4 Film Indonesia Ini Gunakan Bahasa Jawa dalam Dialognya, Nomor 3 Dibintangi Dian Sastrowardoyo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Film Indonesia belakangan ini semakin sering mengangkat bahasa daerah sebagai bagian dari dialog utamanya, semisal bahasa Jawa .
Film-film berikut ini dikenal sebagai karya sineas Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa. Apa saja?
1. Yowis Ben
Film pertama adalah Yowis Ben. Merupakan serial karya Youtuber Bayu Skak dan Fajar Nugros, Yowis Ben adalah film drama komedi anak SMA yang penuh dengan guyonan khas Jawa Timur-an. Dalam film ini, seorang anak SMA membentuk band demi memikat hati perempuan yang diidam-idamkan. Namun, dengan meningkatnya popularitas band, sang protagonis malah jadi disibukkan dengan urusan musik dan semakin lupa mengejar cinta.
2. Perempuan Tanah Jahanam
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa selanjutnya adalah Perempuan Tanah Jahanam. Digarap oleh sutradara horor Indonesia, Joko Anwar, film yang mengambil latar tempat di Jawa Tengah ini memiliki banyak dialog Jawa yang kental, terutama oleh aktor Ario Bayu dan Christine Hakim.
Perempuan Tanah Jahanam berkisah tentang seorang perempuan yang berniat mencari warisan keluarganya di sebuah desa terpencil di tengah hutan Jawa, namun kemunculannya malah mengusik warga haus darah yang ingin menghentikan sebuah kutukan.
3. Kartini
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa terakhir adalah Kartini. Sebagai film biografi, film besutan Hanung Bramantyo ini banyak menggunakan bahasa Jawa agar sesuai dengan budaya dan lingkungan di sekitar sang tokoh titular. Film ini pun mendapat banyak pujian, terutama dari kalangan guru, berkat akting Dian Sastrowardoyo yang memukau dan kisah yang non-konvensional.
4.Yuni
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa berikutnya adalah Yuni. Mengangkat bahasa Jaseng alias Jawa Serang yang sangat khas Banten sebagai elemen utama film, Yuni berkisah tentang seorang anak perempuan yang harus menghadapi sebuah dilema dalam proses menuju dewasa. Ingin melanjutkan kuliah setamat SMA, Yuni sang tokoh titular malah dilamar berkali-kali oleh orang yang tak terlalu ia kenal, membuatnya terjebak dalam sebuah budaya berbahaya yang punya potensi mengkerdilkan ambisinya.
Film-film berikut ini dikenal sebagai karya sineas Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa. Apa saja?
1. Yowis Ben
Film pertama adalah Yowis Ben. Merupakan serial karya Youtuber Bayu Skak dan Fajar Nugros, Yowis Ben adalah film drama komedi anak SMA yang penuh dengan guyonan khas Jawa Timur-an. Dalam film ini, seorang anak SMA membentuk band demi memikat hati perempuan yang diidam-idamkan. Namun, dengan meningkatnya popularitas band, sang protagonis malah jadi disibukkan dengan urusan musik dan semakin lupa mengejar cinta.
2. Perempuan Tanah Jahanam
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa selanjutnya adalah Perempuan Tanah Jahanam. Digarap oleh sutradara horor Indonesia, Joko Anwar, film yang mengambil latar tempat di Jawa Tengah ini memiliki banyak dialog Jawa yang kental, terutama oleh aktor Ario Bayu dan Christine Hakim.
Perempuan Tanah Jahanam berkisah tentang seorang perempuan yang berniat mencari warisan keluarganya di sebuah desa terpencil di tengah hutan Jawa, namun kemunculannya malah mengusik warga haus darah yang ingin menghentikan sebuah kutukan.
3. Kartini
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa terakhir adalah Kartini. Sebagai film biografi, film besutan Hanung Bramantyo ini banyak menggunakan bahasa Jawa agar sesuai dengan budaya dan lingkungan di sekitar sang tokoh titular. Film ini pun mendapat banyak pujian, terutama dari kalangan guru, berkat akting Dian Sastrowardoyo yang memukau dan kisah yang non-konvensional.
4.Yuni
Film Indonesia yang banyak menggunakan bahasa Jawa berikutnya adalah Yuni. Mengangkat bahasa Jaseng alias Jawa Serang yang sangat khas Banten sebagai elemen utama film, Yuni berkisah tentang seorang anak perempuan yang harus menghadapi sebuah dilema dalam proses menuju dewasa. Ingin melanjutkan kuliah setamat SMA, Yuni sang tokoh titular malah dilamar berkali-kali oleh orang yang tak terlalu ia kenal, membuatnya terjebak dalam sebuah budaya berbahaya yang punya potensi mengkerdilkan ambisinya.
(tsa)