7 Sayur Penurun Kolesterol Tinggi, Banyak Protein dan Nontepung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengubah gaya hidup sehat menjadi salah satu opsi dalam meredam kolesterol tinggi. Salah satunya rajin mengonsumsi sayur, yang banyak bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan hidup sehat, itu sama seperti mengurangi dampak buruk kolesterol yakni penyakit jantung . Istilah diet digunakan untuk menjaga asupan agar mengontrol kolesterol, terutama meningkatkan kolesterol baik.
"Mengapa kita bahkan peduli dengan kolesterol? Karena itu merupakan faktor risiko penyakit jantung. Jadi, yang sebenarnya kami coba cegah adalah penyakit jantung," ungkap ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD, seperti dilansir Cleveland Clinic, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Kasus Meninggal Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah 7 Orang, Ini Kata Kemenkes
Lantas, sayur apa aja yang tepat untuk menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Berikut 7 sayur yang dapat membantu Anda.
1. Asparagus
2. Kubis Brussel
3. Brokoli
4. Wortel
5. Tomat
6. Paprika/Kentang
7. Seledri
Sayuran di atas dikatakan cocok untuk dimasukkan ke dalam piring untuk menurunkan kolesterol. Pasalnya, sayuran tersebut tergolong nontepung, sehingga mengandung banyak protein dan bisa dijadikan sayur penurun kolesterol tinggi.
"Meningkatkan jumlah sayuran nontepung dan mengurangi jumlah pati (seperti nasi, kentang, pasta, dan roti) yang dimakan dapat membantu menurunkan trigliserida (lemak darah yang mirip dengan kolesterol) yang bisa sama berisikonya jika meningkat untuk mengembangkan jantung. penyakit," jelas Zumpano.
Untuk diketahui, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi jika Anda mengalaminya.
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), skrining kolesterol pertama seseorang harus dilakukan antara usia 9-11, dan kemudian diulang setiap lima tahun setelah itu.
NHLBI merekomendasikan agar pemeriksaan kolesterol dilakukan setiap 1-2 tahun untuk pria berusia 45-65 tahun dan untuk wanita berusia 55-65 tahun.
Baca juga: Tuberkulosis pada Anak, Bisakah Dicegah?
Jika hasil tes tidak dalam rentang yang diinginkan, dokter mungkin merekomendasikan pengukuran yang lebih sering. Dokter juga menyarankan tes lebih sering, jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau faktor risiko lain, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
Dengan hidup sehat, itu sama seperti mengurangi dampak buruk kolesterol yakni penyakit jantung . Istilah diet digunakan untuk menjaga asupan agar mengontrol kolesterol, terutama meningkatkan kolesterol baik.
"Mengapa kita bahkan peduli dengan kolesterol? Karena itu merupakan faktor risiko penyakit jantung. Jadi, yang sebenarnya kami coba cegah adalah penyakit jantung," ungkap ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD, seperti dilansir Cleveland Clinic, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Kasus Meninggal Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah 7 Orang, Ini Kata Kemenkes
Lantas, sayur apa aja yang tepat untuk menurunkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Berikut 7 sayur yang dapat membantu Anda.
1. Asparagus
2. Kubis Brussel
3. Brokoli
4. Wortel
5. Tomat
6. Paprika/Kentang
7. Seledri
Sayuran di atas dikatakan cocok untuk dimasukkan ke dalam piring untuk menurunkan kolesterol. Pasalnya, sayuran tersebut tergolong nontepung, sehingga mengandung banyak protein dan bisa dijadikan sayur penurun kolesterol tinggi.
"Meningkatkan jumlah sayuran nontepung dan mengurangi jumlah pati (seperti nasi, kentang, pasta, dan roti) yang dimakan dapat membantu menurunkan trigliserida (lemak darah yang mirip dengan kolesterol) yang bisa sama berisikonya jika meningkat untuk mengembangkan jantung. penyakit," jelas Zumpano.
Untuk diketahui, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala. Tes darah adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi jika Anda mengalaminya.
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), skrining kolesterol pertama seseorang harus dilakukan antara usia 9-11, dan kemudian diulang setiap lima tahun setelah itu.
NHLBI merekomendasikan agar pemeriksaan kolesterol dilakukan setiap 1-2 tahun untuk pria berusia 45-65 tahun dan untuk wanita berusia 55-65 tahun.
Baca juga: Tuberkulosis pada Anak, Bisakah Dicegah?
Jika hasil tes tidak dalam rentang yang diinginkan, dokter mungkin merekomendasikan pengukuran yang lebih sering. Dokter juga menyarankan tes lebih sering, jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau faktor risiko lain, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
(nug)