Rutin Lakukan Pemeriksaan Prostat Salah Satu Cara Tingkatkan Angka Harapan Hidup Laki-Laki

Minggu, 30 Januari 2022 - 04:40 WIB
loading...
Rutin Lakukan Pemeriksaan...
Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD dari Siloam Hospitals Asri Jakarta. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Deteksi dini kanker prostat melalui rangkaian pemeriksaan terkait prostat bisa menambah harapan hidup bagi para pria. Sebab, pada stadium awal sel kanker masih terlokalisir dalam kelenjar prostat atau di sekitar organ terdekat.

Pada kasus tersebut, diketahui angka harapan hidup dalam kurun waktu 5 tahun mencapai hampir 100%. Sementara itu, pada stadium lanjut, sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain di luar prostat, sehingga angka harapan hidup dalam kurun waktu 5 tahun menurun hingga 30%.

Menurut Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD dari Siloam Hospitals Asri Jakarta, kelenjar prostat normal pada pria dewasa berukuran 15-20 cc. Secara alami, prostat memiliki kecenderungan untuk membesar sejak berusia 40 tahun. Sebanyak 50% pria pada usia 60 tahun mengalami pembesaran prostat. Pada usia 70-80 tahun, persentase pembesaran prostat semakin meningkat hingga 80%. Namun, hanya 25% yang membutuhkan pengobatan.

"Seiring berjalannya waktu, prostat akan mengalami gangguan dan perubahan. Salah satunya adalah terjadinya pembesaran pada prostat yang dapat bersifat jinak ataupun ganas," terang Prof. Chaidir di Siloam Hospitals Asri belum lama ini.

Kelenjar prostat diketahui hanya ditemukan pada pria. Kelenjar ini berfungsi memproduksi cairan prostat yang merupakan bagian dari cairan mani. Cairan ini memberi energi pada sperma dan mengurangi keasaman pada saluran vagina.

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan saluran anus. Paga bagian tengah prostat terdapat uretra, saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih hingga keluar melalui lubang penis.

"Oleh sebab itu, kelenjar prostat memiliki peranan penting pada kesuburan pria," imbuh Prof. Chaidir.

Sementara itu, kanker prostat adalah kanker yang terjadi pada prostat, yaitu kelenjar kecil berbentuk kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani. Hampir seluruh kanker prostat adalah adenocarcinoma (kanker yang berasal dari sel kelenjar). Sel-sel kanker tersebut dapat menyebar ke bagian lain tubuh melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Hingga saat ini penyebab kanker prostat belum diketahui secara pasti. Mengacu pada data Globocan (Global Cancer Observatory) 2020, kasus kanker prostat di Indonesia diprediksi menduduki peringkat ke-11 dengan jumlah kasus mencapai 31 per 100.000 populasi.

Dari edukasi yang disampaikan Prof. Chaidir ini, ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kanker prostat. Di antaranya usia lebih dari 50 tahun dan memiliki keluarga dengan riwayat kanker prostat atau kanker lain. Dari sisi etnik, risiko lebih besar/tinggi dimiliki oleh keturunan ras Afrika-Amerika yang mengalami obesitas.

Gejala yang dialami penderita kanker prostat meliputi keluhan saluran kemih bawah seperti sering buang air kecil (terutama saat malam hari), buang air kecil teputus-putus, dan sensasi tidak lampias saat selesai buang air kecil.

Fase awal kanker prostat dapat tidak bergejala. Selain itu, perlu diwaspadai tanda-tanda penyebarannya seperti nyeri tulang, kesemutan pada kedua tungkai, dan kelemahan pada kedua tungkai.

Pada pemeriksaan untuk diagnosis kanker prostat, pasien akan diwawancarai mengenai riwayat penyakitnya dan dilakukan colok dubur. Kebanyakan kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika volumenya > 0,2 ml.

Jika terdapat kecurigaan adanya kanker prostat dari pemeriksaan colok dubur seperti benjolan keras, bentuk asimetris, atau berbenjol-benjol, maka dapat dilakukan biopsi prostat sebagai pemeriksaan definitif dari kanker prostat.

Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan sebelum melakukan biopsi adalah pemeriksaan antigen spesifik prostat (PSA) untuk mendukung kecurigaan dari pemeriksaan colok dubur. Apabila telah diketahui terdapat kanker prostat, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan stadium kanker dengan pemeriksaan MRI, Bone Scan, serta PET Scan.

Untuk kanker prostat stadium awal, pilihan penanganannya adalah surveilans aktif, operasi pengangkatan prostat, atau radioterapi. Di sisi lain, kanker prostat stadium lanjut dapat ditangani dengan terapi hormonal, kemoterapi, radioterapi, maupun terapi kombinasi yang sangat disarankan oleh Ikatan Ahli Urologi Indonesia.

Setelah dilakukan terapi, pasien tetap perlu mempraktikkan pola hidup sehat dan kontrol secara rutin. Pola hidup sehat dilakukan dengan cara diet dengan nutrisi seimbang, hindari merokok, dan aktivitas fisik rutin.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1529 seconds (0.1#10.140)