Bersahabat dengan Autoimun Cara Positif bagi Penderita untuk Nikmati Hidup

Minggu, 24 Juli 2022 - 22:29 WIB
loading...
Bersahabat dengan Autoimun...
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI (kanan) memberi pemaparan dalam seminar Obat Terbaik Dunia Produk Anak Bangsa belum lama ini. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Autoimun masih menjadi momok bagi sebagian masyarakat di Tanah Air. Pasalnya tidak ada informasi akurat yang beredar bagaimana sebenarnya penanganan penyakit yang dijuluki dengan penyakit seribu wajah itu.

Autoimun merupakan penyakit ketidakseimbangan sel kekebalan tubuh yang dapat menyerang sel dan organ tubuh sendiri. Berbagai gejala bisa ditimbulkan oleh penyakit tersebut, seperti nyeri otot, kelelahan hingga rambut rontok. Jadi, bagaimana dengan penanganan bagi si penderita?

Menjawab pertanyaan tersebut, Samasta Intergrated Center, klinik kesehatan yang juga menangani pengobatan autoimun, bersama Biotek Farmasi Indonesia pada Jumat (22/7/2022) lalu mengadakan seminar hybrid bertajuk Obat Terbaik Dunia Produk Anak Bangsa.

Seminar ini menghadirkan pembicara Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni). Dalam pemaparannya, dr Iris menyebutkan bahwa tidak ada perawatan yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun. Dokter dan obat-obatan hanya dapat mengontrol respons imun yang terlalu aktif serta menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan.

Dokter Iris juga menuturkan bahwa pasien autoimun yang ditanganinya cukup beragam latar belakang hingga usianya. Untuk meringankan dan menyembuhkan mereka secara perlahan, dia menyarankan kepada pasien agar melakukan diet gluten.

"Pengalaman saya, kita banyak berkomunikasi dengan ahli-ahli autoimun lain, mencoba supaya diet gluten free," ungkapnya.

Dokter Iris menyarankan untuk diet gluten karena ditengarai ada satu protein di tepung terigu atau tepung gandum, yang sering kali men-triger terjadinya kebocoran usus untuk orang-orang dengan autoimun.

"Dengan diet gluten untuk sementara waktu, bisa lebih efektif hingga mereka terlepas dari obat-obatan yang selama ini dikonsumsi," ujarnya.

Sementara itu, pasien autoimun pun harus diberikan support atau dorongan positif dari lingkungannya. Hal ini karena berkaitan dengan keadaan psikis dari orang yang menderita penyakit tersebut. "Betul, harus terus didukung supaya lebih semangat untuk sembuh," katanya.

Pada kesempatan yang sama diperkenalkan pula obat terobosan baru dari Biotek Farmasi Indonesia, yaitu Viradef dan Regimun. Diketahui bahwa selama ini penanganan autoimun adalah dengan immunosuppressant, yakni menekan imun dan sejenisnya. Penekanan terhadap sistem imun sendiri sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam waktu panjang lebih dari 5 hari karena mengakibatkan efek yang fatal pada jangka pendek, menengah dan panjang bagi si penderita.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2535 seconds (0.1#10.140)