Terbatasnya Informasi Bakal Hambat Upaya Menurunkan Jumlah Perokok

Kamis, 30 Juni 2022 - 07:08 WIB
loading...
Terbatasnya Informasi Bakal Hambat Upaya Menurunkan Jumlah Perokok
Informasi yang keliru dan terbatas dapat menimbulkan keraguan di kalangan perokok dewasa. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan berharap pemerintah bisa mendukung perluasan akses informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun kantong nikotin.

Menurutnya, informasi yang keliru dan terbatas dapat menimbulkan keraguan di kalangan perokok dewasa, sehingga menghambat mereka untuk beralih dari kebiasaannya.

"Informasi mengenai produk tembakau alternatif saat ini lebih banyak disampaikan oleh pelaku usaha dan asosiasi konsumen, sehingga jangkauannya sangat terbatas," kata Paido dalam keterangan persnya,Kamis(30/6/2022).

Baca juga: Ahli Sebut Ganja Medis Berisiko Sebabkan Ketergantungan, Penggunaan Harus Diawasi Ketat

Saat ini, sambung Paido, kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif sudah banyak dilakukan, baik di dalam maupun luar negeri. Akan tetapi, hasil riset tersebut belum dimanfaatkan pemerintah dalam menyebarkan informasi kepada publik.

"Puluhan juta perokok di Indonesia akhirnya tidak mempunyai kesempatan untuk memilih produk tembakau alternatif dengan risiko yang jauh lebih rendah," ujar dia.

Kendati demikian, Paido memastikan bahwa asosiasi konsumen akan terus menyosialisasikan tentang manfaat dari produk tembakau alternatif kepada masyarakat, terutama para perokok dewasa. Sumber informasi berasal dari sejumlah hasil kajian ilmiah yang sudah dipublikasikan.

"Agar masyarakat mendapatkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga sudah cerdas dalam mencari dan memilih informasi yang mereka butuhkan,” ungkapnya.

Senada dengan Paido, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar), Ariyo Bimmo mengatakan jika penyebaran informasi yang komprehensif mengenai produk tembakau alternatif di publik masih belum masif. Tak hanya itu, informasi yang beredar cenderung keliru, penuh prasangka, dan asimetris.

Baca juga: Pakar IDI: Belum Ada Bukti Ganja Medis Lebih Baik dari Obat Lain

"Adalah suatu paradoks ketika produk yang semestinya menjadi alternatif yang lebih rendah risiko, namun diberitakan sebagai sesuatu yang jangan dipilih," ucap Bimmo.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2059 seconds (0.1#10.140)