Semangat Satu Rasa, Rasanya Indonesia Menggelora di FJB 2022

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 16:06 WIB
loading...
Semangat Satu Rasa,...
Festival Jajanan Bango (FJB) 2022 mengangkat tema Kenali Rasanya Indonesia yang selaras dengan makna peringatan Hari Sumpah Pemuda. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Momentum Hari Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober menginspirasi terciptanya seruan tentang persatuan dalam hal cita rasa masakan Indonesia. Adalah brand kecap Bango yang menggagas seruan ini lewat gelaran festival kuliner terbesar besutannya.

Setelah dua tahun digelar secara virtual akibat pandemi Covid-19, Festival Jajanan Bango (FJB) akhirnya kembali menyapa langsung para pecinta masakan Nusantara, khususnya di Jakarta. Tahun ini, FJB dihelat di Plaza Timur dan Parkir Timur GBK Senayan pada 28-30 Okober 2022.

Sebanyak 90 penjaja kuliner legendaris dari Sabang sampai Merauke dihadirkan agar para penikmat masakan Nusantara dapat mengeksplorasi ragam menu yang mungkin belum pernah dicicipi. Dengan begitu, makanan khas Indonesia bisa semakin dikenal, terutama oleh generasi muda sehingga kelestariannya tetap terjaga.



Menurut Direktur Nutrition PT Unilever Indonesia Amaryllis Esti Wijono, hal itulah yang menjadi latar belakang dihelatnya FJB sejak 2005. Unilever melalui Bango ingin secara konsisten menjalankan purpose mereka, yakni melestarikan kuliner autentik Indonesia.

“FJB merupakan katalisator untuk memulai komitmen bersama dalam melestarikan kuliner Indonesia," ujar Amaryllis atau akrab dipanggil Lilis saat pembukaan FJB 2022 di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Lilis menambahkan, tahun ini FJB mengangkat tema Kenali Rasanya Indonesia yang dianggap selaras dengan makna peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kita tahu, isi Sumpah Pemuda yang digelorakan pada 28 Oktober 1928 berisi tiga hal penting, yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Secara kreatif, komitmen persatuan itu pun diadopsi oleh Bango dengan menggaungkan simbol semangat Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Rasa, Rasanya Indonesia.

"Semangat Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Rasa, Rasanya Indonesia juga menyatukan seluruh masyarakat untuk mengenali, merayakan, dan melestarikan aneka kelezatan kuliner Nusantara,” ungkap Lilis.

Salah satu implementasi dari semangat tersebut adalah dibuatnya satu gerakan oleh Bango bertajuk #PejuangRasanyaIndonesia. Gerakan ini merupakan inisiatif untuk membangkitkan keingintahuan, kebanggaan, serta rasa memiliki masyarakat terhadap keanekaragaman kuliner khas Ibu Pertiwi. Dengan begitu, masyarakat pun dapat ikut berperan dalam melestarikan masakan Indonesia.



Sejak September 2022, Bango menggelar aktivasi digital secara masif yang menggerakkan seluruh #PejuangRasanyaIndonesia untuk mengeksplorasi dan saling berbagi pengetahuan tentang kekayaan kuliner Nusantara. Gerakan ini diawali dengan tayangan podcast yang menghadirkan selebriti Raditya Dika dan pakar kuliner William Wongso. Diskusi tersebut telah memicu urgensi pengenalan kekayaan kuliner Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda yang bakal meneruskan upaya-upaya pelestarian makanan khas negeri ini.

William Wongso tak menampik, masih banyak masyarakat, terutama generasi muda, yang belum menyadari keunikan kuliner Indonesia.

"Contoh sederhananya rendang. Banyak yang belum sadar bahwa di Sumatera Barat ada 900 nagari atau desa yang memiliki komposisi bahan serta bumbu yang berbeda untuk mengolah rendang. Pengetahuan seperti inilah yang perlu disebarluaskan agar kita bisa mengenali, mengapresiasi, dan akhirnya melestarikan ragam cita rasa serta bahan autentik, kearifan lokal, hingga perpaduan budaya yang menyatu di dalam kekayaan kuliner kita," papar William Wongso.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki sedikitnya 3.259 ragam kuliner autentik. Namun, baru segelintir yang dikenali oleh masyarakat.

William Wongso mengungkapkan, masih banyak yang tidak tahu bahwa bangsa ini memiliki 104 jenis nasi goreng, 252 ragam sate, lebih dari 100 varian soto, hingga 322 macam sambal.

Begitu pun pengetahuan tentang kuliner khas daerah. Ambil contoh, di ranah kuliner Minangkabau baru rendang yang kenal, pempek dari Palembang, atau gudeg asal Yogyakarta. Padahal, makanan khas Minangkabau yang tercatat ada 220 jenis, masakan Palembang 200-an jenis, dan kuliner khas Yogyakarta lebih dari 192 jenis.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)