Banyak Mengonsumsi yang Manis-Manis Bisa Timbulkan Gangguan Makan pada Anak

Sabtu, 20 November 2021 - 02:42 WIB
loading...
Banyak Mengonsumsi yang...
Kental manis tidak boleh dikonsumsi sebagai minuman susu telah diatur melalui PerBPOM No 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berupaya memerangi hoaks dengan menyediakan aplikasi atau program-program untuk mengecek kebenaran sebuah informasi.

Di masa pandemi sendiri banyak beredar hoaks mengenai kesehatan, di mana hal ini sangat membahayakan karena akan makin memperburuk kondisi kesehatan jika masyarakat tidak teredukasi.

Sebagai contoh, pada September lalu, ramai pemberitaan tentang "larangan mengonsumsi susu kental manis dengan cara diseduh adalah hoaks".

Baca juga: Produseri Video Klip Anak Angkat, Elly Sugigi Ngaku Malah Putus Kontak dengan Anak Kandungnya

Pada akhirnya narasi ini menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat. Pasalnya, sejak 2018, pemerintah melalui BPOM telah menetapkan bahwa susu kental manis adalah produk yang diperuntukkan sebagai topping makanan.

Tidak hanya BPOM, ahli gizi, dokter dan pakar kesehatan hingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun dalam dua tahun terakhir gencar mengampanyekan cara bijak mengonsumsi kental manis.

Banyak Mengonsumsi yang Manis-Manis Bisa Timbulkan Gangguan Makan pada Anak


Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan fakta bahwa kental manis tidak boleh dikonsumsi sebagai minuman susu telah diatur melalui PerBPOM No 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

"Oleh karena itu kami meminta segenap pihak untuk lebih hati-hati dalam menyebarkan informasi, jangan sampai informasi yang benar dikatakan hoaks. Apalagi seputar informasi kesehatan dan malah berakibat buruk bagi kesehatan," jelas Arif dalam Konferensi Pers di kawasan Cikini, Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, para ahli sepakat SKM mengandung gula yang tinggi tidak baik untuk dan bayi.

"Diseduh itu banyak yang diminum secara langsung, itu sama saja dengan 2 sendok gula, sementara untuk makanan lain lebih ke pengganti gula, jadi sama seperti minum gula secara langsung," ungkap Arif.

Dia menambahkan bahwa SKM selama ini diberikan karena banyak persepsi yang mengira bahwa itu produk susu, di mana dalam temuan YAICI sendiri banyak yang mengonsumsi SKM ternyata berkolerasi dengan gizi buruk.

Baca juga: Achmad Albar Blak-blakan Sering Tolak Ajakan Main Film Bareng Rhoma Irama, Ini Alasannya

"Jika anak mengonsumsi yang manis itu membuat anak jadi tidak ingin mengonsumsi makanan lain, karena kenyang terus dan bisa menimbulkan gangguan makan," terang Arif.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)