Sejarah Film Dewasa, Dimulai dari Akhir Abad Ke-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah film dewasa diperkirakan hadir kali pertama pada 1896. Film dewasa pertama itu dibuat oleh seorang pria asal Prancis bernama Louis Eugène Pirou.
Dia disebut sebagai pembuat film erotis pertama bertajuk Le Coucher de la Mariee (Bedtime for the Bride), yang menjadi cikal bakal filmdewasa saat ini.
Sebagaimana diketahui, industri perfilman berkembang cukup pesat sejak kali pertama diputar di bioskop pada awal abad ke-20. Perkembangan industri yang cukup signifikan, membuat para sineas memproduksi film dengan corak berbeda, berdasarkan cerita, orientasi pembuatan, hingga genre.
Baca juga: BTS dan Sejumlah Grup K-Pop Dominasi Posisi Teratas Album Billboard Dunia
Film dewasa pun menjadi salah satu yang paling laris manis di pasaran. Bahkan tak dimungkiri jika Indonesia kerap menampilkan film bergenre horor dengan sedikit campuran unsur pornografi, demi menarik minat pasar.
Kembali lagi ke Le Coucher de la Mariee. Film ini diketahui berdurasi 7 menit tanpa suara, dan bercerita tentang pasangan pengantin yang baru saja menikah. Namun, terdapat adegan erotis di dalamnya, salah satunya scene seorang perempuan telanjang, yang diperankan Lois Willy.
Berkat film tersebut, Lois Willy dikabarkan langsung terkenal. Sehingga banyak produser yang berbondong-bondong untuk membuat film dengan adegan serupa.
Kendati demikian, menurut Patrick Robertson dalam buku Film Facts, film berjudul A L'Ecu d'Or ou la Bonne Auberge merupakan produksi film dewasa pertama di dunia.
Film yang diproduksi pada 1908 itu menceritakan tentang seorang prajurit yang kelelahan dan menjalin hubungan dengan seorang pelayan perempuan di sebuah penginapan.
Sementara itu pada 1910, muncul sebuah film Jerman berjudul Am Abend yang berdurasi 10 menit. Dalam film tersebut, diperlihatkan seorang wanita melakukan mansturbasi lalu berhubungan seksual dengan seorang pria.
Di Indonesia sendiri, pornografi kerap mendapatkan kecaman dari masyarakat. Pada 1929, film Resia Boroboedoer bahkan sempat dikecam oleh pengamat budaya Kwee Tek Hoay lantaran menampilkan adegan ciuman dan pakaian renang.
Selang beberapa tahun kemudian, artis Nurnaningsih juga sempat menghebohkan masyarakat akibat tampil seksi dalam film yang disutradarai Usmar Ismail dan Djadug Djayakusuma. Rahayu Effendi mahkan sempat menjadi simbol seks saat tampil tanpa busana dengan Dicky Suprapto dalam film Tante Girang.
Baca juga: 3 Band Termahal di Indonesia, Noah Ternyata Masih di Bawah Band Ini
Suzanna pun sempat tampil berani dalam adegan ranjang di film Bernapas Dalam Lumpur yang tayang pada 1970. Namun, film bertema panas tersebut bukan hanya sekadar eksploitasi murahan. Terbukti Suzanna mampu meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik Se-Asia dala Festival Film Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, pada 1972.
Dia disebut sebagai pembuat film erotis pertama bertajuk Le Coucher de la Mariee (Bedtime for the Bride), yang menjadi cikal bakal filmdewasa saat ini.
Sebagaimana diketahui, industri perfilman berkembang cukup pesat sejak kali pertama diputar di bioskop pada awal abad ke-20. Perkembangan industri yang cukup signifikan, membuat para sineas memproduksi film dengan corak berbeda, berdasarkan cerita, orientasi pembuatan, hingga genre.
Baca juga: BTS dan Sejumlah Grup K-Pop Dominasi Posisi Teratas Album Billboard Dunia
Film dewasa pun menjadi salah satu yang paling laris manis di pasaran. Bahkan tak dimungkiri jika Indonesia kerap menampilkan film bergenre horor dengan sedikit campuran unsur pornografi, demi menarik minat pasar.
Kembali lagi ke Le Coucher de la Mariee. Film ini diketahui berdurasi 7 menit tanpa suara, dan bercerita tentang pasangan pengantin yang baru saja menikah. Namun, terdapat adegan erotis di dalamnya, salah satunya scene seorang perempuan telanjang, yang diperankan Lois Willy.
Berkat film tersebut, Lois Willy dikabarkan langsung terkenal. Sehingga banyak produser yang berbondong-bondong untuk membuat film dengan adegan serupa.
Kendati demikian, menurut Patrick Robertson dalam buku Film Facts, film berjudul A L'Ecu d'Or ou la Bonne Auberge merupakan produksi film dewasa pertama di dunia.
Film yang diproduksi pada 1908 itu menceritakan tentang seorang prajurit yang kelelahan dan menjalin hubungan dengan seorang pelayan perempuan di sebuah penginapan.
Sementara itu pada 1910, muncul sebuah film Jerman berjudul Am Abend yang berdurasi 10 menit. Dalam film tersebut, diperlihatkan seorang wanita melakukan mansturbasi lalu berhubungan seksual dengan seorang pria.
Di Indonesia sendiri, pornografi kerap mendapatkan kecaman dari masyarakat. Pada 1929, film Resia Boroboedoer bahkan sempat dikecam oleh pengamat budaya Kwee Tek Hoay lantaran menampilkan adegan ciuman dan pakaian renang.
Selang beberapa tahun kemudian, artis Nurnaningsih juga sempat menghebohkan masyarakat akibat tampil seksi dalam film yang disutradarai Usmar Ismail dan Djadug Djayakusuma. Rahayu Effendi mahkan sempat menjadi simbol seks saat tampil tanpa busana dengan Dicky Suprapto dalam film Tante Girang.
Baca juga: 3 Band Termahal di Indonesia, Noah Ternyata Masih di Bawah Band Ini
Suzanna pun sempat tampil berani dalam adegan ranjang di film Bernapas Dalam Lumpur yang tayang pada 1970. Namun, film bertema panas tersebut bukan hanya sekadar eksploitasi murahan. Terbukti Suzanna mampu meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik Se-Asia dala Festival Film Asia Pasifik di Seoul, Korea Selatan, pada 1972.
(nug)