Kontrol Penyakit Degeneratif dengan Membatasi GGL
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit degeneratif menjadi kondisi yang perlu diwaspadai karena angka kejadiannya terus meningkat.
Penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi saat ini sudah menjadi penyakit umum yang semakin sering dijumpai di Indonesia. Bahkan stroke tercatat sebagai penyakit pembunuh tertinggi.
Penyakit-penyakit tersebut menurut Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood Moch Aldis Ruslialdi SKM CNWC, disebabkan oleh gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan teratur. ( )
"Kita tahu sekarang di luar COVID-19, trennya banyak penyakit yang berhubungan dengan lifestyle atau penyakit degeneratif, atau penyakit kronis biasa kita menyebutnya. Empat besar penyakit yang menyebabkan kematian adalah stroke, jantung, hipertensi, dan diabetes. Itu masuk ke dalem top of the top penyakit-penyakit yang banyak terjadi di Indonesia," kata Aldis dalam acara "Nutriclass", Selasa (16/6).
"Penyakit-penyakit tersebut memang berhubungan dengan lifestyle atau pola makan. Jadi beda, kalau zaman dulu banyak orang kena penyakit infeksi, virus, bakteri, kematian karena perang. Tapi, sekarang penyakit banyak berhubungan dengan lifestyle. Banyak orang kena diabetes, jantung, stroke," sambungnya.
Penyakit degeneratif bisa dicegah dengan beberapa cara. Salah satunya membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak).
Aldis menjelaskan, mengonsumsi gula berlebih bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas yang merupakan faktor risiko diabetes. Sementara itu, anjuran konsumsi gula harian per orang adalah 50 gram atau setara empat sendok teh.
"Kalau batasan sehari gula 4 sendok teh, 1 boba saja mau ngabisin jatah gula sehari. Kalau sudah minum boba, ya sudah nggak usah minum gula-gula yang lain atau olahraganya dibanyakin. Yang kayak gitu yang perlu disadari. Camilan lain seperti martabak manis, martabak keju, martabak cokelat, donat, es krim, itu juga sumber gula yang banyak. Jadi kita harus aware," jelas Aldis.
"Siasatinya bagaimana biar gula dikontrol? Misalkan saya suka manis, sumber kalori banyak itu kan di gulanya. Ganti gula ke gula rendah kalori atau kalau suka camilan kue-kue, ganti ke camilan buah. Lagi pula buah banyak benefit-nya, ada viber, vitamin. Selalu siap dengan botol sendiri, isi air mineral," tambahnya.
Sementara garam batasan konsumsi hariannya lima gram atau satu sendok teh per hari. Garam harus dibatasi, karena berhubungan dengan tekanan darah yang meninggi ketika mengonsumsi garam berlebih.
Aldis mengungkapkan, garam bisa membuat ginjal terganggu dalam mengontrol tekanan darah. Di satu sisi, garam bisa membuat darah banyak mengandung air karena garam menyerap air.
"Sebagian orang di dunia mengonsumsi garam lebih dari enam gram per hari dan di Asia mencapai lebih dari 12 gram. Sebesar 72%-76% konsumsi garam orang Asia berasal dari penambahan garam saat memasak dan makan. Jadi bukan dari makanannya, tapi dari proses memasaknya. Misalkan ditambahin kecap, tambahin saus," ungkap Aldis. ( )
"Kurangi garam dengan cara kurangi saus, kecap, atau sambal saat makan karena garamnya akan lebih rendah. Kalau bisa perbanyak rempah-rempah. Perbanyak rempah-rempah itu rasa makanan lebih kaya dan kita nggak perlu tambahin saus dan kecap. Tambahin bawang putih juga boleh, jamur-jamuran juga bisa menambah rasa gurih. Kurangi produk olahan atau siap saji, konsumsi buah dan sayur. Buah menyeimbangkan zat natrium dalam darah. Pilih produk rendah garam, snack rendah garam, dan kecap rendah garam," lanjutnya.
Sedangkan anjuran konsumsi lemak harian sebesar 67 gram atau lima sendok makan minyak. Meski lemak termasuk makronutrien dan dibutuhkan oleh tubuh, namun mengonsumsi lemak berlebih menyebabkan energi lebih tinggi dibanding nutrisi lain, berisiko obesitas dan penyakit kardiovaskular serta peningkatan kadar kolesterol jahat.
"Cara kontrolnya bagaimana? Kalau yang suka masak atau makan di resto, pilih makanan yang tidak digoreng, misalkan yang dibakar atau dioven cenderung minyaknya lebih rendah," tandasnya.
Penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi saat ini sudah menjadi penyakit umum yang semakin sering dijumpai di Indonesia. Bahkan stroke tercatat sebagai penyakit pembunuh tertinggi.
Penyakit-penyakit tersebut menurut Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood Moch Aldis Ruslialdi SKM CNWC, disebabkan oleh gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat dan teratur. ( )
"Kita tahu sekarang di luar COVID-19, trennya banyak penyakit yang berhubungan dengan lifestyle atau penyakit degeneratif, atau penyakit kronis biasa kita menyebutnya. Empat besar penyakit yang menyebabkan kematian adalah stroke, jantung, hipertensi, dan diabetes. Itu masuk ke dalem top of the top penyakit-penyakit yang banyak terjadi di Indonesia," kata Aldis dalam acara "Nutriclass", Selasa (16/6).
"Penyakit-penyakit tersebut memang berhubungan dengan lifestyle atau pola makan. Jadi beda, kalau zaman dulu banyak orang kena penyakit infeksi, virus, bakteri, kematian karena perang. Tapi, sekarang penyakit banyak berhubungan dengan lifestyle. Banyak orang kena diabetes, jantung, stroke," sambungnya.
Penyakit degeneratif bisa dicegah dengan beberapa cara. Salah satunya membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak).
Aldis menjelaskan, mengonsumsi gula berlebih bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas yang merupakan faktor risiko diabetes. Sementara itu, anjuran konsumsi gula harian per orang adalah 50 gram atau setara empat sendok teh.
"Kalau batasan sehari gula 4 sendok teh, 1 boba saja mau ngabisin jatah gula sehari. Kalau sudah minum boba, ya sudah nggak usah minum gula-gula yang lain atau olahraganya dibanyakin. Yang kayak gitu yang perlu disadari. Camilan lain seperti martabak manis, martabak keju, martabak cokelat, donat, es krim, itu juga sumber gula yang banyak. Jadi kita harus aware," jelas Aldis.
"Siasatinya bagaimana biar gula dikontrol? Misalkan saya suka manis, sumber kalori banyak itu kan di gulanya. Ganti gula ke gula rendah kalori atau kalau suka camilan kue-kue, ganti ke camilan buah. Lagi pula buah banyak benefit-nya, ada viber, vitamin. Selalu siap dengan botol sendiri, isi air mineral," tambahnya.
Sementara garam batasan konsumsi hariannya lima gram atau satu sendok teh per hari. Garam harus dibatasi, karena berhubungan dengan tekanan darah yang meninggi ketika mengonsumsi garam berlebih.
Aldis mengungkapkan, garam bisa membuat ginjal terganggu dalam mengontrol tekanan darah. Di satu sisi, garam bisa membuat darah banyak mengandung air karena garam menyerap air.
"Sebagian orang di dunia mengonsumsi garam lebih dari enam gram per hari dan di Asia mencapai lebih dari 12 gram. Sebesar 72%-76% konsumsi garam orang Asia berasal dari penambahan garam saat memasak dan makan. Jadi bukan dari makanannya, tapi dari proses memasaknya. Misalkan ditambahin kecap, tambahin saus," ungkap Aldis. ( )
"Kurangi garam dengan cara kurangi saus, kecap, atau sambal saat makan karena garamnya akan lebih rendah. Kalau bisa perbanyak rempah-rempah. Perbanyak rempah-rempah itu rasa makanan lebih kaya dan kita nggak perlu tambahin saus dan kecap. Tambahin bawang putih juga boleh, jamur-jamuran juga bisa menambah rasa gurih. Kurangi produk olahan atau siap saji, konsumsi buah dan sayur. Buah menyeimbangkan zat natrium dalam darah. Pilih produk rendah garam, snack rendah garam, dan kecap rendah garam," lanjutnya.
Sedangkan anjuran konsumsi lemak harian sebesar 67 gram atau lima sendok makan minyak. Meski lemak termasuk makronutrien dan dibutuhkan oleh tubuh, namun mengonsumsi lemak berlebih menyebabkan energi lebih tinggi dibanding nutrisi lain, berisiko obesitas dan penyakit kardiovaskular serta peningkatan kadar kolesterol jahat.
"Cara kontrolnya bagaimana? Kalau yang suka masak atau makan di resto, pilih makanan yang tidak digoreng, misalkan yang dibakar atau dioven cenderung minyaknya lebih rendah," tandasnya.
(tsa)