5 Cara Asyik Rayakan World Tourism Day di Lombok, Khusus yang Suka Tantangan!

Jum'at, 09 September 2022 - 07:00 WIB
loading...
A A A
Kite surfing adalah aktivitas meluncur di atas air menggunakan papan selancar yang ditarik oleh parasut mengikuti arah angin. Olahraga ini tidak hanya memerlukan kemampuan menjaga keseimbangan di atas papan selancar, tetapi juga keahlian untuk mengontrol arah angin menggunakan parasut.

Kite surfing merupakan salah satu aktivitas sport tourism andalan Kabupaten Lombok Timur. Bahkan setiap tahun, Kabupaten Lombok Timur menggelar ‘Kaliantan Kite Surfing Festival’ yang tahun ini akan dilaksanakan pada bulan November.

Buat Sindoners yang ingin mencoba olahraga ini, spot terbaik untuk melakukannya adalah di Pantai Kaliantan dan Teluk Ekas yang keduanya berada di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.

3. Motocross
Motocross bukanlah hal yang baru di Pulau Lombok. Komunitas crosser telah terbentuk lama di pulau ini. Mereka kerap menjadi pembuka jalur terabas untuk menjelajah hutan. Buat para crosser profesional, sekarang Pulau Lombok telah memiliki sebuah sirkuit motocross bertaraf Internasional yang telah lulus homologasi dari IMI (Ikatan Motor Indonesia) dan siap menggelar ajang motocross nasional maupun internasional.

Para komunitas crosser juga bisa mengadakan acara mereka sendiri di Lantan 459 Motocross International Circuit yang berlokasi di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

4. Jet Ski
Sindoners suka berkendara dengan kecepatan tinggi? Jangan lakukan hal itu di jalanan umum, tapi bermainlah jet ski. Nikmati sensasi berkendara di atas air dengan kecepatan yang bisa disesuaikan dengan nyalimu seperti saat mengendarai sepeda motor. Jika belum pernah mengendari jet ski, di Lombok kamu bisa mencobanya di beberapa tempat seperti Senggigi, Pantai Nipah, dan Kuta Mandalika.

5. Tari Peresean
Suka menonton acara pertarungan duel di televisi atau kamu penyuka olahraga pertarungan itu sendiri? Sindoners mungkin akan menyukai salah satu tarian khas Suku Sasak yang melibatkan 2 orang petarung yang menari sambil saling pukul menggunakan cambuk rotan dan perisai diiringi alunan suara gendang beleq untuk menyemangati mereka.

Peresean bukan sekadar tarian biasa. Pada awalnya Peresean merupakan bagian dari salah satu ritual adat Suku Sasak untuk meminta hujan pada saat kemarau panjang melanda, khususnya di daerah bagian selatan seperti Kuta Mandalika dan sekitarnya. Dua petarung yang berlaga dalam ritual tersebut adalah orang-orang pilihan yang mewakili beberapa dusun.

Ritual ini akan dianggap berhasil jika salah satu dari petarung mengalami luka dan darahnya menetes ke tanah. Cukup mengerikan, bukan?

Seiring berkembangnya zaman, fungsi dari Peresean ikut berubah. Banyak yang menjadikannya sebagai pertunjukan khusus pada saat upacara adat, tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai sebuah tarian penyambut tamu karena adanya unsur tari dalam gerakan peresean dan adanya iringan musik tradisional.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)