3 Cara Orang Yahudi Mendidik Anak Mereka, Nomor Terakhir Diajari Matematika saat Cukup Umur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cara orang Yahudi mendidik anak mereka sangat menarik untuk disimak. Sebab, anak-anak cerdas di kalangan Yahudi bukanlah merupakan sebuah berkat melainkan didikan para orang tuanya.
Memiliki anak yang berprestasi tentu menjadi impian setiap orang tua. Salah satu bangsa yang terkenal melahirkan anak-anak cerdas adalah Yahudi.
Beberapa tokoh terkenal dunia seperti Albert Einstein dan Mark Zuckerberg diketahui merupakan keturunan Yahudi. Lantas, bagaimana cara orang Yahudi bisa mendidik buah hati mereka sehingga memiliki kecerdasan luar biasa?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Stephen Carr Leon, anak-anak cerdas di kalangan Yahudi bukanlah merupakan sebuah berkat, melainkan didikan para orang tuanya, bahkan sejak masih di dalam kandungan.
Berikut ini adalah beberapa cara orang tua Yahudi mendidik anak mereka sehingga bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas.
1. Melatih Kecerdasan Sejak dalam Kandungan
Ibu hamil di Yahudi mengajak anak-anak mereka berdialog melalui lagu. Mereka memperdengarkan musik berupa musik instrumental atau klasik. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kecerdasan emosional.
Selain itu, ibu hamil Yahudi juga memainkan piano dan bernyanyi. Tidak jarang pula para suami akan mengajak istri mereka mengerjakan soal matematika bersama.
2. Tidak Merokok dan Mengonsumsi Makanan Tertentu
Orang Yahudi menganggap asap rokok dapat menyebabkan kerusakan otak pada dan janin. Karena itu, para suami yang perokok akan berhenti merokok, tidak hanya pada saat sang istri hamil, tapi juga setelah anak mereka lahir sampai delapan tahun lamanya.
Ibu hamil di Yahudi juga pantang dalam mengonsumsi makanan hewani lebih dari satu. Mereka hanya makan ikan tanpa kepala dan juga menjadikan kacang almond serta buah sebagai camilan.
3. Memberikan Pendidikan yang Tepat pada Anak
Ketika anak lahir, maka orang tua Yahudi akan membekali mereka dengan pendidikan terbaik yang bisa diberikan. Di usia balitanya, anak-anak akan diajari berkomunikasi.
Setelah cukup umur, anak juga akan diajari matematika, musik, dan bahasa asing. Mereka juga diberi pelajaran musik seperti piano, dan olahraga seperti memanah, lari, atau menembak.
Pembekalan pendidikan ini juga tidak luput dari penyediaan makanan bergizi dan lingkungan yang mendukung bagi anak.
Memiliki anak yang berprestasi tentu menjadi impian setiap orang tua. Salah satu bangsa yang terkenal melahirkan anak-anak cerdas adalah Yahudi.
Beberapa tokoh terkenal dunia seperti Albert Einstein dan Mark Zuckerberg diketahui merupakan keturunan Yahudi. Lantas, bagaimana cara orang Yahudi bisa mendidik buah hati mereka sehingga memiliki kecerdasan luar biasa?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Stephen Carr Leon, anak-anak cerdas di kalangan Yahudi bukanlah merupakan sebuah berkat, melainkan didikan para orang tuanya, bahkan sejak masih di dalam kandungan.
Berikut ini adalah beberapa cara orang tua Yahudi mendidik anak mereka sehingga bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas.
1. Melatih Kecerdasan Sejak dalam Kandungan
Ibu hamil di Yahudi mengajak anak-anak mereka berdialog melalui lagu. Mereka memperdengarkan musik berupa musik instrumental atau klasik. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kecerdasan emosional.
Selain itu, ibu hamil Yahudi juga memainkan piano dan bernyanyi. Tidak jarang pula para suami akan mengajak istri mereka mengerjakan soal matematika bersama.
2. Tidak Merokok dan Mengonsumsi Makanan Tertentu
Orang Yahudi menganggap asap rokok dapat menyebabkan kerusakan otak pada dan janin. Karena itu, para suami yang perokok akan berhenti merokok, tidak hanya pada saat sang istri hamil, tapi juga setelah anak mereka lahir sampai delapan tahun lamanya.
Ibu hamil di Yahudi juga pantang dalam mengonsumsi makanan hewani lebih dari satu. Mereka hanya makan ikan tanpa kepala dan juga menjadikan kacang almond serta buah sebagai camilan.
3. Memberikan Pendidikan yang Tepat pada Anak
Ketika anak lahir, maka orang tua Yahudi akan membekali mereka dengan pendidikan terbaik yang bisa diberikan. Di usia balitanya, anak-anak akan diajari berkomunikasi.
Setelah cukup umur, anak juga akan diajari matematika, musik, dan bahasa asing. Mereka juga diberi pelajaran musik seperti piano, dan olahraga seperti memanah, lari, atau menembak.
Pembekalan pendidikan ini juga tidak luput dari penyediaan makanan bergizi dan lingkungan yang mendukung bagi anak.
(hri)