Strategi Jitu UMKM untuk Tangkap Peluang di 2022

Senin, 06 Desember 2021 - 17:08 WIB
loading...
Strategi Jitu UMKM untuk Tangkap Peluang di 2022
Para pembicara dalam webinar UMKM Berdaya: Peluang dan Strategi Kebangkitan UMKM 2022 yang digelar oleh Gerakan #akuberdaya bekerja sama dengan Evapora. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Strategi Jitu UMKM untuk Tangkap Peluang di 2022

Hasil survey World Bank tahun 2021 menyebutkan, UMKM yang terhubung ke ekosistem digital pada masa pandemi Covid-19 memiliki daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan saat ini.

Hal itu diungkapkan Staf Ahli Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto saat membuka webinar bertajuk UMKM Berdaya: Peluang dan Strategi Kebangkitan UMKM 2022 yang digelar oleh Gerakan #akuberdaya bekerja sama dengan Evapora, pada Rabu (1/12/2021) lalu.

“80% UMKM menjadikan momentum pandemi Covid-19 pemicu untuk melakukan perubahan perilaku ke arah digital,” kata Rully.

Rully mengapresiasi jumlah UMKM yang saat ini mencapai 65 juta unit dan memberikan kontribusi 97% terhadap total tenaga kerja dan 61% PDB nasional.

“Dari data yang kami terima, selama pandemi Covid-19 di Indonesia transaksi di e-commerce meningkat sebesar 54% atau lebih dari 3 juta transaksi per hari, serta ekonomi digital Indonesia berpotensi senilai USD124 juta atau kurang lebih Rp1.700 triliun pada 2025. 37% pengguna jasa internet baru, 93% konsumen akan tetap memanfaatkan digital, dengan rataan 4,3-4,7 jam penggunaan online per hari,” lanjut Rully.

Ditambahkan Rully lagi, saat ini setidaknya 25,6% UMKM hadir pada ekosistem digital atau sekitar 16,4 juta pelaku usaha. Pertumbuhan yang sangat cepat dibanding tahun 2020 lalu masih di angka 13%.

“Angka ini didorong terus untuk dapat kita capai 30 juta UMKM (sekitar 47%) on boarding digital di akhir 2024. Namun, perlu ada pendekatan ekosistem mencakup proses bisnis dari hulu ke hilir atau end to end digital transformation serta pendampingan bagi Koperasi dan UMKM Indonesia agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital,” papar Rully.

Pada kesempatan yang sama, Nina Nugroho selaku inisiator Gerakan #akuberdaya sekaligus desainer dan CEO PT. Nina Nugroho Internasional mengatakan, kondisi pandemi berdampak pada eksistensi pelaku UMKM, karena lebih dari 90% masih berskala mikro.

“Mereka menjalankan usaha masih skala rumah tangga, sehingga belum memiliki rantai pasok yang berkelanjutan dan barang yang diproduksi yang hampir sama dengan produk UMKM lain. Akibatnya terjadi perang harga yang berujung pada tidak sehatnya persaingan,” papar Nina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1980 seconds (0.1#10.140)