Kisah Denada Berjuang sebagai Single Parent di Masa Pandemi, Uang Tersisa Tinggal Rp200.000
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Denada mengisahkan perjuangannya sebagai single parent yang tengah berupaya mengobati sang anak yang sakit di negeri orang pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Denada saat ini diketahui tinggal di Singapura demi memudahkan proses pengobatan putrinya, Aisha Aurum, yang divonis menderita kanker darah. Hal itu membuat mantan rapper tersebut harus bolak-balik Jakarta-Singapura jika sedang mendapat tawaran pekerjaan di Tanah Air.
Meski pengobatan Aisha terlihat berjalan lancar, namun perjuangan Denada dalam mencari nafkah sebetulnya sangat berat. Terlebih dunia tengah diserang wabah Covid-19. Dampak pandemi pun turut dirasakan oleh Denada.
Biaya hidup di Singapura yang amat tinggi membuat artis 43 tahun itu terpaksa menjual segala aset yang ia miliki. Terlebih Denada tak bisa bekerja selama dua tahun terakhir. Tanpa rasa ragu Denada pun menjual barang berharganya mulai rumah, tas branded, hingga perhiasan.
"Ya terpaksa harus jual-jual semua yang ada. Rumah, mobil, semua, apa pun yang bisa aku jual. Tas branded, perhiasan," kata Denada dalam kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, dikutip Minggu (2/1/2022).
Bahkan hingga saat ini Denada masih berusaha menjual beberapa asetnya yang tak kunjung laku. Pasalnya, menjual barang dalam kondisi pandemi tak semudah yang dibayangkan.
Meski demikian, Denada tetap bersyukur bisa memiliki aset-aset berharga itu. Pelantun Ku Jelang Hari ini tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya bisa berjalan jika sebelumnya tidak memiliki barang-barang tersebut.
"Dalam hatiku, alhamdulillah aku masih ada barang-barang itu. Kalau nggak ada barang-barang itu yang bisa dijual, aku nggak tahu deh bisa survive selama dua tahun," ujar Denada.
Di samping itu, Denada merasa bahwa perjuangannya selama ini tak lepas dari pertolongan Sang Pencipta. Pasalnya, dia sempat mengalami kondisi ekonomi yang sulit hingga uang yang tersisa di ATM-nya hanya Rp200 ribu. Padahal ia memiliki banyak pengeluaran di Singapura.
"Itu nggak sekali dua kali kayak gitu, orang dua tahun nggak ada penghasilan tapi tinggalnya di sana. Jadi kalau udah kayak gitu aku nggak tahu lagi mau ngapain dan emang aku nggak ada teman ngobrol. Jadi cuma nangis aja sama Allah, minta tolong sama Allah," tutur Denada.
Banyak keajaiban yang dirasakan Denada dari Sang Pencipta. Salah satunya tawaran bekerja sebagai guru Zumba di Indonesia. Dia tak pernah menyangka bisa mendapat pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat kala itu.
"Tiba-tiba besoknya ada orang dari perusahaan di Indonesia yang bilang minta Denada isi kelas zumba, private di company kita. Lusa, minggu depan," kata Denada.
Denada pun merasa sangat bersyukur masih memiliki Tuhan yang selalu siap menolongnya. Apalagi dia juga diberi kekuatan untuk bisa menghadapi masalahnya selama ini.
Denada saat ini diketahui tinggal di Singapura demi memudahkan proses pengobatan putrinya, Aisha Aurum, yang divonis menderita kanker darah. Hal itu membuat mantan rapper tersebut harus bolak-balik Jakarta-Singapura jika sedang mendapat tawaran pekerjaan di Tanah Air.
Meski pengobatan Aisha terlihat berjalan lancar, namun perjuangan Denada dalam mencari nafkah sebetulnya sangat berat. Terlebih dunia tengah diserang wabah Covid-19. Dampak pandemi pun turut dirasakan oleh Denada.
Biaya hidup di Singapura yang amat tinggi membuat artis 43 tahun itu terpaksa menjual segala aset yang ia miliki. Terlebih Denada tak bisa bekerja selama dua tahun terakhir. Tanpa rasa ragu Denada pun menjual barang berharganya mulai rumah, tas branded, hingga perhiasan.
"Ya terpaksa harus jual-jual semua yang ada. Rumah, mobil, semua, apa pun yang bisa aku jual. Tas branded, perhiasan," kata Denada dalam kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, dikutip Minggu (2/1/2022).
Bahkan hingga saat ini Denada masih berusaha menjual beberapa asetnya yang tak kunjung laku. Pasalnya, menjual barang dalam kondisi pandemi tak semudah yang dibayangkan.
Meski demikian, Denada tetap bersyukur bisa memiliki aset-aset berharga itu. Pelantun Ku Jelang Hari ini tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya bisa berjalan jika sebelumnya tidak memiliki barang-barang tersebut.
"Dalam hatiku, alhamdulillah aku masih ada barang-barang itu. Kalau nggak ada barang-barang itu yang bisa dijual, aku nggak tahu deh bisa survive selama dua tahun," ujar Denada.
Di samping itu, Denada merasa bahwa perjuangannya selama ini tak lepas dari pertolongan Sang Pencipta. Pasalnya, dia sempat mengalami kondisi ekonomi yang sulit hingga uang yang tersisa di ATM-nya hanya Rp200 ribu. Padahal ia memiliki banyak pengeluaran di Singapura.
"Itu nggak sekali dua kali kayak gitu, orang dua tahun nggak ada penghasilan tapi tinggalnya di sana. Jadi kalau udah kayak gitu aku nggak tahu lagi mau ngapain dan emang aku nggak ada teman ngobrol. Jadi cuma nangis aja sama Allah, minta tolong sama Allah," tutur Denada.
Banyak keajaiban yang dirasakan Denada dari Sang Pencipta. Salah satunya tawaran bekerja sebagai guru Zumba di Indonesia. Dia tak pernah menyangka bisa mendapat pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat kala itu.
"Tiba-tiba besoknya ada orang dari perusahaan di Indonesia yang bilang minta Denada isi kelas zumba, private di company kita. Lusa, minggu depan," kata Denada.
Denada pun merasa sangat bersyukur masih memiliki Tuhan yang selalu siap menolongnya. Apalagi dia juga diberi kekuatan untuk bisa menghadapi masalahnya selama ini.
(tsa)