Sandiaga Uno Targetkan Labuan Bajo Dikunjungi 1,5 Juta Wisatawan per Tahun

Senin, 31 Oktober 2022 - 23:36 WIB
loading...
Sandiaga Uno Targetkan...
Menparekraf Sandiaga Uno menargetkan Labuan Bajo dikunjungi 1,5 juta wisatawan per tahun. Sandiaga pun terus mengembangkan pariwisata Labuan Bajo. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dikunjungi 1,5 juta wisatawan per tahun. Untuk mewujudkan hal tersebut, Sandiaga pun terus mengembangkan pariwisata Labuan Bajo.

Sandiaga mengatakan pengembangan dan penataan kawasan serta infrastruktur di Labuan Bajo ditargetkan sepenuhnya selesai pada 2024. Termasuk bandara yang kini telah dibangun, agar semakin mempermudah wisatawan berkunjung ke salah satu destinasi super prioritas tersebut.

"Airport telah kita bangun, fasilitas juga sudah kita siapkan dan ini adalah investasi awal. Untuk penataan kawasan Labuan Bajo sudah dikucurkan Rp4 triliun lebih dan fasilitasnya sudah bisa kita nikmati sekarang," kata Sandiaga dalam kegiatan The Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin (31/10/2022).

Adapun penataan yang dilakukan sejak 2020 tersebut antara lain penataan bandara, pelabuhan peti kemas, pelabuhan pariwisata, waterfront, homestay, pengembangan SDM, dan produk ekraf hingga acara.

Kemudian dalam waktu dekat setelah KTT G20, juga akan dibuka penerbangan langsung internasional dari Singapura, Australia, serta Kuala Lumpur ke Labuan Bajo.



Labuan Bajo, dijelaskan Sandiaga diproyeksikan juga akan menjadi destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) unggulan dan akan dikembangkan yacht tourism juga wisata minat khusus.

"Baru saja saya kembali dari Labuan Bajo bersama dengan Menteri Kesehatan Singapura Mr Ong Ye Kung dan memperlihatkan, mengenalkan Labuan Bajo. Ia baru pertama kali ke sana dan sangat terpesona dengan indahnya dan unique selling point dari Labuan Bajo," jelas Sandiaga.

"Ini menjadi potensi destinasi wisata terbaik bukan hanya di Indonesia dan Asia Tenggara, tapi juga dunia. Labuan Bajo juga akan menjadi destinasi circular economy serta pengembangan green tourism dan ecotourism dengan energi baru dan terbarukan," lanjutnya.

Sementara itu, terkait dengan tarif masuk Taman Nasional Komodo, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk melakukan penundaan hingga Januari 2023. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo pun menyampaikan aspirasi agar biaya konservasi yang sebelumnya dijadikan dasar dalam menaikkan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo, dapat menjadi opsi yang bisa dipilih oleh wisatawan.

Menurut Sandiaga, saat ini dihadapkan pada keputusan kebijakan biaya konservasi tersebut dan sudah saring. Sandiaga juga berharap agar disiapkan sistem atau skema opsional.



"Bukan mengacu pada sistem yang mewajibkan tapi memberikan opsi atau voluntary base untuk biaya tambahan konservasi," papar Sandiaga.

Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menyebut pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagian besar merekomendasikan untuk mempertimbangkan kembali kenaikan tarif Taman Nasional Komodo dan bisa dibuat sistem opsional.

Nantinya, para wisatawan dapat memilih untuk berkontribusi lebih untuk biaya konservasi atau tidak. "Karena kaitannya melihat hingga tahun depan ini masih banyak calon wisatawan yang ragu untuk memutuskan datang ke Labuan Bajo," ucap Shana.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)