Kenapa Penderita Gagal Jantung Tidak Disarankan Banyak Minum? Ini Kata Dokter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak dari kita mungkin kerap mendengar minum yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, saran tersebut tidak berlaku untuk penderita gagal jantung .
Bukan tanpa alasan penderita gagal jantung tidak disarankan banyak minum. Pasalnya, itu berkaitan dengan meminimalisir kerusakan jantung yang malah bisa membahayakan nyawa si penderita.
"Salah satu keluhan pasien gagal jantung adalah bengkak, misal ada tumpukkan cairan di paru-paru," jelas dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Pokja Gagal Jantung PERKI) dalam webinar, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Manfaat Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka Puasa bagi Kesehatan
Dokter Nauli mengibaratkan paru-paru itu seperti balon. Balon tersebut melar karena kondisinya tidak memompa darah dengan baik akibat kerusakan otot. Alhasil, banyak darah di dalam paru-paru yang menyebabkan darah tidak terpompa secara maksimal.
"Tadinya bisa memompa darah 5 liter, tapi gara-gara gagal jantung, cuma bisa 1-2 liter. Karena kondisi itu, banyak darah yang tidak terdistribusi melainkan menumpuk di paru dan kantung jantung sebelah kanan," tutur dr. Nauli.
Kondisi itu yang membuat pasien gagal jantung tidak boleh menerima banyak cairan dari luar. Sebab, darah yang di dalam saja harus dikendalikan, makanya cairan pun harus dikontrol agar tidak menambah beban masalah dari jantung dan paru-paru pasien.
"Salah satu terapi yang diberikan ke pasien gagal jantung adalah obat yang membuat dia jadi sering pipis. Ini dimaksudkan agar tidak ada cairan yang menambah beban kerja jantung dan paru-paru pasien," kata dia.
Lantas, berapa takaran cairan yang direkomendasikan dokter untuk pasien gagal jantung?
Baca juga: Ini Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh Menurut Medis
Secara umum, kata dr. Nauli, pasien gagal jantung itu hanya direkomendasikan 900-1.200 ml air per 1x24 jam. Kalau lebih, sekali lagi, itu akan memengaruhi kualitas jantung dan paru-paru pasien.
Bukan tanpa alasan penderita gagal jantung tidak disarankan banyak minum. Pasalnya, itu berkaitan dengan meminimalisir kerusakan jantung yang malah bisa membahayakan nyawa si penderita.
"Salah satu keluhan pasien gagal jantung adalah bengkak, misal ada tumpukkan cairan di paru-paru," jelas dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA, Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Pokja Gagal Jantung PERKI) dalam webinar, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Manfaat Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka Puasa bagi Kesehatan
Dokter Nauli mengibaratkan paru-paru itu seperti balon. Balon tersebut melar karena kondisinya tidak memompa darah dengan baik akibat kerusakan otot. Alhasil, banyak darah di dalam paru-paru yang menyebabkan darah tidak terpompa secara maksimal.
"Tadinya bisa memompa darah 5 liter, tapi gara-gara gagal jantung, cuma bisa 1-2 liter. Karena kondisi itu, banyak darah yang tidak terdistribusi melainkan menumpuk di paru dan kantung jantung sebelah kanan," tutur dr. Nauli.
Kondisi itu yang membuat pasien gagal jantung tidak boleh menerima banyak cairan dari luar. Sebab, darah yang di dalam saja harus dikendalikan, makanya cairan pun harus dikontrol agar tidak menambah beban masalah dari jantung dan paru-paru pasien.
"Salah satu terapi yang diberikan ke pasien gagal jantung adalah obat yang membuat dia jadi sering pipis. Ini dimaksudkan agar tidak ada cairan yang menambah beban kerja jantung dan paru-paru pasien," kata dia.
Lantas, berapa takaran cairan yang direkomendasikan dokter untuk pasien gagal jantung?
Baca juga: Ini Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh Menurut Medis
Secara umum, kata dr. Nauli, pasien gagal jantung itu hanya direkomendasikan 900-1.200 ml air per 1x24 jam. Kalau lebih, sekali lagi, itu akan memengaruhi kualitas jantung dan paru-paru pasien.
(nug)