Ini Saran Dokter jika Kena Serangan Jantung atau Stroke saat Mudik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melakukan perjalanan mudik yang memakan waktu panjang dan melelahkan kerap memicu masalah kesehatan, seperti serangan jantung atau stroke yang memerlukan tindakan cepat dan komprehensif. Layanan emergensi pun penting dikunjungi pemudik jika terjadi masalah kegawatdaruratan.
Perlu diketahui bahwa serangan jantung atau stroke sangat berpengaruh pada waktu. Artinya, semakin cepat tindakan medis diberikan ke pasien, semakin tinggi kemungkinan keberhasilannya.
Pada kasus serangan jantung contohnya, golden period atau waktu terbaik untuk menyelamatkan nyawa adalah 90 menit pertama setelah gejala muncul. Disebut periode kritis karena banyak kematian terjadi pada rentan waktu ini akibat keterlambatan mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Ini Alasan Kemenkes Akan Jadikan Vaksinasi HPV sebagai Program Nasional
"Dalam penanganan kasus serangan jantung, waktu memang faktor yang sangat penting, karena otot jantung akan mulai mati dalam 80 hingga 90 menit setelah terhenti mendapatkan suplai darah akibat sumbatan total pada pembuluh darah," jelas dr. Ika K Dhanudibroto, SpJP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dalam pernyataan resminya, Jumat (22/4/2022).
Dokter Ika melanjutkan, tindakan Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary PCI) harus segera dilakukan untuk membuka sumbatan pembuluh darah yang menyebabkan serangan jantung.
"Agar penanganan serangan jantung optimal, layanan kesehatannya juga harus dilengkapi dengan laboratorium kateterisasi yang siap 24 jam untuk tindakan Primary PCI dengan mengikuti pedoman Internasional yaitu 'door to balloon' kurang dari 90 menit, seperti yang dilakukan oleh Cardiac Emergency Mayapada Hospital," terang dr. Ika.
Primary PIC sendiri adalah prosedur medis untuk mengembalikan aliran darah ke jantung pada kasus serangan jantung dengan memasukkan balon dan stent untuk melebarkan pembuluh darah.
Masalah stroke pun sangat berpacu pada waktu. Ketika seseorang sudah menunjukkan gejala stroke, perlu segera dibawa ke rumah sakit.
Standar protokol penanganan stroke dengan 'door to needle' adalah kurang dari 60 menit. Bagi pasien stroke sumbatan yang memenuhi kriteria waktu untuk dilakukan terapi trombolitik, waktu idealnya yaitu kurang dari 4,5 jam setelah muncul gejala stroke.
"Jangan anggap enteng stroke, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan detik hingga menit. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak, sehingga kecacatan bahkan kematian dapat dihindari," ungkap dr. Tri Wahyudi SpS, FINS, Dokter Spesialis Saraf dan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Tangerang.
Stroke bisa muncul karena dua alasan, akibat penyumbatan atau perdarahan. Untuk stroke sumbatan dapat langsung diberikan terapi trombolitik yaitu pengobatan melarutkan sumbatan pada pembuluh darah otak, melancarkan aliran darah, dan mencegah kerusakan jaringan dan organ dengan pengawasan dokter spesialis saraf.
Terapi lain yang bisa dilakukan untuk kasus stroke karena sumbatan adalah dengan tindakan invasif melalui prosedur intervensi endovaskular dan mechanical thrombectomy yang dilakukan di Lab Kateterisasi jika pasien tidak memenuhi kriteria untuk terapi trombolitik.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Lee Sung Kyung, Bintang Shooting Star yang Pernah Training Jadi Dokter
"Nah, untuk stroke perdarahan akan ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf yang juga siap 24 jam. Stroke akibat penyumbatan atau perdarahan dapat ditangani di Stroke Emergency Mayapada Hospital," tutup dr. Tri.
Perlu diketahui bahwa serangan jantung atau stroke sangat berpengaruh pada waktu. Artinya, semakin cepat tindakan medis diberikan ke pasien, semakin tinggi kemungkinan keberhasilannya.
Pada kasus serangan jantung contohnya, golden period atau waktu terbaik untuk menyelamatkan nyawa adalah 90 menit pertama setelah gejala muncul. Disebut periode kritis karena banyak kematian terjadi pada rentan waktu ini akibat keterlambatan mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Ini Alasan Kemenkes Akan Jadikan Vaksinasi HPV sebagai Program Nasional
"Dalam penanganan kasus serangan jantung, waktu memang faktor yang sangat penting, karena otot jantung akan mulai mati dalam 80 hingga 90 menit setelah terhenti mendapatkan suplai darah akibat sumbatan total pada pembuluh darah," jelas dr. Ika K Dhanudibroto, SpJP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi, Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dalam pernyataan resminya, Jumat (22/4/2022).
Dokter Ika melanjutkan, tindakan Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary PCI) harus segera dilakukan untuk membuka sumbatan pembuluh darah yang menyebabkan serangan jantung.
"Agar penanganan serangan jantung optimal, layanan kesehatannya juga harus dilengkapi dengan laboratorium kateterisasi yang siap 24 jam untuk tindakan Primary PCI dengan mengikuti pedoman Internasional yaitu 'door to balloon' kurang dari 90 menit, seperti yang dilakukan oleh Cardiac Emergency Mayapada Hospital," terang dr. Ika.
Primary PIC sendiri adalah prosedur medis untuk mengembalikan aliran darah ke jantung pada kasus serangan jantung dengan memasukkan balon dan stent untuk melebarkan pembuluh darah.
Masalah stroke pun sangat berpacu pada waktu. Ketika seseorang sudah menunjukkan gejala stroke, perlu segera dibawa ke rumah sakit.
Standar protokol penanganan stroke dengan 'door to needle' adalah kurang dari 60 menit. Bagi pasien stroke sumbatan yang memenuhi kriteria waktu untuk dilakukan terapi trombolitik, waktu idealnya yaitu kurang dari 4,5 jam setelah muncul gejala stroke.
"Jangan anggap enteng stroke, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan detik hingga menit. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak, sehingga kecacatan bahkan kematian dapat dihindari," ungkap dr. Tri Wahyudi SpS, FINS, Dokter Spesialis Saraf dan Neurointervensi dari Mayapada Hospital Tangerang.
Stroke bisa muncul karena dua alasan, akibat penyumbatan atau perdarahan. Untuk stroke sumbatan dapat langsung diberikan terapi trombolitik yaitu pengobatan melarutkan sumbatan pada pembuluh darah otak, melancarkan aliran darah, dan mencegah kerusakan jaringan dan organ dengan pengawasan dokter spesialis saraf.
Terapi lain yang bisa dilakukan untuk kasus stroke karena sumbatan adalah dengan tindakan invasif melalui prosedur intervensi endovaskular dan mechanical thrombectomy yang dilakukan di Lab Kateterisasi jika pasien tidak memenuhi kriteria untuk terapi trombolitik.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Lee Sung Kyung, Bintang Shooting Star yang Pernah Training Jadi Dokter
"Nah, untuk stroke perdarahan akan ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf yang juga siap 24 jam. Stroke akibat penyumbatan atau perdarahan dapat ditangani di Stroke Emergency Mayapada Hospital," tutup dr. Tri.
(nug)