Ibu yang Tak Bahagia saat Hamil Berpeluang Melahirkan Bayi Prematur

Selasa, 29 November 2022 - 08:26 WIB
loading...
Ibu yang Tak Bahagia saat Hamil Berpeluang Melahirkan Bayi Prematur
Ibu yang tak bahagia saat hamil berpeluang melahirkan bayi prematur. Ibu yang tidak bahagia setelah melahirkan juga bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Foto/Getty Images
A A A
JAKARTA - Ibu yang tak bahagia saat hamil berpeluang melahirkan bayi prematur . Ibu yang tidak bahagia setelah melahirkan juga bisa menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak, serta membahayakan diri dan sang buah hati.

Ibu yang sedang mengandung atau hamil cenderung lebih mellow dan stres. Hal itu dipaparkan oleh dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG.

"Selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada wanita, dari mulai fisik hingga psikis, serta yang tidak tampak yakni perubahan hormonal," jelas dr. Dara pada keterangan resminya, Senin (29/11/2022).

Pada trimester pertama, hormon yang meningkat dalam tubuh wanita antara lain hormon estrogen dan progesteron. Terdapat pula hormon kehamilan yang muncul, yaitu hormon meta chorionic gonadotropin yang kerap mengakibatkan mual dan muntah.



"Makanya nggak heran trimester pertama sekitar 75 persen - 80 persen ibu hamil pasti mual. Nah, yang 20 persen nggak mual atau istilahnya hamil kebo," jelas dr. Dara.

Ketiga hormon itu cukup berpengaruh pada perubahan psikis ibu hamil, sehingga menjadi lebih sedih, menangis, dan mudah marah. Hal itu selaras dengan survei yang dilakukan oleh aplikasi Teman Bumil pada 1.504 ibu hamil. Survei tersebut menunjukan, bahwa 64,6 persen ibu hamil mengaku lebih mellow dan sering sedih. Sementara 38,4 persen responden mengaku jadi lebih stres ketika hamil.

Selain masalah hormonal, ada sejumlah faktor eksternal yang bisa menjadi penyebab ibu tidak bahagia atau stres. Kondisi finansial yang belum stabil sebanyak 44,3 persen dan menempati urutan pertama. Kemudian faktor yang berada di peringkat kedua yaitu masalah kehamilan yang cukup menggangu, dengan total 35,8 persen. Di posisi ketiga ada faktor belum tau dan sulit menyiapkan biaya persalinan sebanyak 23,9 persen.

Masih harus bekerja untuk mengurus pekerjaan rumah tangga sendirian 21,5 persen, dan menjalani kehamilan sambil mengurus anak 20,7 persen. Meski masalah kebanyakan terjadi di trimester pertama, kondisi psikis yang naik turun dapat berlanjut hingga trimester kedua, dan trimester ketiga. Tapi, hal yang paling mengganggu yaitu di trimester kedua, biasanya terkait bentuk fisik.



Sementara untuk di trimester ketiga, dr. Dara mengungkapkan bahwa ibu hamil kerap stres terkait proses persalinan yang akan dilakukannya. Meski hormon berperan besar, kesedihan pada ibu hamil tak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena akan ada dampak secara tidak langsung.

"Contoh dampak secara tidak langsung itu ada, seperti ibu-ibu yang bersedih berkepanjangan berpotensi mengalami persalinan prematur, bisa juga anaknya kecil. Kita istilahkan BBLR (bayi berat lahir rendah)," ujar dr. Dara.

Selain itu, ketika para ibu hamil sedih dan banyak pikiran, mereka bisa menjadi malas makan atau makan tidak teratur. Hal itu mengakibatkan janin kekurangan nutrisi lalu mengalami BBLR.

Kemudian, ada juga yang sampai tidak menjaga kebersihan diri, hingga berisiko tubuh terpapar banyak bakteri. Bakteri juga bisa masuk dari vagina ke dalam rahim, dan menginfeksi selaput ketuban yang dapat memperbesar potensi mengalami ketuban pecah dini dan persalinan prematur.

(dra)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1956 seconds (0.1#10.140)