; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Masakannya Dilepeh Dua Juri, Dea Akhiri Perjalanannya di MCI 9
loading...
Sudah berjuang mati-matian dalam kompetisi, peserta asal Malang, Dea gagal melanjutkan perjalanannya di ajang kompetisi memasak paling bergengsi ini. / Foto: Instagram
A
A
A
JAKARTA - MasterChef Indonesia tidak pernah pandang bulu dalam mengeliminasi kontestannya. Ini sebagaimana yang terjadi pada MasterChef Indonesia Season 9 episode Sabtu (5/2/2022).
Sudah berjuang mati-matian dalam kompetisi, peserta asal Malang, Dea gagal melanjutkan perjalanannya di ajang kompetisi memasak paling bergengsi ini.
Setelah dua tantangan sebelumnya berkutat dengan buah-buahan, pressure test di episode kali ini pun memuat elemen yang tak jauh beda, durian.
Baca juga: Ungguli Victor, Indra Sukses Rebut Challenge Mengolah Pisang di MCI 9
Dengan waktu memasak 45 menit, ke-12 peserta yang kini mengenakan celemek hitam harus berjuang mencegah eliminasi dini.
Meskipun begitu, tak semua peserta berhasil mempertahankan mimpinya. Sebagai kompetisi, tentu harus ada peserta yang tersingkir guna membuka jalan bagi sang pemenang nanti.
Dea, yang harus dipulangkan juri, menuai kegagalan. Dia mencoba mengolah durian menjadi hidangan ikan bakar.
Sayangnya, para juri tampak tak terkesan dengan masakan Dea. Bahkan, ketika kali pertama dicicipi, Chef Arnold dan Chef Juna melepeh hidangannya.
Dengan rasa yang kurang seimbang dan cenderung terlalu manis, aroma yang tak menggugah selera, dan penampilan yang pucat, Dea harus menjadi satu dari dua peserta terbawah di pressure test kali ini. Dia bersanding dengan Alden yang gagal memasak waffle.
"Alden masih aman karena hidangan Dea masih jauh lebih buruk," ucap Chef Renatta.
Harus pulang di posisi ke-21, Dea sendiri mengaku tak ambil pusing dengan keputusan juri. Menurutnya, bisa berada di galeri MasterChef Indonesia sudah menjadi sebuah pencapaian besar.
Harus kembali ke kehidupannya sebagai dekan di kota Malang, perempuan berusia 40 tahun ini juga memberikan pesan terakhir kepada para mahasiswa yang dia bimbing di kampus.
Baca juga: 21 Peserta MasterChef Indonesia Season 9 Ditantang Mengolah Pisang
"Aku bisa sampai galeri aja udah keajaiban banget. Buat mahasiswaku, terus kejar mimpi kalian," ujar Dea.
Sudah berjuang mati-matian dalam kompetisi, peserta asal Malang, Dea gagal melanjutkan perjalanannya di ajang kompetisi memasak paling bergengsi ini.
Setelah dua tantangan sebelumnya berkutat dengan buah-buahan, pressure test di episode kali ini pun memuat elemen yang tak jauh beda, durian.
Baca juga: Ungguli Victor, Indra Sukses Rebut Challenge Mengolah Pisang di MCI 9
Dengan waktu memasak 45 menit, ke-12 peserta yang kini mengenakan celemek hitam harus berjuang mencegah eliminasi dini.
Meskipun begitu, tak semua peserta berhasil mempertahankan mimpinya. Sebagai kompetisi, tentu harus ada peserta yang tersingkir guna membuka jalan bagi sang pemenang nanti.
Dea, yang harus dipulangkan juri, menuai kegagalan. Dia mencoba mengolah durian menjadi hidangan ikan bakar.
Sayangnya, para juri tampak tak terkesan dengan masakan Dea. Bahkan, ketika kali pertama dicicipi, Chef Arnold dan Chef Juna melepeh hidangannya.
Dengan rasa yang kurang seimbang dan cenderung terlalu manis, aroma yang tak menggugah selera, dan penampilan yang pucat, Dea harus menjadi satu dari dua peserta terbawah di pressure test kali ini. Dia bersanding dengan Alden yang gagal memasak waffle.
"Alden masih aman karena hidangan Dea masih jauh lebih buruk," ucap Chef Renatta.
Harus pulang di posisi ke-21, Dea sendiri mengaku tak ambil pusing dengan keputusan juri. Menurutnya, bisa berada di galeri MasterChef Indonesia sudah menjadi sebuah pencapaian besar.
Harus kembali ke kehidupannya sebagai dekan di kota Malang, perempuan berusia 40 tahun ini juga memberikan pesan terakhir kepada para mahasiswa yang dia bimbing di kampus.
Baca juga: 21 Peserta MasterChef Indonesia Season 9 Ditantang Mengolah Pisang
"Aku bisa sampai galeri aja udah keajaiban banget. Buat mahasiswaku, terus kejar mimpi kalian," ujar Dea.
(nug)
Explore More