7 Budaya Pacaran yang Sebenarnya Toxic tapi Diromantisasi
loading...
A
A
A

Foto: Samson Katt/Pexels
Kerap jadi perdebatan hingga sekarang, budaya laki-laki yang harus membayar semuanya sebenarnya didukung oleh penelitian Marisa Cohen pada 2016 dalam jurnal berjudul It’s not you, it’s me…no, actually it’s you: Perceptions of what makes a first date successful or not. Di sana dikatakan bahwa perempuan akan merasa lebih tertarik pada pria yang menawarkan diri untuk membayar saat kencan.
Namun, bila pengeluaran kencan terlalu besar dan kondisi keuangan sedang buruk, tentu akan menimbulkan permasalahan baru. Oleh karena itu, sebaiknya komunikasikan dan sepakati bersama tentang bagaimana dan siapa yang akan membayar biaya kencan.
3. Masih Mengejar-ngejar saat Ditolak atau Diputusi

Foto:Trinity Kubassek/Pexels
Mungkin kamu pernah menonton film romantis dengan adegan karakter pria masih mengejar-ngejar perempuan yang disukainya saat ditolak atau diputusi. Tak sedikit juga film dengan adegan yang memperlihatkan karakter pria diam-diam mengikuti mantannya dari jauh untuk mengetahui keadaannya setelah putus.
Kalau kamu berpikir ini adalah hal yang romantis, sebenarnya dalam kehidupan nyata hal ini sudah termasuk tindakan menguntit dan bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib.
4. Menarik Tangan Pacar secara Paksa saat Cemburu

Foto: Keira Burton/Pexels
Menarik tangan pacar secara paksa saat cemburu jadi salah satu adegan lain yang paling sering muncul dalam film-film romantis sejak dulu sampai sekarang. Namun kenyataannya, hanya segelintir orang yang menyadari bahwa perilaku ini sudah termasuk kekerasan dalam pacaran.
Lihat Juga :