Jamur Enoki Bisa Sebabkan Bakteri Listeria, Benarkah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat orang meninggal dan 31 orang dirawat di rumah sakit karena bakteri listeria, yang kemungkinan disebabkan karena mengkonumsi jamur enoki dari perusahaan Korea, Sun Hong Foods.
Sun Hong Foods menyadari masalah ini setelah pemberitahuan oleh situs Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) bahwa sampel produk yang diuji oleh Negara Bagian Michigan ditemukan positif listeria monocytogenes.
Setelah kejadian ini, Sun Hong Foods menarik semua jamur enoki di pasaran. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan bahwa empat kematian terjadi di California, Hawaii dan New Jersey.
CDC telah mendapatkan 36 laporan orang yang terinfeksi dari 17 negara. Enam kasus melibatkan wanita hamil, dua di antaranya keguguran. "Jangan makan, menyajikan, atau menjual jamur enoki yang ditarik kembali yang didistribusikan oleh Sun Hong Foods, Inc," kata CDC di situs webnya seperti dilansir dari CNN. (Baca juga: Cara Menghindari Depresi di Tengah Pandemi ).
Listeriosis menyebabkan gejala yang berbeda pada orang yang berbeda. Untuk sebagian besar, gejala termasuk sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, demam, nyeri otot dan kejang. Wanita hamil dapat memiliki gejala yang sama tetapi infeksi bakteri juga dapat menyebabkan keguguran, bayi terlahir meninggal, kelahiran prematur atau infeksi yang mengancam jiwa untuk bayi baru lahir.
Gejala biasanya muncul mulai satu hingga empat minggu setelah makan makanan yang terkontaminasi. Infeksi bakteridapat diobati dengan antibiotik. Selain itu, pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian RI juga mengungkapkan bahwa jamur enoki terbukti mengandung listeria.
"Dua hari yang lalu kita telah memusnahkan jamur enoki, karena beberapa negara di Australia, Amerika dan beberapa negara lain, telah menginfokan bahwa jamur enoki mengandung listeria," kata Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yasid Taufik saat Webinar Keamanan Pangan di Era New Normal, Rabu (24/6/2020).
Lantas, benarkah jamur enoki bisa menyebabkan wabah listeria?
Jamur enoki dibudidayakan secara komersial. Jamur ini berwarna putih dan berbentuk panjang, tipis dan merupakan bahan populer untuk sup terutama dalam masakan Asia Timur, hingga mi dan salad serta hidangan lainnya. Jamur enoki memiliki tekstur yang renyah dan dapat disimpan di lemari es selama kurang lebih satu minggu.
Dilansir CDC, bakteri listeria dapat bertahan hidup dalam suhu dingin dan dapat dengan mudah menyebar ke makanan dan permukaan lainnya, terutama mencemari makanan yang dikelola di lingkungan tidak highienis.
CDC menyarankan seseorang yang memiliki jamur enoki di dapur mereka, penting untuk mencuci dan membersihkan permukaan dan wadah yang mungkin bersentuhan dengan jamur tersebut.
Di sisi lian, CDC juga menekankan bahwa jamur enoki yang sudah lewat masa simpannya, tidak untuk dijual dan dikonsumsi. (Baca juga: Resmi! Park Bo Gum Jalani Wamil 31 Agustus Mendatang ).
Sementara, peneliti kesehatan masyarakat menggunakan sistem PulseNet untuk mengidentifikasi penyakit yang merupakan bagian dari wabah ini. PulseNet adalah jaringan subtipe nasional kesehatan masyarakat dan laboratorium badan pengawas makanan yang dikoordinasikan oleh CDC.
Sidik jari DNA dilakukan pada bakteri Listeria yang diisolasi dari orang sakit dengan menggunakan laboratorium standar dan metode analisis data yang disebut pengurutan seluruh genom (WGS). CDC PulseNet mengelola database nasional dari urutan ini yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan wabah.
Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri yang diisolasi dari orang sakit berhubungan erat secara genetik. Ini berarti bahwa orang dalam wabah ini cenderung berbagi sumber infeksi yang sama.
Sun Hong Foods menyadari masalah ini setelah pemberitahuan oleh situs Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) bahwa sampel produk yang diuji oleh Negara Bagian Michigan ditemukan positif listeria monocytogenes.
Setelah kejadian ini, Sun Hong Foods menarik semua jamur enoki di pasaran. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan bahwa empat kematian terjadi di California, Hawaii dan New Jersey.
CDC telah mendapatkan 36 laporan orang yang terinfeksi dari 17 negara. Enam kasus melibatkan wanita hamil, dua di antaranya keguguran. "Jangan makan, menyajikan, atau menjual jamur enoki yang ditarik kembali yang didistribusikan oleh Sun Hong Foods, Inc," kata CDC di situs webnya seperti dilansir dari CNN. (Baca juga: Cara Menghindari Depresi di Tengah Pandemi ).
Listeriosis menyebabkan gejala yang berbeda pada orang yang berbeda. Untuk sebagian besar, gejala termasuk sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, demam, nyeri otot dan kejang. Wanita hamil dapat memiliki gejala yang sama tetapi infeksi bakteri juga dapat menyebabkan keguguran, bayi terlahir meninggal, kelahiran prematur atau infeksi yang mengancam jiwa untuk bayi baru lahir.
Gejala biasanya muncul mulai satu hingga empat minggu setelah makan makanan yang terkontaminasi. Infeksi bakteridapat diobati dengan antibiotik. Selain itu, pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian RI juga mengungkapkan bahwa jamur enoki terbukti mengandung listeria.
"Dua hari yang lalu kita telah memusnahkan jamur enoki, karena beberapa negara di Australia, Amerika dan beberapa negara lain, telah menginfokan bahwa jamur enoki mengandung listeria," kata Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Yasid Taufik saat Webinar Keamanan Pangan di Era New Normal, Rabu (24/6/2020).
Lantas, benarkah jamur enoki bisa menyebabkan wabah listeria?
Jamur enoki dibudidayakan secara komersial. Jamur ini berwarna putih dan berbentuk panjang, tipis dan merupakan bahan populer untuk sup terutama dalam masakan Asia Timur, hingga mi dan salad serta hidangan lainnya. Jamur enoki memiliki tekstur yang renyah dan dapat disimpan di lemari es selama kurang lebih satu minggu.
Dilansir CDC, bakteri listeria dapat bertahan hidup dalam suhu dingin dan dapat dengan mudah menyebar ke makanan dan permukaan lainnya, terutama mencemari makanan yang dikelola di lingkungan tidak highienis.
CDC menyarankan seseorang yang memiliki jamur enoki di dapur mereka, penting untuk mencuci dan membersihkan permukaan dan wadah yang mungkin bersentuhan dengan jamur tersebut.
Di sisi lian, CDC juga menekankan bahwa jamur enoki yang sudah lewat masa simpannya, tidak untuk dijual dan dikonsumsi. (Baca juga: Resmi! Park Bo Gum Jalani Wamil 31 Agustus Mendatang ).
Sementara, peneliti kesehatan masyarakat menggunakan sistem PulseNet untuk mengidentifikasi penyakit yang merupakan bagian dari wabah ini. PulseNet adalah jaringan subtipe nasional kesehatan masyarakat dan laboratorium badan pengawas makanan yang dikoordinasikan oleh CDC.
Sidik jari DNA dilakukan pada bakteri Listeria yang diisolasi dari orang sakit dengan menggunakan laboratorium standar dan metode analisis data yang disebut pengurutan seluruh genom (WGS). CDC PulseNet mengelola database nasional dari urutan ini yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan wabah.
Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri yang diisolasi dari orang sakit berhubungan erat secara genetik. Ini berarti bahwa orang dalam wabah ini cenderung berbagi sumber infeksi yang sama.
(tdy)