Alasan Nikita Mirzani Ogah Dirawat di RS usai Alami Saraf Kejepit

Minggu, 06 November 2022 - 18:35 WIB
loading...
Alasan Nikita Mirzani...
Nikita Mirzani sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banten lantaran mengalami saraf kejepit, selama menjalani masa penahanan di Rutan Klas IIB Serang. Foto/Dok.Sindonews
A A A
JAKARTA - Nikita Mirzani sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banten lantaran mengalami saraf kejepit, selama menjalani masa penahanan di Rutan Klas IIB Serang.

Seharusnya menjalani rawat inap di RS, rupanya wanita 36 tahun meminta untuk dipulangkan ke Rutan karena merasa tidak nyaman selama menjalani perawatan. Sehingga ia meminta dipulangkan ke Rutan, untuk melanjutkan proses penahanan selama 20 hari kedepan.

Hal ini disampaikan oleh kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid melalui zoom meeting, Minggu (6/11/2022). Dia menjelaskan kondisi kliennya kini semakin membaik, setelah dipulangkan dari RS.

"Kemaren dibawa pulang, kalau lamanya sudah cukup lama, saraf kejepit nggak bisa di prediksi. Salah jalan salah duduk tergelincir, kalau dokter harus dirawat," ujar Fahmi.



Disinggung soal terapi bakal dijalani selama proses penahanan di Rutan Kelas IIB Serang, Fahmi enggan berkomentar banyak, lantaran dirinya belum menemui kliennya.

"Kalau terapi kedokteran, mungkin di Rutan ada ibu-ibu, mba-mba mungkin di pijet, gosok. Kita nggak tau, urusan ibu ibu," ucapnya.

"Nggak ada saraf kejepit mungkin di urut, gosok gosok yang bisa membuat Niki nyaman. Biasanya kalau nggak diterapi harus di operasi, karena itu penyakit lama,"tambahnya.

Sementara itu soal mental putri Nikita Mirzani, Laura Meizani Nasseru Asry atau biasa dikenal Loli, dijelaskannya kalau kondisi putri kliennya baik-baik saja.

"Loli sudah siap, udah dewasa sekali, bisa mengawasi adik-adiknya," tutur Fahmi Bahmid.

Sekadar diketahui, Saraf kejepit dapat terjadi akibat sebagian atau seluruh bagian lunak pada tulang belakang tertekan ke dalam bagian lunak piringan sendi.

Tulang belakang terdiri dari 24 tulang yang disebut dengan vertebrata dan tersusun di atas satu sama lain. Susunan tulang ini berfungsi untuk membentuk tabung untuk melindungi sumsum tulang belakang dan saraf yang menghubungkan sinyal perintah antara otak dan otot.

Di antara masing-masing tulang tersebut terdapat piringan sendi berbentuk datar dan bulat. Piringan ini bekerja sebagai bantalan untuk meredam tekanan saat berjalan atau berlar.

Saat bantalan melemah, tulang bisa bergeser atau bahkan pecah. Akibatnya, bagian lunak menyerupai jelly pada piringan sendi bisa bocor melalui celah di antara tulang.

Kondisi ini disebut juga dengan hernia nukleus pulposus (HNP). Cairan yang bocor bisa menimbulkan tekanan pada saraf dan menyebabkan sensasi saraf terjepit.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1042 seconds (0.1#10.140)