Apabila Menginfeksi Bayi dan Anak-Anak, Apakah Omicron Mematikan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus positif Covid-19 varian Omicron pada anak terus mengalami peningkatan. Dari data Kementerian Kesehatan diketahui, per 20 Februari 2022 jumlah kasus kumulatif pada anak 0-18 tahun sebanyak 13,3% di antara semua kelompok umur.
Lantas, bagaimana dengan kasus kematian Covid-19 pada usia anak? Disebutkan dalam data tersebut bahwa angka kematian mingguan pada pasien anak 0-18 tahun berkisar antara 0,13% pada anak usia sekolah hingga 1,12% pada usia di bawah dua tahun.
Lalu, apakah Omicron cukup mematikan jika menginfeksi bayi atau anak-anak?
Baca juga: Penderita Diabetes yang Terinfeksi Covid-19 Berisiko Tinggi Meninggal Dunia
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RS Pondok Indah - Putri Indah dan Bintaro Jaya, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, memaparkan bahwa mayoritas derajat kasus Covid-19 pada anak adalah gejala ringan.
"Akan tetapi, setelah infeksi akut Covid-19 selesai, anak berisiko mengalami long Covid-19 (post-acute Covid-19 syndrome) atau multisystem inflammatory syndrome in children (MISC)," jelas dr Ronald pada MNC Portal, Jumat (25/2/2022).
Long Covid-19 merupakan gejala menetap atau komplikasi jangka panjang yang muncul 4 minggu setelah gejala pertama kali muncul. Sedangkan MISC adalah kondisi peradangan berat multiorgan pascainfeksi Covid-19 yang dapat mengancam nyawa.
Sejauh ini, lanjut dr Ronald, tidak ada faktor risiko atau pencegahan spesifik terhadap kedua kondisi tersebut, sehingga memastikan bayi dan anak tidak terinfeksi Covid-19 sangat penting.
"Hal tersebut dapat dilakukan dengan memastikan imunitas bayi dan anak baik," kata dia.
Selain memastikan imunisasi, ada beberapa upaya lain yang bisa dilakukan untuk memastikan si anak memiliki kesehatan yang prima sehingga imunitasnya kuat. Apa saja itu?
1. Mengonsumsi Makanan Bergizi
"Memberikan makanan bergizi seimbang dengan protein hewani yang cukup ke anak serta konsumsi buah dan sayur, lalu menghindari processed food pun makanan berkadar gula tinggi dan lemak jenuh tinggi, adalah cara yang bisa dilakukan ke anak agar imunnya kuat," beber dr Ronald.
2. Pastikan Anak Tidur Cukup
Dokter Ronald menjelaskan bahwa istirahat yang cukup dapat menjadi faktor pendukung imunitas kuat. Karena itu, atur jadwal tidur yang cukup dan teratur untuk bayi.
"Bayi itu butuh tidur selama 12-16 jam per hari," ujarnya.
Baca juga: Vaksin Dosis Ke-4 Akan Diberikan Pertama ke Nakes, Kemenkes: Masih Dibahas
3. Pastikan Bayi Berada di Area yang Aman dan Bersih
"Kurangi kegiatan di luar rumah jika tidak terlalu darurat. Pastikan juga bayi tidak berada di ruangan dengan ventilasi buruk, karena bayi belum dapat memakai masker dan belum dapat divaksinasi Covid-19," ungkap dr Ronald.
Lantas, bagaimana dengan kasus kematian Covid-19 pada usia anak? Disebutkan dalam data tersebut bahwa angka kematian mingguan pada pasien anak 0-18 tahun berkisar antara 0,13% pada anak usia sekolah hingga 1,12% pada usia di bawah dua tahun.
Lalu, apakah Omicron cukup mematikan jika menginfeksi bayi atau anak-anak?
Baca juga: Penderita Diabetes yang Terinfeksi Covid-19 Berisiko Tinggi Meninggal Dunia
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RS Pondok Indah - Putri Indah dan Bintaro Jaya, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, memaparkan bahwa mayoritas derajat kasus Covid-19 pada anak adalah gejala ringan.
"Akan tetapi, setelah infeksi akut Covid-19 selesai, anak berisiko mengalami long Covid-19 (post-acute Covid-19 syndrome) atau multisystem inflammatory syndrome in children (MISC)," jelas dr Ronald pada MNC Portal, Jumat (25/2/2022).
Long Covid-19 merupakan gejala menetap atau komplikasi jangka panjang yang muncul 4 minggu setelah gejala pertama kali muncul. Sedangkan MISC adalah kondisi peradangan berat multiorgan pascainfeksi Covid-19 yang dapat mengancam nyawa.
Sejauh ini, lanjut dr Ronald, tidak ada faktor risiko atau pencegahan spesifik terhadap kedua kondisi tersebut, sehingga memastikan bayi dan anak tidak terinfeksi Covid-19 sangat penting.
"Hal tersebut dapat dilakukan dengan memastikan imunitas bayi dan anak baik," kata dia.
Selain memastikan imunisasi, ada beberapa upaya lain yang bisa dilakukan untuk memastikan si anak memiliki kesehatan yang prima sehingga imunitasnya kuat. Apa saja itu?
1. Mengonsumsi Makanan Bergizi
"Memberikan makanan bergizi seimbang dengan protein hewani yang cukup ke anak serta konsumsi buah dan sayur, lalu menghindari processed food pun makanan berkadar gula tinggi dan lemak jenuh tinggi, adalah cara yang bisa dilakukan ke anak agar imunnya kuat," beber dr Ronald.
2. Pastikan Anak Tidur Cukup
Dokter Ronald menjelaskan bahwa istirahat yang cukup dapat menjadi faktor pendukung imunitas kuat. Karena itu, atur jadwal tidur yang cukup dan teratur untuk bayi.
"Bayi itu butuh tidur selama 12-16 jam per hari," ujarnya.
Baca juga: Vaksin Dosis Ke-4 Akan Diberikan Pertama ke Nakes, Kemenkes: Masih Dibahas
3. Pastikan Bayi Berada di Area yang Aman dan Bersih
"Kurangi kegiatan di luar rumah jika tidak terlalu darurat. Pastikan juga bayi tidak berada di ruangan dengan ventilasi buruk, karena bayi belum dapat memakai masker dan belum dapat divaksinasi Covid-19," ungkap dr Ronald.
(nug)