat nafsu makan meningkat.

"Salah satu faktor utama penyebab malnutrisi pada lansia adalah turunnya nafsu makan dan juga masalah mengunyah serta menelan. Sehingga, peran MSG ini sangat baik," ujar Dr. Rita.

Di sisi lain, menurut Dr. Rita, ternyata masih banyak pula masyarakat yang salah persepsi, beranggapan kalau makan makanan yang mengandung rasa umami dapat membuat orang sulit mengontrol asupan lantaran terlalu berselera. Alhasil, mereka khawatir konsumsi makanan jadi berlebihan.



“Rasa umami pada berbagai pangan memang meningkatkan selera makan, namun bukan berarti menjadi tidak terkontrol seperti ingin makan terus. Justru bumbu umami bisa memberi rasa kenyang saat akan dan setelah makan. Sudah ada jurnal ilmiah yang menjelaskan tentang penelitian ini,” ungkap Dr. Rita.

Paparan Dr. Rita ini disampaikan di hadapan ratusan ahli gizi, ahli diet, dan mahasiswa yang menjadi peserta webinar.

"Kami berharap para ahli gizi, ahli diet di seluruh Indonesia dapat menyebarkan fakta informatif dan ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas,” timpal Katarina Larasati, Public Relations Manager PT Ajinomoto Indonesia melalui rilisnya.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)