Pandemi Jauh dari Selesai, WHO Peringatkan Varian Covid-19 Selanjutnya Akan Lebih Menular Ketimbang Omicron
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus harian Covid-19 semakin meningkat di Indonesia dan juga dunia lantaran lebih mudah menular dari varian sebelumnya.
Melihat hal ini, Ahli Epidemiologi sekaligus Pimpinan Teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) Dr. Maria Van Kerkhove mengingatkan bahwa pandemi masih jauh dari selesai dan varian baru nanti mungkin akan lebih ganas daripada Omicron.
“Varian concern selanjutnya akan lebih fit, yang kami maksud adalah lebih menular karena harus menyalip yang beredar saat ini. Pertanyaan besarnya adalah, apakah varian masa depan akan lebih parah atau tidak,” kata Dr. Van Kerkhove, dilansir dari India Today pada Kamis (10/2/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa varian baru ke depannya akan lebih kuat sehingga lebih mudah menghindari kekebalan, membuat vaksin jadi kurang efektif.
"Kami berharap dengan intervensi yang tepat, sirkulasi Covid-19 akan rendah. Tetapi bahkan dalam sirkulasi itu, akan ada gejolak di antara orang-orang yang tidak dilindungi oleh vaksin atau mereka yang kekebalannya berkurang,” tambahnya.
Indonesia sendiri diduga akan mengalami puncak gelombang kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal itu berkaca dari mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat berkisar antara 35 hingga 65 hari.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 90% transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta.
“Kami sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta. Jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya dalam laman resmi Kemenkes dikutip, beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, pemerintah melalui Kemenkes akan memperkuat pelayanan kesehatan. Hal lain yang mendukung, yaitu mengoptimalkan sistem pelayanan, memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.
“Kebutuhan obat di 34 Provinsi sudah mencukupi, Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400 mg/20 ml, multivitamin, IVIg 5%/50 ml total 4.958.599, sedangkan stoknya mencapai 23.663.526. Sementara ketersediaan oksigen di 20 kabupaten/kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dalam keterangan resminya dikutip, Kamis (10/2/2022).
Melihat hal ini, Ahli Epidemiologi sekaligus Pimpinan Teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) Dr. Maria Van Kerkhove mengingatkan bahwa pandemi masih jauh dari selesai dan varian baru nanti mungkin akan lebih ganas daripada Omicron.
“Varian concern selanjutnya akan lebih fit, yang kami maksud adalah lebih menular karena harus menyalip yang beredar saat ini. Pertanyaan besarnya adalah, apakah varian masa depan akan lebih parah atau tidak,” kata Dr. Van Kerkhove, dilansir dari India Today pada Kamis (10/2/2022).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa varian baru ke depannya akan lebih kuat sehingga lebih mudah menghindari kekebalan, membuat vaksin jadi kurang efektif.
"Kami berharap dengan intervensi yang tepat, sirkulasi Covid-19 akan rendah. Tetapi bahkan dalam sirkulasi itu, akan ada gejolak di antara orang-orang yang tidak dilindungi oleh vaksin atau mereka yang kekebalannya berkurang,” tambahnya.
Baca Juga
Indonesia sendiri diduga akan mengalami puncak gelombang kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022. Hal itu berkaca dari mayoritas kenaikan kasus Omicron di dunia terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat berkisar antara 35 hingga 65 hari.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa 90% transmisi lokal Omicron terjadi di DKI Jakarta.
“Kami sampaikan bahwa lebih dari 90% transmisi lokal terjadi di DKI Jakarta. Jadi kita harus siapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron, dan kita harus sudah memastikan bisa menangani dengan baik,” katanya dalam laman resmi Kemenkes dikutip, beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, pemerintah melalui Kemenkes akan memperkuat pelayanan kesehatan. Hal lain yang mendukung, yaitu mengoptimalkan sistem pelayanan, memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.
“Kebutuhan obat di 34 Provinsi sudah mencukupi, Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400 mg/20 ml, multivitamin, IVIg 5%/50 ml total 4.958.599, sedangkan stoknya mencapai 23.663.526. Sementara ketersediaan oksigen di 20 kabupaten/kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dalam keterangan resminya dikutip, Kamis (10/2/2022).
(tsa)