Podcast Aksi Nyata Perindo: Mental Health Perlu Dipupuk Sejak Dini, Ini Alasannya

Minggu, 16 Oktober 2022 - 18:43 WIB
loading...
Podcast Aksi Nyata Perindo: Mental Health Perlu Dipupuk Sejak Dini, Ini Alasannya
Ike Suharjo, Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo dalam podcast Aksi Nyata Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental, di YouTube Partai Perindo, Minggu (16/10/2022). Foto/Tangkapan layar YouTube Partai Perindo
A A A
JAKARTA - Kesehatan mental pada anak perlu dipupuk sejak dini, hal ini bertujuan untuk menghindari gangguan kejiwaan. Hal tersebut disampaikan oleh Ike Suharjo, Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo.

Ia menyoroti bahwa gangguan jiwa bisa terkadang tanpa disadari. Hal seriusnya ialah mengganggu kesehatan tubuh dan bisa mempengaruhi kondisi mental seseorang.

"Sudah seharusnya wawasan (mentalness) terkait mental health ini sudah dikenalkan sejak dini, mulai dari waktu sekolah di masa pubertas," ungkap Ike Suharjo, Juru Bicara Nasional DPP Partai Perindo dalam podcast Aksi Nyata Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental, di YouTube Partai Perindo, Minggu (16/10/2022).

"kalau bicarakan soal mental health itu akan berimbas kepada fisik. Pikiran juga nyambung dengan mental health, jadi kalau mental health bermasalah otomatis akan fisik berimbas," ucapnya.



Dalam penjelasannya, mental health terbagi dua yaitu psikotik dan non psikotik. Menurutnya seseorang dengan gangguan dalam pikiran, tidak membedakan mana realita dan bukan.

Sementara non-psikotik disampaikan sebagai gangguan mental yang bisa menyebabkan seseorang cemas berlebihan. Hingga bisa memengaruhi kepribadian seseorang, seperti anti sosial.

"Apa itu skotik? dia merasa individu mengalami hidup dia tidak bis membedakan apa itu realita seperti alami halusinasi dan depresi. Non sikotik, apa yang seharusnya tidak masuk dalam pikirannya, tapi dipikirkan," ungkap Ike .

"Ini menimbulkan depresi atau gangguan kecemasan berlebihan terus gangguan kepribadian anti sosial sampai fobia," jelasnya.

Sekadar informasi, dalam diagnosis gangguan psikotik, dokter akan mengambil riwayat medis dan kejiwaan dan mungkin melakukan pemeriksaan fisik singkat.

Orang tersebut mungkin mendapatkan tes darah dan terkadang pencitraan otak (seperti pemindaian MRI), untuk menyingkirkan penyakit fisik atau penggunaan narkoba seperti kokain atau LSD.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1863 seconds (0.1#10.140)