Saran dari Para Ahli untuk Cegah Silent Killer Menyerang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Risiko stroke terjadi di luar kendali manusia yaitu bisa dikarenakan jenis kelamin, ras, usia, dan riwayat keluarga. Bahkan stroke bisa disebut sebagai silent killer. Penyakit ini dapat merenggut nyawa seseorang begitu saja. Pencegahan perlu dilakukan sejak dini.
Pola dan gaya hidup dapat memengaruhi kemungkinan terkena stroke. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Divisi Gangguan Serebrovaskular di University of Iowa, dr. Harold P. Adams, M.D. Dokter Harold juga memberikan tips pencegahan agar tidak terserang stroke, berikut ulasannya.
1. Ketahui Gejala Stroke
Gejala peringatan stroke sering kali datang secara tiba-tiba dan singkat. Tetapi gejalanya terlihat dengan jelas yaitu seperti kehilangan penglihatan mata, bicara namun tak bisa dipahami, sakit kepala, dan kekakuan pada beberapa bagian tubuh.
"Bicara cadel atau tidak bisa dipahami, kehilangan penglihatan di satu atau kedua mata, ketidakseimbangan buruk atau rasa berputar, sakit kepala yang luar biasa parah, merasa lemah, mati rasa, serta kekakuan bagian tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki," terang dr. Harold Adams.
2. Periksa Keadaan Tubuh
Ahli saraf Victor, dr. Philip B. Gorelick, M.D., mengatakan bahwa pasien harus menjaga diri mereka sendiri dan mengetahui kondisi kesehatan tubuh mereka. "Pasien harus mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik, kadar kolesterol, kadar gula darah, berat badan, asupan kalori harian dan jumlah menit mereka berolahraga setiap hari,” terang dr. Philip.
Pasien dengan obesitas, diabetes, tekanan darah tiggi, dan peningkatan kadar kolestrol berisiko lebih tinggi terkena stroke.
3. Mengubah Diet
Pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan ikan, jadi salah satu hal yang dapat memperbaiki risiko stroke. Namun, dr. Gorelick menyarankan untuk memakai piring salad kecil saat makan malam agar menjaga jumlah makanan yang dimakan tetap pada jumlah yang wajar. Sedangkan untuk makan siang cukup mengonsumsi sandwich rendah lemak dan kalori.
Pola dan gaya hidup dapat memengaruhi kemungkinan terkena stroke. Hal ini dijelaskan oleh Direktur Divisi Gangguan Serebrovaskular di University of Iowa, dr. Harold P. Adams, M.D. Dokter Harold juga memberikan tips pencegahan agar tidak terserang stroke, berikut ulasannya.
1. Ketahui Gejala Stroke
Gejala peringatan stroke sering kali datang secara tiba-tiba dan singkat. Tetapi gejalanya terlihat dengan jelas yaitu seperti kehilangan penglihatan mata, bicara namun tak bisa dipahami, sakit kepala, dan kekakuan pada beberapa bagian tubuh.
"Bicara cadel atau tidak bisa dipahami, kehilangan penglihatan di satu atau kedua mata, ketidakseimbangan buruk atau rasa berputar, sakit kepala yang luar biasa parah, merasa lemah, mati rasa, serta kekakuan bagian tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki," terang dr. Harold Adams.
2. Periksa Keadaan Tubuh
Ahli saraf Victor, dr. Philip B. Gorelick, M.D., mengatakan bahwa pasien harus menjaga diri mereka sendiri dan mengetahui kondisi kesehatan tubuh mereka. "Pasien harus mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik, kadar kolesterol, kadar gula darah, berat badan, asupan kalori harian dan jumlah menit mereka berolahraga setiap hari,” terang dr. Philip.
Pasien dengan obesitas, diabetes, tekanan darah tiggi, dan peningkatan kadar kolestrol berisiko lebih tinggi terkena stroke.
3. Mengubah Diet
Pola makan yang sehat, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan ikan, jadi salah satu hal yang dapat memperbaiki risiko stroke. Namun, dr. Gorelick menyarankan untuk memakai piring salad kecil saat makan malam agar menjaga jumlah makanan yang dimakan tetap pada jumlah yang wajar. Sedangkan untuk makan siang cukup mengonsumsi sandwich rendah lemak dan kalori.