Sejarah Penyakit Cacar Monyet di Dunia, Kasus Pertama Ditemukan di Kongo

Sabtu, 30 Juli 2022 - 13:57 WIB
loading...
A A A
Selanjutnya, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Gejala lainnya yaitu demam, letih atau lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot.

Sedangkan untuk gejala awal cacar monyet bisa dapat berlangsung selama 1-3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan. Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk cacar monyet.

Pada Mei 2022, sejumlah kasus terdeteksi pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan dengan perjalanan ke Afrika. Bahkan, sebagian besar yang terdampak adalah gay, dan Eropa jadi pusat wabah terbaru.



Akhir Mei lalu, Afrika Selatan telah bersiap memberikan vaksin yang efektif untuk melawan cacar monyet pada mereka yang melakukan kontak dekat dengan pasien.

Baca juga: Perdalam Ilmu Agama Islam, Laudya Cynthia Bella Fokus Tingkatkan Ketakwaan

Pada 21 Juli, WHO melakukan pertemuan guna membahas status penyakit tersebut. Dan, akhirnya, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan cacar monyet sebagai PHEIC atau darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada Sabtu pekan lalu.

(MG-Nurhalimah Zahra)
(nug)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2012 seconds (0.1#10.140)