Perhatikan Asupan Gizi Selama Puasa
loading...
A
A
A
Ketika berpuasa, perhatikan asupan gizi yang dikonsumsi setiap harinya. Tubuh tidak hanya memerlukan zat gizi makro saja namun zat gizi mikro juga sangat dibutuhkan.
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK, menyarankan agar melengkapi makanan kita dengan sayuran dan buah dengan lima warna berbeda. Ini akan menjadi penanda yang baik bahwa asupan vitamin dan mineral kita tercukupi.
Ia juga mengingatkan bahwa proses memasak akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral. "Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. Fokus pada rasa asli sayuran dan masaklah sesingkat mungkin. Sayur bening bayam lebih baik daripada bayam yang disayur bobor (memakai santan). Daun ubi rebus lebih baik daripada gulai daun ubi tumbuk," kata dr. Tirta dalam diskusi online Puasa Sehat Dan Menyehatkan, Rabu (22/04) yang diadakan Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (Koalizi), dan Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Hindari untuk mengkonsumsi gorengan baik saat sahur dan berbuka. Umumnya, kebiasaan masyarakat kita adalah makan gorengan yang menjadi hidangan utama saat berbuka puasa, padahal gorengan mengandung lemak yang tinggi. Menurut dr. Tirta, suplemen vitamin tidak selalu harus dikonsumsi. Sebaliknya, vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari makanan seimbang yang kita konsumsi. Suplemen Vitamin dianjurkan jika tubuh sangat membutuhkan atau kita dalam kondisi sakit.
Sementara itu, untuk mengatasi dehidrasi akibat berpuasa maka dianjurkan untuk mencukupkan asupan cairan saat waktu berbuka hingga sahur. Pastikan kebutuhan cairan (sekitar 2-2,5 liter) terpenuhi. Konsumsi secara bertahap agar tidak kembung dan tidak memberatkan fungsi ginjal.
Terkait pola minum air bisa disesuaikan misalnya saat buka puasa minum satu gelas, saat makan ketika berbuka satu gelas dan seterusnya hingga kuota kebutuhan terpenuhi hingga ketika sahur. Disesuaikan dengan kondisi tubuh kurang lebih 2-2,5 liter. Kecuali ketika kita memiliki aktivitas yang tinggi atau olahraga maka dianjurkan untuk mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak sehingga menjaga cairan tubuh sehingga dehidrasi dapat segera teratasi.
Ketika berpuasa, hindari aktivitas outdoor yg berlebihan terutama saat cuaca panas. Dr. Tirta mengimbau jika ingin bepergian gunakanlah payung terlebih kondisi cuaca yang sedang panas ini, dan seringlah membasuh muka dan tangan agar tidak dehidrasi. Pantau warna urine saat berbuka, jika masih pekat artinya hidrasi belum baik. Tambahkan lagi cairan sampai urine terlihat kuning muda cenderung bening. (Sri noviarni)
Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK, menyarankan agar melengkapi makanan kita dengan sayuran dan buah dengan lima warna berbeda. Ini akan menjadi penanda yang baik bahwa asupan vitamin dan mineral kita tercukupi.
Ia juga mengingatkan bahwa proses memasak akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral. "Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. Fokus pada rasa asli sayuran dan masaklah sesingkat mungkin. Sayur bening bayam lebih baik daripada bayam yang disayur bobor (memakai santan). Daun ubi rebus lebih baik daripada gulai daun ubi tumbuk," kata dr. Tirta dalam diskusi online Puasa Sehat Dan Menyehatkan, Rabu (22/04) yang diadakan Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (Koalizi), dan Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Hindari untuk mengkonsumsi gorengan baik saat sahur dan berbuka. Umumnya, kebiasaan masyarakat kita adalah makan gorengan yang menjadi hidangan utama saat berbuka puasa, padahal gorengan mengandung lemak yang tinggi. Menurut dr. Tirta, suplemen vitamin tidak selalu harus dikonsumsi. Sebaliknya, vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari makanan seimbang yang kita konsumsi. Suplemen Vitamin dianjurkan jika tubuh sangat membutuhkan atau kita dalam kondisi sakit.
Sementara itu, untuk mengatasi dehidrasi akibat berpuasa maka dianjurkan untuk mencukupkan asupan cairan saat waktu berbuka hingga sahur. Pastikan kebutuhan cairan (sekitar 2-2,5 liter) terpenuhi. Konsumsi secara bertahap agar tidak kembung dan tidak memberatkan fungsi ginjal.
Terkait pola minum air bisa disesuaikan misalnya saat buka puasa minum satu gelas, saat makan ketika berbuka satu gelas dan seterusnya hingga kuota kebutuhan terpenuhi hingga ketika sahur. Disesuaikan dengan kondisi tubuh kurang lebih 2-2,5 liter. Kecuali ketika kita memiliki aktivitas yang tinggi atau olahraga maka dianjurkan untuk mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak sehingga menjaga cairan tubuh sehingga dehidrasi dapat segera teratasi.
Ketika berpuasa, hindari aktivitas outdoor yg berlebihan terutama saat cuaca panas. Dr. Tirta mengimbau jika ingin bepergian gunakanlah payung terlebih kondisi cuaca yang sedang panas ini, dan seringlah membasuh muka dan tangan agar tidak dehidrasi. Pantau warna urine saat berbuka, jika masih pekat artinya hidrasi belum baik. Tambahkan lagi cairan sampai urine terlihat kuning muda cenderung bening. (Sri noviarni)
(ysw)