Studi Terbaru: Pasien Long Covid-19 Alami Masalah Psikologi, 2 Gejala Ini Bertahan hingga 9 Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengalami Long Covid-19 terkadang tidak disadari oleh mereka yang pernah terinfeksi virus corona. Namun ada dua gejala yang lazimnya bertahan selama 9 bulan lebih yaitu kelelahan hingga tekanan psikologis.
Hal tersebut diungkap dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Infection menemukan bahwa selain kelelahan, sesak napas juga merupakan gejala umum yang berlangsung lama pada sekitar 20% peserta, lazim 9 bulan setelah pemulihan.
Penelitian ini mencatat bahwa sementara 18% pasien tidak kembali ke kesehatan fisik pra-Covid yang optimal, 19% melaporkan tekanan psikologis selama bulan kesembilan.
"Studi ini berkontribusi untuk mengidentifikasi populasi target dan konsekuensi Covid yang panjang untuk perencanaan intervensi pemulihan jangka panjang," ucap para peneliti dilansir Times of India, Senin (16/5/2022).
Dalam penelitiannya, para peneliti menemukan wanita lebih persistensi (penyakit kronis jangka panjang) selama hari ke 28 dan bulan kesembilan merupakan prediktor untuk tekanan psikologis.
Di sisi lain, Direktur Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Vensya Sitohang mengatakan Pandemi Covid-19 memberikan dampak di masyarakat. Pada sebagian orang, mengalami masalah gangguan mental neurologis dan juga penggunaan zat.
“Kondisi pandemi (Covid-19) memperparah ataupun semakin mempengaruhi kesehatan jiwa,” kata drg Vensya dalam laman resmi Kemenkes, Senin (16/5/2022).
Angka prevalensinya meningkat 1 sampai 2 kali lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Kelompok yang terpapar dengan gangguan jiwa pun berbeda-beda.
Lihat Juga: FKUI Ungkap Fakta Terbaru Penyakit Celiac di Indonesia, Prevalensi hingga Pasien yang Berisiko Tinggi
Hal tersebut diungkap dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Infection menemukan bahwa selain kelelahan, sesak napas juga merupakan gejala umum yang berlangsung lama pada sekitar 20% peserta, lazim 9 bulan setelah pemulihan.
Penelitian ini mencatat bahwa sementara 18% pasien tidak kembali ke kesehatan fisik pra-Covid yang optimal, 19% melaporkan tekanan psikologis selama bulan kesembilan.
"Studi ini berkontribusi untuk mengidentifikasi populasi target dan konsekuensi Covid yang panjang untuk perencanaan intervensi pemulihan jangka panjang," ucap para peneliti dilansir Times of India, Senin (16/5/2022).
Dalam penelitiannya, para peneliti menemukan wanita lebih persistensi (penyakit kronis jangka panjang) selama hari ke 28 dan bulan kesembilan merupakan prediktor untuk tekanan psikologis.
Di sisi lain, Direktur Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Vensya Sitohang mengatakan Pandemi Covid-19 memberikan dampak di masyarakat. Pada sebagian orang, mengalami masalah gangguan mental neurologis dan juga penggunaan zat.
“Kondisi pandemi (Covid-19) memperparah ataupun semakin mempengaruhi kesehatan jiwa,” kata drg Vensya dalam laman resmi Kemenkes, Senin (16/5/2022).
Angka prevalensinya meningkat 1 sampai 2 kali lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Kelompok yang terpapar dengan gangguan jiwa pun berbeda-beda.
Lihat Juga: FKUI Ungkap Fakta Terbaru Penyakit Celiac di Indonesia, Prevalensi hingga Pasien yang Berisiko Tinggi
(hri)