Pandemi Covid-19 Bisa Jadi Pelajaran Atasi Cacar Monyet hingga Virus Hendra
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua tahun lebih dunia diacak-acak oleh kemunculan virus Covid-19 membuat masyarakat semakin waspada terhadap munculnya penyakit baru. Penanganan pandemi Covid-19 bisa dijadikan pelajaran berharga untuk membendung kehadiran hepatitis akut, cacar monyet hingga virus Hendra agar tidak sampai menjadi pandemi. Baca terus News RCTI+ yang terus mengupdate perkembangan terkini soal pergerakan virus-vurus berbahaya tersebut.
Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia terus melandai, pemerintah pun mulai melonggarkan protokol Kesehatan. Hal ini ditandai dengan mulai diperbolehkannya masyarakat untuk melepas masker di area publik. Kondisi tersebut menjadi pertanda bagus untuk menurunkan level pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Meski demikian, masyarakat perlu menyadari Virus Covid-19 masih ada. Kemampuan virus ini untuk bermutasi hingga menyebabkan lonjakan penderita masih harus diwaspadai. Di negara lain bahkan Covid-19 masih merajalela, seperti yag terjadi di Korea Utara. Ini patut mendapat perhatian khusus. Apalagi di Korut tidak ada program vaksinasi, penduduk di sana hanya disarankan untuk minum teh sebagai penangkal penyebaran Covid-19.
Apa yang terjadi di Korut membuktikan bahwa Virus Covid-19 memang masih ada. Di dalam negeri pun meski jumlah penderita melandai, tetapi faktanya setiap hari masih ada penderita baru. Di saat pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang, muncul berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat berpotensi menjadi pandemi baru.
Misalnya saja, penyakit hepatitis akut yang misterius. Disebut misterius, karena para ahli belum bisa mengidentifikasi asal muasal virus ini dan bagaimana pola penyebarannya.
April lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mulai menginformasikan adanya penyebaran virus hepatitis misterius ini. Dimulai dari Jepang, lalu diikuti oleh negara-negara di Asia dan Amerika, mengkonfirmasi adanya penyakit hepatitis ini di negara mereka masing-masing.
Penyakit ini diketahui masuk ke Indonesia sejak awal Mei lalu. Hingga kini sudah diketahui ada 18 pasien terserang penyakit ini, dan 6 orang meninggal dunia. Belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengatasi penyakit ini, lagi-lagi WHO mengumumkan adanya cacar monyet yang menyerang daratan Eropa.
WHO bahkan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah lebih dari 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Kasus cacar monyet telah dilaporkan menyerang sejumlah negara, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris, serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.
Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia terus melandai, pemerintah pun mulai melonggarkan protokol Kesehatan. Hal ini ditandai dengan mulai diperbolehkannya masyarakat untuk melepas masker di area publik. Kondisi tersebut menjadi pertanda bagus untuk menurunkan level pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Meski demikian, masyarakat perlu menyadari Virus Covid-19 masih ada. Kemampuan virus ini untuk bermutasi hingga menyebabkan lonjakan penderita masih harus diwaspadai. Di negara lain bahkan Covid-19 masih merajalela, seperti yag terjadi di Korea Utara. Ini patut mendapat perhatian khusus. Apalagi di Korut tidak ada program vaksinasi, penduduk di sana hanya disarankan untuk minum teh sebagai penangkal penyebaran Covid-19.
Apa yang terjadi di Korut membuktikan bahwa Virus Covid-19 memang masih ada. Di dalam negeri pun meski jumlah penderita melandai, tetapi faktanya setiap hari masih ada penderita baru. Di saat pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang, muncul berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat berpotensi menjadi pandemi baru.
Misalnya saja, penyakit hepatitis akut yang misterius. Disebut misterius, karena para ahli belum bisa mengidentifikasi asal muasal virus ini dan bagaimana pola penyebarannya.
April lalu Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mulai menginformasikan adanya penyebaran virus hepatitis misterius ini. Dimulai dari Jepang, lalu diikuti oleh negara-negara di Asia dan Amerika, mengkonfirmasi adanya penyakit hepatitis ini di negara mereka masing-masing.
Penyakit ini diketahui masuk ke Indonesia sejak awal Mei lalu. Hingga kini sudah diketahui ada 18 pasien terserang penyakit ini, dan 6 orang meninggal dunia. Belum juga ditemukan cara ampuh untuk mengatasi penyakit ini, lagi-lagi WHO mengumumkan adanya cacar monyet yang menyerang daratan Eropa.
WHO bahkan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah cacar monyet pada Jumat (20/5/2022) waktu setempat. Pertemuan dilakukan setelah lebih dari 100 kasus dikonfirmasi atau dicurigai di Eropa. Kasus cacar monyet telah dilaporkan menyerang sejumlah negara, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris, serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.