Tagar #JanganTerbuai Menggema, Ingatkan Masyarakat Tidak Abai Protokol Kesehatan

Jum'at, 26 November 2021 - 10:02 WIB
loading...
Tagar #JanganTerbuai...
Cuitan demi cuitan yang membubuhkan tagar tersebut meminta kepada masyarakat agar tidak abai protokol kesehatan karena kasus Covid-19 di Indonesia rendah. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Jagat Twitter dibanjiri tagar #JanganTerbuai. Apabila diperhatikan, cuitan demi cuitan yang membubuhkan tagar tersebut meminta kepada masyarakat agar tidak abai protokol kesehatan karena kasus Covid-19 di Indonesia rendah.

Sebagaimana yang disampaikan netizen dengan akun @yuliastuti****, "Ada varian Delta Plus di negara tetangga. Jangan lalai, ya, patuhi prokes apalagi akan menjelang libur Natal. Semoga tetap aman dari Covid-19."

"Hati-hati ya, gengs. Walau kini kondisi aman, takutnya mengalami peningkatan liburan akhir tahun. So #JanganTerbuai dan abai prokes, ya," tambahnya.

Baca juga: Kolesterol Naik Setelah Vaksin Covid-19, Ini Penjelasannya

Netizen lain pun ikut mengajak masyarakat untuk tidak patuh prokes mentang-mentang kasus Covid-19 melandai.

"Gaes, aku habis baca berita, ternyata ada varian Covid-19 baru lagi, sebutannya AY.4.2 atau biasa disebut Delta Plus. Varian baru ini sudah masuk di 2 negara tetangga, Malaysia dan Singapura. #JanganTerbuai untuk jalan-jalan di wilayah yang kurang aman dulu, ya. Tahan," kata @yulaku****.

Apa yang digaungkan netizen di media sosial sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo untuk tetap waspada terutama dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pun juga dengan pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

"Kami awasi dengan ketat semua kasus yang terjadi di negara-negara luar negeri dan kami laporkan ke Presiden agar membuat kita semua waspada terutama di masa Nataru ini," kata Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.

Salah satu fenomena yang sangat disorot Kemenkes adalah kejadian di Eropa yang terus memperlihatkan peningkatan kasus Covid-19 disebabkan oleh varian Delta dan turunannya. Namun, kasus konfirmasi di beberapa negara yang sempat terkena Covid-19 varian Delta sudah mulai melandai.

"India yang dulu pernah puncaknya terkena Delta, sekarang masih landai sesudah 195 hari. Contohnya juga Afrika Selatan pernah kena Delta dan sekarang melandai sudah 134 hari. Indonesia 124 hari. Maroko 101 hari, dan Jepang 86 hari," terangnya.

Terkait dengan #JanganTerbuai, Menkes Budi juga meminta kepada pemerintah daerah untuk menggiatkan upaya tracing dan testing sekalipun temuan kasus Covid-19 belakangan ini tergolong rendah.

"Walaupun jumlahnya masih kecil (kasus Covid-19 di Indonesia), positivity rate rendah, BOR rumah sakit juga rendah, tapi kami tetap mengikuti kabar daerah-daerah agar jangan sampai terlambat kalau nanti ada kenaikan kasus," ungkapnya.

Menkes Budi pun meminta pemerintah daerah untuk terus memperhatikan dan meningkatkan kedisiplinan dalam pengetesan dan pelacakan di daerahnya masing-masing. Hal ini dinilai penting untuk mencegah adanya gelombang baru.

Baca juga: Jatuh Bangun Restoran Kwetiau Sapi 78, Tonton Episode 7 Once Upon a Time in Chinatown di Vision+

"Jadi, testing harus dilakukan terhadap orang-orang yang kontak erat, hasil dari tracing. Kami melihat kota-kota yang ada kenaikan, disiplin tracing kontak erat dan testing bagi orang yang didefinisikan sebagai kontak erat, sudah sangat rendah,” ucap Budi.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1868 seconds (0.1#10.140)