7 Budaya Pacaran yang Sebenarnya Toxic tapi Diromantisasi
loading...
A
A
A
Sayangnya, dalam kehidupan nyata sering kali kita menemukan para perempuan justru terjebak hubungan beracun dengan bad boy karena ingin mengubah pasangannya menjadi lebih baik seperti dalam novel. Padahal, perubahan sikap seseorang berada di luar kendali kita.
Baca Juga: Makna Lagu dan Video The Astronaut, Jin BTS jadi Alien Tampan yang Pilih Tinggal di Bumi
7. Terlalu Terpaku pada Kriteria Bibit, Bebet, Bobot
![7 Budaya Pacaran yang Sebenarnya Toxic tapi Diromantisasi]()
Foto:Mubariz Mehdizadeh/Unsplash
Ingin punya pasangan yang berasal dari keluarga baik (bibit), memiliki status sosial ekonomi yang baik (bebet), serta berpendidikan dan memiliki kepribadian yang baik (bobot) memang diidamkan semua orang. Para orang tua sejak dulu pun selalu mengimpikan calon menantu berdasarkan kriteria bibit, bebet, bobot hingga sering dijadikan standar.
Namun kenyataannya bibit, bebet, dan bobot ini tak selamanya bisa menjadi acuan, sebab latar belakang keluarga, status sosial, dan tingkat pendidikan tak sepenuhnya menggambarkan pribadi seseorang.
GenSINDO
Rastianta Rinandani
Universitas Negeri Jakarta
Baca Juga: Makna Lagu dan Video The Astronaut, Jin BTS jadi Alien Tampan yang Pilih Tinggal di Bumi
7. Terlalu Terpaku pada Kriteria Bibit, Bebet, Bobot

Foto:Mubariz Mehdizadeh/Unsplash
Ingin punya pasangan yang berasal dari keluarga baik (bibit), memiliki status sosial ekonomi yang baik (bebet), serta berpendidikan dan memiliki kepribadian yang baik (bobot) memang diidamkan semua orang. Para orang tua sejak dulu pun selalu mengimpikan calon menantu berdasarkan kriteria bibit, bebet, bobot hingga sering dijadikan standar.
Namun kenyataannya bibit, bebet, dan bobot ini tak selamanya bisa menjadi acuan, sebab latar belakang keluarga, status sosial, dan tingkat pendidikan tak sepenuhnya menggambarkan pribadi seseorang.
GenSINDO
Rastianta Rinandani
Universitas Negeri Jakarta
(ita)
Lihat Juga :