Rayhan Farqi, Filmmaker Muda Asal Bandung dengan Karya Seni Multidimensi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rayhan Farqi, filmmaker muda asal Bandung, memahami pentingnya kualitas sinematografi untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi ide-ide melalui media film serta konten konkret lain.
Farqi mendirikan dua rumah produksi untuk menyokong produksi karya-karya audiovisual dengan fokus berbeda, yaitu Studio Sinema dan Small Space.
Studio Sinema adalah perusahaan produksi layanan lengkap, mulai storyboard hingga film dengan pendekatan orisinalitas dan kreativitas. Farqi berkomitmen untuk menghidupkan ide-ide dengan konten sinematik berbasis naratif asli melalui kerja produksi yang dapat diandalkan.
Sementara Small Space adalah platform musik yang mewadahi para seniman serta musisi untuk merilis musik dengan bahasa visual yang mereka impikan. Farqi dan tim bekerja untuk mengembangkan seni multidimensi dari berbagai pertunjukan musik live sebagai kreator.
"Saya merasa perlu 'terjun' sekarang karena lanskap media berubah dengan sangat cepat, memberdayakan audiens dengan pilihan-pilihan yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya beberapa filmmaker yang telah menemukan cara untuk berbicara 'bahasa' yang berkembang dari generasi ini tanpa memudar menjadi white noise. Saya merancang diri saya untuk bekerja secara artist-friendly above all else dan tetap menganut kualitas tertinggi di setiap karya dengan ide-ide yang tidak konvensional," papar Farqi melalui keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Farqi merupakan seorang director, cinematographer, editor, dan colorist. Sejak 2018, ia sudah berkarya dalam pembuatan video untuk sejumlah musisi lokal seperti Efek Rumah Kaca, Elephant Kind, Agatha Pricilla, GANGGA, Loner Lunar, Feel Koplo, White Corus, Oscar Lolang, dan Mojowojo.
Farqi juga pernah dinobatkan sebagai finalis CAP Jabar (Curated Amazing Product for Jawa Barat): Creative Media Award 2021 berkat karya dokumenter edukasionalnya terkait penyakit cleft lip and palate yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
"Saya bertujuan mewujudkan sesuatu yang rasanya sangat personal bagi saya. Saya adalah penggiat on-demand bagi para pelaku seni dan proyek perfilman yang tanpa pamrih ingin menyampaikan sesuatu untuk -dan bersama- masyarakat, yakni emosi, perasaan, dan pengalaman yang menghubungkan kita semua. In this overstimulated time, saya berfokus untuk mengembangkan dan menumbuhkan ekspresi-ekspresi mentah menjadi sesuatu yang impactful dalam media film atau konten video," terang Rayhan Farqi.
Awal karier sebagai fotografer di awal 2017, Farqi kemudian tertarik pada seni gambar bergerak dari film-film yang menginspirasinya. Ia pun merasa tertantang untuk menjadi filmmaker Indonesia dengan kualitas internasional.
Saat ini Farqi sedang fokus mengerjakan projek yang akan dibawa ke berbagai festival film di tahun 2023.
Farqi mendirikan dua rumah produksi untuk menyokong produksi karya-karya audiovisual dengan fokus berbeda, yaitu Studio Sinema dan Small Space.
Studio Sinema adalah perusahaan produksi layanan lengkap, mulai storyboard hingga film dengan pendekatan orisinalitas dan kreativitas. Farqi berkomitmen untuk menghidupkan ide-ide dengan konten sinematik berbasis naratif asli melalui kerja produksi yang dapat diandalkan.
Sementara Small Space adalah platform musik yang mewadahi para seniman serta musisi untuk merilis musik dengan bahasa visual yang mereka impikan. Farqi dan tim bekerja untuk mengembangkan seni multidimensi dari berbagai pertunjukan musik live sebagai kreator.
"Saya merasa perlu 'terjun' sekarang karena lanskap media berubah dengan sangat cepat, memberdayakan audiens dengan pilihan-pilihan yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya beberapa filmmaker yang telah menemukan cara untuk berbicara 'bahasa' yang berkembang dari generasi ini tanpa memudar menjadi white noise. Saya merancang diri saya untuk bekerja secara artist-friendly above all else dan tetap menganut kualitas tertinggi di setiap karya dengan ide-ide yang tidak konvensional," papar Farqi melalui keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Farqi merupakan seorang director, cinematographer, editor, dan colorist. Sejak 2018, ia sudah berkarya dalam pembuatan video untuk sejumlah musisi lokal seperti Efek Rumah Kaca, Elephant Kind, Agatha Pricilla, GANGGA, Loner Lunar, Feel Koplo, White Corus, Oscar Lolang, dan Mojowojo.
Farqi juga pernah dinobatkan sebagai finalis CAP Jabar (Curated Amazing Product for Jawa Barat): Creative Media Award 2021 berkat karya dokumenter edukasionalnya terkait penyakit cleft lip and palate yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
"Saya bertujuan mewujudkan sesuatu yang rasanya sangat personal bagi saya. Saya adalah penggiat on-demand bagi para pelaku seni dan proyek perfilman yang tanpa pamrih ingin menyampaikan sesuatu untuk -dan bersama- masyarakat, yakni emosi, perasaan, dan pengalaman yang menghubungkan kita semua. In this overstimulated time, saya berfokus untuk mengembangkan dan menumbuhkan ekspresi-ekspresi mentah menjadi sesuatu yang impactful dalam media film atau konten video," terang Rayhan Farqi.
Awal karier sebagai fotografer di awal 2017, Farqi kemudian tertarik pada seni gambar bergerak dari film-film yang menginspirasinya. Ia pun merasa tertantang untuk menjadi filmmaker Indonesia dengan kualitas internasional.
Saat ini Farqi sedang fokus mengerjakan projek yang akan dibawa ke berbagai festival film di tahun 2023.
(tsa)