Jangan Abaikan Cacar Monyet, Isolasi Karantinanya Bisa Habiskan Waktu 4 Minggu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Amerika Serikat telah deklarasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan publik. Terkait hak tersebut, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengimbau pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan wacana serupa dalam waktu dekat.
Mengikuti perkembangan kasus yang sedang terjadi adalah langkah yang tepat untuk meminimalisir 'kolaps' yang bisa saja terjadi karena tidak adanya kesiapan merespons cacar monyet ini.
"Ketika AS sudah mengeluarkan pernyataan darurat kesehatan masyarakat untuk cacar monyet, artinya seluruh negara termasuk Indonesia tidak boleh abai apalagi tidak peduli, bahkan meremehkan cacar monyet," papar Dicky Budiman saat dihubungi MNC Portal, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: AS Deklarasi Darurat Cacar Monyet, Indonesia Tetap Harus Waspada
"Cacar monyet harus dianggap serius saat ini. Itu artinya, Indonesia sudah harus menguatkan sistem pencegahan mulai dari surveilans, testing dan tracing, pun memikirkan bagaimana jika nanti ditemukan kasus positif, apalagi jika ditemukannya di pintu masuk," jelas dia.
Permasalahan ini menjadi perhatian Dicky, lantaran ketika kasus cacar monyet terdeteksi di pintu masuk, dipastikan pasien akan menjalani isolasi karantina untuk memastikan virus tidak menyebar di masyarakat.
"Nah, beda dari Covid-19, waktu isolasi karantina cacar monyet itu lama sekali, bisa sampai 4 minggu. Kalau ditemukan kasus, di mana si pasien akan diisolasi dan siapa yang menanggung pembiayaan perlu dipikirkan mulai dari sekarang oleh pemerintah Indonesia," terang Dicky Budiman.
Oleh karenanya, Dicky sangat berharap pemerintah Indonesia memberi perhatian lebih kepada cacar monyet dan mulai mempersiapkan wacana status darurat kesehatan masyarakat, terhitung dari sekarang hingga 4 minggu ke depan.
"Kalau amit-amit nanti ditemukan kasus positif cacar monyet, dengan persiapan yang matang, termasuk ketersediaan obat dan vaksin, wabah cacar monyet tidak akan mengganggu masyarakat," ungkap Dicky Budiman.
Baca juga: Viral! Nenek Menikah Lagi, Cucu-cucunya Masih Jomblo Meratap Bersama
"Selain itu, masyarakat yang terkonfirmasi positif pun tidak ragu untuk datangi fasilitas kesehatan, karena stigma yang melekat pada penyakit ini bisa diatasi dengan strategi komunikasi yang tepat," lanjut dia.
Mengikuti perkembangan kasus yang sedang terjadi adalah langkah yang tepat untuk meminimalisir 'kolaps' yang bisa saja terjadi karena tidak adanya kesiapan merespons cacar monyet ini.
"Ketika AS sudah mengeluarkan pernyataan darurat kesehatan masyarakat untuk cacar monyet, artinya seluruh negara termasuk Indonesia tidak boleh abai apalagi tidak peduli, bahkan meremehkan cacar monyet," papar Dicky Budiman saat dihubungi MNC Portal, Jumat (5/8/2022).
Baca juga: AS Deklarasi Darurat Cacar Monyet, Indonesia Tetap Harus Waspada
"Cacar monyet harus dianggap serius saat ini. Itu artinya, Indonesia sudah harus menguatkan sistem pencegahan mulai dari surveilans, testing dan tracing, pun memikirkan bagaimana jika nanti ditemukan kasus positif, apalagi jika ditemukannya di pintu masuk," jelas dia.
Permasalahan ini menjadi perhatian Dicky, lantaran ketika kasus cacar monyet terdeteksi di pintu masuk, dipastikan pasien akan menjalani isolasi karantina untuk memastikan virus tidak menyebar di masyarakat.
"Nah, beda dari Covid-19, waktu isolasi karantina cacar monyet itu lama sekali, bisa sampai 4 minggu. Kalau ditemukan kasus, di mana si pasien akan diisolasi dan siapa yang menanggung pembiayaan perlu dipikirkan mulai dari sekarang oleh pemerintah Indonesia," terang Dicky Budiman.
Oleh karenanya, Dicky sangat berharap pemerintah Indonesia memberi perhatian lebih kepada cacar monyet dan mulai mempersiapkan wacana status darurat kesehatan masyarakat, terhitung dari sekarang hingga 4 minggu ke depan.
"Kalau amit-amit nanti ditemukan kasus positif cacar monyet, dengan persiapan yang matang, termasuk ketersediaan obat dan vaksin, wabah cacar monyet tidak akan mengganggu masyarakat," ungkap Dicky Budiman.
Baca juga: Viral! Nenek Menikah Lagi, Cucu-cucunya Masih Jomblo Meratap Bersama
"Selain itu, masyarakat yang terkonfirmasi positif pun tidak ragu untuk datangi fasilitas kesehatan, karena stigma yang melekat pada penyakit ini bisa diatasi dengan strategi komunikasi yang tepat," lanjut dia.
(nug)